sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Apa Itu Pertanyaan Open Ended?

Dalam sebuah percakapan,  Anda mungkin akan dihadapkan dengan beberapa pertanyaan closedended atau pertanyaan open-ended. Pertanyaan closed-ended (tertutup) adalah pertanyaan yang jawabanya cukup “ya” atau “tidak”. Sementara pertanyaan open-ended (open-ended) adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam dan lebih dari sekedar jawaban satu kata yang sederhana. Berikut ulasan selengkapnya.

Definisi Pertanyaan Open Ended

Pertanyaan open-ended adalah pertanyaan survei bebas yang memungkinkan responden menjawab dalam format teks open-ended. Sehingga mereka bisa menjawab berdasarkan pengetahuan, perasaan, dan pemahaman mereka secara lengkap. Artinya, jawaban atas pertanyaan ini tidak terbatas pada serangkaian opsi yes or no saja.

Tidak seperti pertanyaan closed-ended (tertutup) yang membuat opsi respons yang diberikan  pada responden survei lebih terbatas dan sempit. Pertanyaan open-ended memungkinkan Anda untuk menyelidiki lebih dalam jawaban responden, mendapatkan informasi penting tentang subjek yang ada. Tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dapat digunakan untuk memperoleh informasi secara rinci dan deskriptif tentang suatu topik.

Pertanyaan open-ended (open-ended) merupakan bagian penting dari Riset Pasar Kualitatif. Teknik penelitian ini sangat bergantung pada pertanyaan dan jawaban open-ended dan subyektif. Hal ini berkaitan topik diskusi tertentu yang perlu digali lebih lanjut oleh peneliti, berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Dalam skenario tipikal, pertanyaan tertutup (closed-ended) digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif dari responden.

Ketika merancang sebuah survei, sering kali perlu memutuskan apakah akan menggunakan pertanyaan open-ended atau pertanyaan tertutup agar bisa mendapatkan informasi tertentu. Namun kita perlu menyadari jika pertanyaan open-ended dan pertanyaan closed-ended masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Contoh Pertanyaan Open-ended

Responden menyukai pertanyaan open-ended karena mereka bisa mengontrol 100% atas pertanyaan yang ingin mereka tanggapi. Selain itu, mereka juga tidak merasa dibatasi oleh jumlah pilihan yang terbatas. Seni dari pertanyaan open-ended ialah para responden tidak pernah bisa hanya memberikan jawaban dengan satu kata saja. Bisa saja dalam bentuk daftar, kalimat atau sesuatu yang lebih panjang misalnya sampai satu paragraf.

Jadi, untuk bisa lebih memahaminya, simak beberapa contoh pertanyaan open-ended berikut ini,

  • How do you plan to use your existing skills to improve organizational growth, if hired? (Bagaimana Anda berencana menggunakan keterampilan yang ada untuk meningkatkan pertumbuhan organisasi, jika dipekerjakan?)
  • Please describe a scenario where our online marketplace helps you make day-to-day purchases. (Jelaskan skenario di mana pasar online kami membantu Anda melakukan pembelian sehari-hari.)
  • Can you please explain the back-end Javascript code template used for this webpage? (Bisakah Anda menjelaskan template kode Javascript back-end yang digunakan untuk halaman web ini?
  • What is your age? (Berapa usia Anda?)
  • How do you typically deal with stress and anxiety? (Bagaimana Anda biasanya menangani stres dan kecemasan?)
  • What kind of restaurant do you like? (Restoran seperti apa yang kamu suka?)
  • What kind of restaurant do you avoid? (Restoran seperti apa yang kamu hindari?)
  • How do you find bookstore? (Bagaimana kamu menemukan toko buku?)
  • Is it difficult to find a supermarket this way? (Apakah susah menemukan restoran dengan cara ini?)
  • Is it difficult to find a restaurant on the internet? (Apakah mencari restoran di internet susah?)

Pertanyaan Open-ended vs Pertanyaan Closed-ended

Pertanyaan open-ended umumnya memotivasi responden untuk menyampaikan umpan balik mereka dengan jawaban yang lebih luas dan mungkin diluar ekspektasi. Pertanyaan ini cocok untuk menggali informasi lebih dalam tentang hal seperti apa yang membuat responden kesulitan atau apa yang menjadi pertimbangan mereka.

Tak hanya itu saja, jenis pertanyaan seperti ini juga kerap digunakan dalam sesi wawancara langsung. Berbeda dengan pertanyaan closed-ended  yang jawabannya cenderung lebih singkat, cukup ya atau tidak.

Contoh pertanyaan Close-Ended dan jawabannya

  • Q: Do you like working with us? (Apakah Anda senang bekerja dengan kami?)
    A: Yes or No
  • Q: Have you been stressed lately? (Pernahkah kamu stres belakangan ini?)
    A: Yes,No,or Unsure
  • Q: How satisfied are you with your current job role? (Seberapa nyaman Anda dengan pekerjaan sebelumnya?)
    A: Somewhat satisfied, Very unsatisfied, Very satisfied, Somewhat unsatisfied

Contoh pertanyaan Open-Ended  

  1. Tell us about your experience with our organization so far. (Ceritakan tentang pengalaman Anda dengan organisasi kami sejauh ini.)
  2. Share with us what has been troubling you. (Bagikan kepada kami apa yang sengan mengganngu Anda)
  3. What do you expect from this appraisal? (Apa yang Anda harapkan dari penilaian ini?)

Dengan menggunakan pertanyaan open-ended, peneliti mampu memahami perasaan yang sebenarnya dimiliki oleh responden mereka. Pertanyaan tersebut memiliki elemen yang bisa memberikan informasi tentang bagaimana proses berpikir dari klien. Memberikan saran pemecahan masalah, hingga mampu melihat ke hambatan yang dirasakan klien.

  1. Pertanyaan open-ended dan pertanyaan closed-ended merupakan hal yang berbeda untuk responden. Dalam pertanyaan open-ended, responden menuliskan apa yang ada di benak mereka. Sementara untuk pertanyaan closed-ended, responden hanya diminta untuk fokus terhadap pertanyaan saja, karena jawabannya tidak membutuhkan penjelasan panjang.
  2. Mengajukan pertanyaan yang sama dalam dua format berbeda bisa dipastikan mampu memberikan hasil yang berbeda. Banyak responden telah menunjukkan hal yang sama selama beberapa dekade.
  3. Beberapa responden akan memilih kategori “Lainnya” dan memasukkan tanggapan yang berbeda dari pilihan jawaban yang terdaftar.

Lantas apa artinya ini? Jika bisa, sebaiknya lakukan penelitian kualitatif terlebih dulu dan pastikan pertanyaan closed-ended yang diberikan pada responden mewakili item yang memang ada di benak banyak orang. Jika tidak, responden akan memberikan jawaban yang jauh dari ekspektasi.

Mengapa Menggunakan Pertanyaan open-ended?

Berikut beberapa alasan mengapa pertanyaan open-ended lebih sering digunakan, diantaranya.

  • Jawaban tidak terbatas: Suka atau tidak suka, pelanggan tetap membutuhkan platform yang membantu mereka menyuarakan pendapat. Karena opsi jawaban untuk pertanyaan open-ended belum tersedia. Responden memiliki kebebasan untuk memasukkan hal-hal detail seperti perasaan, sikap, dan pandangan yang biasanya tak bisa mereka kirimkan dalam format pertanyaan closed-ended.
  • Media bagi responden untuk menjawab secara kreatif: Pertanyaan-pertanyaan jenis ini lebih membuat responden merasa dihargai. Karena pengguna bisa “mengisi” jawaban mereka dengan jawaban yang sekreatif mungkin.
  • Ekspektasi yang tidak terduga: Jika hanya ada pertanyaan closed-ended dalam survei, pengguna biasanya tidak terlalu antusias untuk mengisinya ataupun memikirkannya. Dengan kebebasan berpendapat yang ditawarkan pertanyaan open-ended, pengguna bisa memberikan respons sesuai keinginan mereka, baik dari detail jawaban, jumlah kata maupun pesan yang ingin disampaikan.
  • Sebagai marketing tips yang jitu: tanggapan yang diberikan pelanggan mungkin berupa tips marketing handal untuk meningkatkan branding bisnis atau beberapa ide kreatif yang bisa menghasilkan keuntungan finansial.
  • Mendapatkan jawaban untuk situasi yang rumit: terkadang di situasi yang rumit perlu umpan balik yang lebih dari sekadar yes or no answer. Pertanyaan dengan pilihan ganda tidak dapat memenuhi rincian atau mengetahui informasi yang diperlukan dalam situasi kritis maupun kompleks.
  • Bekerja dengan baik: pertanyaan open-ended bisa bekerja dengan sangat baik dalam situasi di mana responden diharapkan mampu untuk menjelaskan masukan mereka. Maupun mendeskripsikan masalah yang mereka hadapi yang berkaitan dengan produk.
  • Memahami klien lebih baik: Anda bisa belajar dari responden. Pertanyaan open-ended menawarkan kebebasan kepada responden untuk menyuarakan pendapat mereka yang akan sangat berguna untuk bisnis yang diajalankan.
  • Membantu mengetahui tingkat kecerdasan responden: pilihan logika, pemikiran, bahasa, dan referensi responden bisa diketahui dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dan hal tersebut berarti memngungkapkan hanyak hal.

Selalu pikirkan dengan matang sebelum mulai merancang sebuah survei adalah bagaimana atau apa tujuan Anda. Teliti tujuannya, kemudian evaluasi positif dan negatif dari penggunaan jawaban open-ended atau closed-ended untuk studi penelitian Anda. Cobalah dengan mengirimkan ke database yang dipilih, menganalisis hasil, dan merencanakan perbaikan untuk survei putaran berikutnya.

Bagaimana Cara Mengajukan Pertanyaan Open-ended?

Segala sesuatu yang mudah atau rumit membutuhkan keahlian. Mengajukan pertanyaan tepat di saat yang tepat juga membutuhkan keahlian. Kemampuan untuk memahami dan melakukan segmentasi target audiens juga cukup penting. Tak sampai disitu saja, menentukan jenis pertanyaan yang tepat akan berguna untuk menghadapi jenis audiens tersebut, kemudian menentukan efisiensi pertanyaan open-ended yang akan diajukan tak boleh ketinggalan.

Berikut beberapa cara untuk membuat pertanyaan terbuka dengan efektif:

1. Memahami perbedaan antara pertanyaan open-ended dan pertanyaan closed-ended

Sebelum mulai membuat pertanyaan, Anda harus tahu apa bedanya pertanyaan open-ended dan  pertanyaan closed-ended. Tujuan ketika mengirimkan survei online juga harus jelas, dengan begitu Anda dapat mengevaluasi jenis pertanyaan seperti apa yang ingin digunakan.

Pertanyaan ini biasanya digunakan untuk  menggali perasaan dan umpan balik dari pelanggan. Agar bisa mendapatkan feedback yang 100% transparan, pastikan Anda tidak memberikan pertanyaan yang membuat mereka menjawab sesuka hati.

2. Buat daftar pertanyaan sebelum melakukan survei

Setelah mengetahui dengan jelas tentang pertanyaan open-ended dan bagaimana menerapkannya, sekarang gilirannya untuk membuat daftar pertanyaannya. Anda dapat menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan.

Berikut beberapa contoh pertanyaan open-ended dan cukup populer yang bisa memberi Anda wawasan yang lebih luas dan memiliki nilai tambah:

    • Why do you think competitive market research is important before launching a new business? (Menurut Anda mengapa riset pasar kompetitif itu penting sebelum meluncurkan bisnis baru?)
    • How do you think you’ll overcome these obstacles in our project? (Menurut Anda, bagaimana Anda akan mengatasi hambatan ini dalam proyek kami?)
    • Tell us about your experience with our onboarding process. (Jelaskan pada kami tentang pengalaman Anda dengan proses orientasi kami.)
    • What are your professional priorities at the moment? (Apa prioritas profesional Anda saat ini?)
    • What domain of work motivates you? (Bidang pekerjaan apa yang memotivasi Anda?)

Anda juga bisa membuat daftar pertanyaan serupa sebelum mulai melaksanakan survei yang dibutuhkan. Sehingga bisa diperoleh pertanyaan yang lebih tepat dengan jawaban yang luas.

3. Ubah pertanyaan apa pun menjadi pertanyaan open-ended:

Pengamatan menjadi kunci di sini. Perhatikan pertanyaan seperti apa yang biasanya Anda tanyakan kepada pelanggan, atau setiap orang yang Anda temui. Lakukan analisis apakah pertanyaan Anda termasuk pertanyaan open-ended atau closed-ended.

Kemudian ubah pertanyaan closed-ended itu menjadi pertanyaan open-ended atau pertanyaan apapun yang menurut Anda bisa memberikan hasil yang lebih baik serta wawasan yang bermanfaat.

4. Lakukan follow up atas pertanyaan closed-ended dengan pertanyaan open-ended:

Trik ini cukup jitu. Tak semua pertanyaan closed-ended bisa diubah menjadi pertanyaan open-ended. Namun, Anda tetap bisa menindaklanjutinya dengan mendapatkan jawaban dari pertanyaan open-ended.

Misalnya, jika Anda memiliki pertanyaan closed-ended seperti, “Do you think the product was efficient? (Apakah menurut Anda produk tersebut cukup efisien?). Dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”, maka Anda bisa melanjutkannya dengan memberikan pertanyaan open-ended seperti, “How do you think we can make the product better?” (Menurut Anda, bagaimana kami dapat membuat produk lebih baik?)

Ketika Anda melakukan survei mengenai kepuasan pelanggan, keuntungan dari mengajukan pertanyaan open-ended jauh melebihi pertanyaan closed-ended yang diajukan.

English Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z

Indonesian Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z