Apa itu Narrative Text?

Dalam kaidah Bahasa Inggris, terdapat berbagai jenis text atau tulisan yang salah satunya adalah Narrative Text. Pembahasan kali ini akan mengulas lebih dalam mengenai apa itu Narrative Text, apa saja jenisnya, dan bagaimana karakteristiknya. Serta tentunya akan diulas juga contoh Narrative Text untuk melengkapi pemahaman mengenai jenis text yang satu ini.
Narrative Text?
Sesuai dengan namanya, Narrative Text merupakan tulisan narasi yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian tertentu dalam bentuk fiktif atau imajinasi. Hal ini perlu diperhatikan bahwa Narrative Text bukanlah suatu fakta yang sesungguhnya, melainkan cerita-cerita buatan manusia. Narrative Text disampaikan secara kronologis sehingga pembaca dapat memahami isi dari cerita tersebut.
Narrative Text dibuat dengan tujuan menghibur pembaca dengan jalan cerita yang disuguhkan, dan terkadang memiliki nilai-nilai yang bisa dipetik sebagai pelajaran di dalamnya. Jenis text ini bisa kamu temui di pelajaran Bahasa Inggris, atau pada ujian Bahasa Inggris di sesi reading.
Selain itu, Narrative Text memiliki berbagai jenis cerita mulai dari dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Fairytale (dongeng)
- Fable (cerita tentang hewan)
- Myth (mitos tentang suatu tempat atau kejadian)
- History (cerita sejarah)
- Romance (cerita romantis)
- Horror (cerita misteri)
Dan masih banyak lagi jenis cerita dalam Narrative Text yang bisa ditemukan dalam tulisan berbahasa Inggris. Untuk lebih memahaminya, pada bagian selanjutnya akan diulas mengenai karakteristik dan struktur pada Narrative Text.
Karakteristik Narrative Text
Agar dapat mengenali Narrative Text dan membedakannya dengan jenis text lain, kita perlu memahami karakteristiknya. Berikut adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh Narrative Text:
- Specific Character
Karakteristik pertama yang dimiliki Narrative Text adalah adanya specific character atau karakter spesifik yang menjadi tokoh dalam cerita. Narrative Text selalu memiliki tokoh yang menjalankan jalan cerita secara keseluruhan, dan tokoh-tokoh itu dituliskan dengan spesifik. Misalnya Cinderella, Ariel, Snow White (Putri Salju), The Dwarfs (para kurcaci), The Mouse Deer (si kancil), The Monkey (si monyet), dan lain sebagainya.
- Past Tense
Tulisan dalam Narrative Text disampaikan dalam bentuk past tense, yang berarti dituliskan dalam bentuk kata kerja lampau atau verb 2. Jadi dalam menarasikan cerita dalam Narrative Text, pastikan kalau kata kerja yang digunakan dalam bentuk lampau.
- Time Conjunction and Adverb of Time
Karena Narrative Text disampaikan secara kronologis, penggunaan time conjuction dan adverb of time sangatlah penting. Time conjuction adalah konjungsi atau kata penghubung waktu untuk menjelaskan kronologis kejadian, seperti when, before, after, dan lain sebagainya. Sedangkan adverb of time merupakan adverb atau kata keterangan untuk menunjukkan waktu terjadinya suatu peristiwa, seperti once upon a time dan lain sebagainya.
- Action Verb
Karakateristik Narrative Text yang selanjutnya adalah penggunaan action verb, yaitu verb atau kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan. Dan seperti yang sudah diulas pada bagian sebelumnya, pastikan bahwa action verb yang di dalam Narrative Text berbentuk past tense atau kata kerja lampau. Beberapa contoh action verb tersebut adalah walked (berjalan), said (berkata), run (berlari), laughed (tertawa), cried (menangis), dan lain sebagainya.
- Direct Speech
Karakteristik terakhir yang tak kalah pentingnya dalam Narrative Text adalah adanya direct speech, yaitu ucapan langsung yang diucapkan oleh tokoh dalam cerita. Biasanya direct speech disampaikan dalam bentuk dialog antar tokoh sehingga cerita terasa lebih hidup dan dipahami lebih baik oleh pembaca.
Namun berbeda dengan jenis kalimat lain dalam Narrative Text, direct speech dituliskan dalam bentuk present tense atau kata kerja sekarang. Bukan dituliskan dalam bentuk past tense seperti kalimat lain dalam Narrative Text.
Struktur Narrative Text
Selain jenis dan karakteristik, Narrative Text juga memiliki struktur yang merupakan tahapan demi tahapan dalam cerita. Secara garis besar, Narrative Text memiliki tiga struktur di dalamnya, yaitu:
- Orientation
Tahapan pertama dalam Narrative Text adalah orientation, yaitu tahap pendahulian atau pengenalan cerita. Tahapan ini biasanya terdiri dari perkenalan tokoh, tempat kejadian peristiwa, waktu terjadinya, dan lain sebagainya.
- Complication
Pada tahapan kedua ini mulai terjadi complication, yang ditandai dengan munculnya masalah yang akan menjadi pembahasan utama dalam cerita tersebut. Masalah ini kemudian akan terus berkembang hingga puncaknya, atau yang dikenal juga dengan climax (klimaks cerita).
- Resolution
Setelah mengalami masalah hingga ke puncak, tahap selanjutnya adalah resolution. Pada tahapan ini, masalah yang terjadi dalam cerita dapat terselesaikan. Diselesaikannya masalah itu bisa berupa baik atau buruk, yang biasa kita kenal dengan happy ending (akhir yang baik) atau bad ending (akhir yang buruk).
Selain ketiga tahapan tersebut, ada satu tahapan lagi yang kadang ditambahkan dalam Narrative Text. Yaitu re-orientation atau coda, merupakan bagian yang menyatakan pelajaran atau nilai moral yang bisa diambil dari cerita tersebut. Re-orientation atau coda ini bisa dijadikan sebagai penutup cerita, namun sifatnya opsional sehingga tidak selalu ada dalam cerita-cerita Narrative Text.
Contoh Narrative Text
Contoh Narrative Text yang akan diceritakan pada pembahasan kali ini adalah kisah Bawang Putih dan Bawang Merah. Kisah ini merupakan dongeng atau cerita rakyat asli Indonesia, tepatnya berasal dari Riau.
The Tale of Bawang Putih and Bawang Merah
Once upon a time there was a kind-hearted, humble, and honest girl called Bawang Putih. Bawang Putih lived with her stepmother and stepsister called Bawang Merah, whereas Bawang Putih’s father already died long time ago. Bawang Merah was exactly the opposite of Bawang Putih. Bawang Merah was a lazy, spiteful, and greedy girl.
The traits of Bawang Merah was inherited from her mother who has similar traits, and often spoiled Bawang Merah so much. The Stepmother and Bawang Merah always ordered Bawang Putih around to do chores, while they were just being lazy. But Bawang Putih did all of that sincerely and never complained even once, because she was a kind and dilligent girl.
One day, Bawang Putih washed her stepmother and Bawang Merah’s clothes in the river as usual. But unexpectedly, her stepmother’s favorite cloth was washed away and carried by the river’s stream. Bawang Putih was afraid of being scolded by her stepmother, so she went down along the stream to look for the cloth.
The stream led Bawang Putih to a cave and there was an old granny lived there. Bawang Putih asked The Old Granny, “Granny, do you see a cloth that washed away from the river?”. The Old Granny replied to Bawang Putih, “Yes, I saw it and the cloth is in my hand now.”
The Old Granny gave the condition to Bawang Putih in exchange to get the cloth back, that was to help her clean the cave for a week. Bawang Putih agreed to this condition naturally, and she did the chores easily because she got used to working. As usual, Bawang Putih did the work with a light heart without complaining.
After a week, The Old Granny returned the cloth to Bawang Putih as promised. The Old Granny also rewarded Bawang Putih by made her choose one between two pumpkins, the large and small one. Because Bawang Putih was not greedy, she chose the small pumpkin and brought it home.
At home, The Stepmother and Bawang Merah were angry at Bawang Putih for not going home for a week. Bawang Putih explained what happened and showed them the small pumpkin that she got from The Old Granny. Once the small pumpkin opened, they found a variety of beautiful jewelry inside it.
The Stepmother and Bawang Merah were angry at Bawang Putih for choosing the small pumpkin, not the large one. Bawang Putih then followed what was done by Bawang Putih, in hopes of getting the large pumpkin filled with beautiful jewelry. Bawang Merah deliberately washed away her mother’s cloth and went down along the stream to the cave.
At the cave, Bawang Merah met The Old Granny who also gave the condition to work and help her. But because Bawang Merah was lazy and greedy, she refused the condition and told The Old Granny to give her the large pumpkin instead. The Old Granny eventually gave the large pumpkin and Bawang Merah brought it home happily.
However when Bawang Merah and her mother opened the large pumpkin, there was none of beautiful jewelry inside. Instead, they found snakes and other poisonous animals inside that pumpkin. The snakes and other poisonous animals chased away Bawang Merah and her mother, as a punishment for their greed.
Terjemahan
Kisah Bawang Putih dan Bawang Merah
Alkisah pada suatu masa hiduplah seorang gadis baik hati, sederhana, dan jujur yang bernama Bawang Putih. Bawang Putih hidup dengan ibu tirinya dan saudara tirinya yang bernama Bawang Merah, sedangkan ayah kandung Bawang Putih sudah lama meninggal. Bawang Merah sangat kebalikan dengan Bawang Putih. Bawang Merah merupakan gadis yang pemalas, pendengki, dan tamak.
Sifat Bawang Merah ini menurun dari ibunya yang bersifat serupa, dan sering terlalu memanjakan Bawang Merah. Ibu tiri dan Bawang Merah selalu menyuruh Bawang Putih melakukan berbagai pekerjaan, sedangkan mereka hanya bermalas-malasan. Tapi karena Bawang Putih adalah anak yang baik dan rajin, ia melakukan semua itu dengan ikhlas dan tidak pernah mengeluh sekalipun.
Suatu hari seperti biasa, Bawang Putih mencuci pakaian milik ibu tiri dan saudara tirinya Bawang Merah di sungai. Namun tak disangka, kain kesayangan milik ibu tirinya hanyut dan terbawa arus sungai. Karena takut dimarahi ibu tirinya, Bawang Putih pun menyusuri sungai untuk mencari kain itu.
Hingga akhirnya aliran sungai itu mengarahkan Bawang Putih ke sebuah gua dan terdapat seorang nenek tua yang tinggal disana. Bawang Putih bertanya kepada nenek tua itu, “Nenek, apakah kau melihat sebuah kain yang hanyut dari sungai?”. Nenek tua itu menjawab kepada Bawang Putih, “Ya, aku melihatnya dan kain itu ada padaku sekarang.”
Nenek tua itu lalu memberikan syarat pada Bawang Putih untuk membantunya membersihkan gua selama seminggu jika ingin kain itu kembali. Tentu saja Bawang Putih menyanggupi syarat itu dan dengan mudah melakukannya karena sudah terbiasa bekerja. Ia melakukan pekerjaan itu dengan hati yang ringan tanpa mengeluh seperti biasanya.
Setelah seminggu, nenek tua itu mengembalikan kain itu pada Bawang Putih seperti yang dijanjikannya. Nenek tua itu juga memberi imbalan pada Bawang Putih dan menyuruhnya untuk memilih salah satu diantara dua labu, yang satu labu besar dan satunya labu kecil. Karena Bawang Putih tidak tamak, ia memilih labu yang berukuran kecil dan membawanya pulang.
Di rumah, ibu tiri dan Bawang Merah marah pada Bawang Putih karena tidak pulang selama seminggu. Bawang Putih pun menceritakan apa yang terjadi dan menunjukkan labu kecil yang didapatnya dari nenek tua itu. Begitu dibuka, ternyata labu kecil itu berisi berbagai macam perhiasan yang indah.
Ibu tiri dan Bawang Merah marah pada Bawang Putih kenapa ia memilih labu yang kecil, bukan yang besar. Bawang Merah pun mengikuti apa yang dilakukan Bawang Putih dengan harapan bisa mendapatkan labu besar berisi perhiasan. Bawang Merah sengaja menghanyutkan kain ibunya dan menyusuri arus sungai hingga ke gua.
Di gua, Bawang Merah bertemu dengan nenek tua itu yang juga menyuruhnya untuk bekerja dan membantunya. Tapi karena ia malas dan tamak, Bawang Merah menolak perintah itu dan malah menyuruh nenek tua itu memberikan labu besar untuknya. Nenek tua itu akhirnya memberikan labu besar dan Bawang Merah membawanya pulang dengan perasaan senang.
Namun begitu Bawang Merah dan ibunya membuka labu besar itu, ternyata bukan perhiasan yang terdapat di dalamnya. Mereka malah menemukan ular dan berbagai macam hewan beracun lainnya di dalam labu besar itu. Ular dan berbagai hewan beracun itu pun mengejar Bawang Merah dan ibunya, sebagai ganjaran dari keserakahan mereka.
Demikianlah pembahasan mengenai Narrative Text dalam Bahasa Inggris dan contohnya. Semoga informasi ini bermanfaat!