Apa itu Pertanyaan Retorik dalam Bahasa Inggris?
Bayangkan jika anda masuk kedalam sebuah ruangan dan tiba-tiba ditanya pertanyaan seperti ini, “Bukanya langit lebih tinggi dari laut?”, respon anda pasti akan spontan dalam hati, “Lah? Memang iya kan?” Anda akan bertanya-tanya untuk apa pertanyaan seperti ini dilontarkan. Pertanyaan tadi adalah salah satu contoh yang baik untuk menjelaskan pertanyaan retoris.
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang dilontarkan bukan untuk mendapatkan jawaban, tapi untuk menegaskan sesesuatu, atau mempengaruhi pendapat lawan bicara anda secara tidak langsung. Bagaimana caranya? Idenya adalah untuk menyebutkan
- Hal yang sudah jelas benar atau salah
- Hal yang tidak mungkin terjadi atau ada, atau sesuatu yang disebutkan sebagai metafor
Contoh dari pertanyaan retoris yang menggunakan sesuatu yang sudah jelas benar atau salah adalah seperti di bawah:
- Is the sun hot? (Bukankah matahari itu panas?)
- Is the Pope Catholic (Bukankah Paus beragama katolik?)
Kunci dari melemparkan pertanyaaan retoris, adalah dengan menulis atau menyampaikan sesuatu tanpa mengatakan secara gamblang hal yang ingin kita sampaikan. Nyatanya, dalam percakapan sehari-hari dengan bahasa inggris, pertanyaan retoris sering sekali digunakan, bentuknya bisa bermacam-macam sehingga seringkali untuk memahami maksud asli pertanyaan tersebut anda perlu memerhatikan konteks di mana pertanyaan tersebut dilontarkan.
Berikut di bawah ini adalah contoh bentuk pertanyaan retorik yang banyak digunakan:
1. Negative Rhetorical Questions
Negative Rhetorical Question atau pertanyaan retorik negatif tidak memiliki standar kalimat atau pola tertentu dalam penulisanya, tetapi secara general biasanya menyampaikan penolakan, kekesalan, dst. Penggunaan bentuk pertanyaan retorik ini biasanya mengandung sarcasm sehingga tergolong cukup kasar. Berikut di bawah ini adalah contoh penggunaan negative rhetorical question:
- Who knows?
Biasanya digunakan untuk menyampaikan ‘aku tidak tahu,’ lebih tepatnya frasa ini sering digunakan untuk menyampaikan ketidaktahuan dan ketidakpedulian atas sesuatu.
- Do you want to get fired? (Kamu mau saya pecat?)
Seorang bos dan staf kantor sedang bertikai karena kesalahan besar yang dilakukan staf tersebut, lalu sang bos berkata ,’Do you want to get fired?’ Bos dan staf tersebut tahu bahwa jawabanya sudah pasti ‘tidak’, pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban tetapi lebih merupakan penegasan atau ancaman.
- Do you think that money just grows on trees? (Kamu pikir uang itu tinggal dipetik?)
Anak meminta mainan mahal kepada orang tuanya, lalu Ibunya berkata, ‘Do you think that money just grows on trees?’ Disini Ibu sang anak tidak secara langsung menolak permintaan anak, tetapi justru melontarkan balik pertanyaan yang secara tidak langsung bermaksud menyampaikan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan uang.
2. Metaphorical Rhetorical Questions
Pertanyaan ini biasanya dilontarkan untuk menjelaskan sesuatu sehingga lawan bicara atau pembaca dapat memahami maksud pelontar dengan lebih baik. Untuk menjelaskan tipe pertanyaan retorik ini, salah satu contoh yang paling terkenal dan mudah adalah pertanyaan metafor retorik dari film The Sound of Music.
Film ini menggambarkan Maria, karakter utama dalam film ini, sebagai wanita yang selalu membawa masalah, terlebih lagi setalh akhirnya ia melarikan diri dari the Abbey (tempat di mana biarawati dan Maria dulu tinggal).
Sebuah lagu dalam film tersebut bertanya berulang-ulang, ‘how do you solve a problem like Maria?’ yang artinya, ‘bagaimana anda menyelesaikan masalah seperti Maria?’ Jawaban yang diberikan oleh para biarawati tersebut adalah seperti di bawah:
- How do you catch a cloud and pin it down? (Bagaiamana caranya anda menangkap awan dan menahanya di tanah?)
- How do you hold a moonbeam in your hand? (Bagaimana caranya memegang sinar rembulan dengan tanganmu?)
- How do you keep a wave upon the sand? (Bagaiamna caranya mempertahankan ombak di atas pasir?)
Perhatikan bahwa hal-hal yang disebutkan di pertanyaan retorik di atas mustahil dilakukan. Anda tidak bisa menggengam awan, cahaya bulan atau ombak, sama halnya seperti anda tidak bisa mengontrol Maria. Untuk menggunakan tipe pertanyaan retorik ini, kuncinya adalah memilih perbandingan yang sesuai dengan ekspresi yang ingin anda sampaikan.
3. Tag Question
Selain dari tipe pertanyaan retorik di atas, ada juga pertanyaan retorik yang mudah diidentifikasi karena posisinya dalam sebuah kalimat. Biasanya tipe pertanyaan retorik ini ditempatkan setelah pernyataan dan mengungkapkan hal sebaliknya, fungsinya lagi-lagi adalah untuk menegaskan pernyataan yang dilontarkan sebelumnya.
Jika digunakan pada kalimat sehari-hari pertanyaan retoris seperti ini disebut juga sebagai tag question. Berikut contoh tag question:
- It’s really hot today, isn’t it? (Hari ini panas sekali ya, ya nggak sih?)
- You’re not sleeping, are you? (Kamu tidak tidur, kan?)
- They sang beautifully, didn’t they? (Mereka bernyanyi dengan indah, ya nggak sih?)
Pola untuk membuat tag question adalah sebagai berikut:
Klusa + Auxiliary Verb (ex: be atau have) + pronoun Subjek (ex: I, you, he)
Catatan:
- Tag Question yang negatif biasanya disingkat
Misal: It’s warm today, isn’t it? (bukan ‘is it not’) (Hari ini hangat, ya nggak sih?)
- Biasanya jika klausa utamanya positif, tag question-nya negatif, begitu pula sebaliknya.
Misal: It isn’t cold, is it? (Tidak dingin, kan?)
- Jika terdapat auxiliary verb dalam klausa utama, gunakan verb yang sama dalam question tag. Jika tidak ada auxiliary verb, gunakan do/does/did
- Pengecualian: Jika klausa utama menggunakan I am maka question tag menggunakan aren’t I.
Misal: I’m in charge of money, aren’t I? (Urusan uang aku yang pegang, kan?)
Secara general pertanyaan retorik cocok digunakan jika anda ingin lawan bicara atau pembaca anda untuk memerhatikan ide atau poin tertentu dari kalimat yang anda sampaikan. Biasanya pertanyaan retorik banyak digunakan dalam kalimat atau pernyataan yang sarat emosi, seperti rasa frustasi, marah, kekesalan dan seterusnya.