Apa Yang Harus Dilakukan ketika Interview Kerja Tidak Tahu Jawabannya?
Job interview atau wawancara kerja adalah tahap rekrutmen kerja yang paling menegangkan bagi sebagian besar kandidat. Itu karena walaupun sudah berlatih dan menyiapkan jawaban dari pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan pada wawancara, pewawancara bisa saja melontarkan pertanyaan yang jawabannya tidak diketahui oleh kandidat. Pertanyaan yang tidak diduga ini tentu saja bisa membuat kandidat semakin gugup sehingga mereka tidak bisa berpikir apa yang harus dikatakan. Terlebih lagi jika wawancaranya menggunakan bahasa Inggris.
Apabila ada pertanyaan wawancara kerja yang tidak kita ketahui jawabannya, apa yang harus kita lakukan? Di bawah ini ada beberapa cara dan tip yang bisa diikuti untuk menghadapi situasi tersebut:
- Tetap tenang
Saat kita tidak tahu jawaban dari pertanyaan interview, hal pertama yang harus kita lakukan adalah tetap tenang. Apabila kita panik, tubuh kita akan mengeluarkan reaksi psikologis, seperti tekanan darah akan naik dan jantung akan berdetak lebih kencang. Saat kita gugup dan panik, kita akan lebih sulit untuk berpikir jernih, dan bisa saja kita akan menjawab pertanyaannya asal-asalan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Untuk membuat diri kita tetap tenang, tariklah napas panjang-panjang dan keluarkan secara perlahan. Membuat diri kita tetap tenang dan terlihat percaya diri ketika menghadapi pertanyaan sulit akan meyakinkan pewawancara bahwa kita masih bisa bekerja dengan baik di bawah tekanan. Mereka juga akan mendapatkan kesan bahwa kesulitan kita menjawab pertanyaan bukanlah hal yang sering terjadi kepada kita.
Sebaliknya, apabila kita menunjukkan kepanikan, pewawancara bisa saja kehilangan rasa kepercayaan mereka terhadap kita. Oleh karena itu, ketika kita tidak bisa menjawab pertanyaan saat wawancara, tetaplah tenang dan katakanlah hal seperti, “that is a good question. Can I have a moment to consider it and get back to you later?” (Itu pertanyaan yang bagus. Bisakah saya meminta waktu untuk memikirkannya dan memberi tahu Anda jawabannya nanti?)
- Jangan mengarang jawaban
Ingat bahwa kejujuran adalah hal yang penting saat wawancara kerja. Kita tidak boleh mengarang jawaban ketika kita ditanyai pertanyaan yang kita tidak tahu bagaimana cara meresponnya. Itu karena kemungkinan besar pewawancara akan mengetahui bahwa kita sedang berbohong. Jika pewawancara tidak tahu bahwa kita sedang berbohong pun, kebohongan yang kita lontarkan saat wawancara kerja bisa saja menimbulkan dampak negatif di masa depan.
- Jangan bilang “I don’t know”
Kejujuran memang harus ditanamkan ketika kita sedang melakukan wawancara kerja. Akan tetapi, apabila kita tidak mengetahui jawaban dari suatu pertanyaan, kita jangan terus terang bilang, “I don’t know.” (Saya tidak tahu) atau, “I don’t have any idea how to answer that.” (Saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan tersebut). Pewawancara hanya akan mendapatkan kesan negatif apabila kita blak-blakan memberi tahu mereka bahwa kita tidak bisa menjawab pertanyaannya.
- Mengulur waktu
Mengulur waktu, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan “buy some time” bisa kita lakukan dalam wawancara kerja ketika kita ingin memikirkan jawaban dari pertanyaan yang kita tidak ketahui jawabannya. Kita bisa mengulur waktu secara diam-diam dengan menanyakan kembali atau mengonfirmasi pertanyaan yang dilontarkan oleh pewawancara. Misal:
Pewawancara: Can you tell me how you successfully handle a difficult client? (Bisa tolong ceritakan bagaimana caranya Anda berhasil menangani klien yang sulit?)
Kandidat: Are you looking for an example of how I deal with a difficult client? (Apakah Anda ingin mendengar contoh bagaimana saya menghadapi klien yang sulit?)
Ketika kita melontarkan pertanyaan dan menunggu jawaban pewawancara, sesuatu bisa saja terlintas dalam pikiran kita yang bisa menjadi jawaban untuk menjawab pertanyaannya. Tentu saja teknik ini hanya memberikan kita sedikit waktu untuk berpikir. Apabila kita membutuhkan lebih banyak waktu, kita bisa langsung memintanya kepada pewawancara kita alih-alih mengulur waktu secara diam-diam. Di bawah ini adalah beberapa kalimat yang bisa dipakai untuk meminta waktu:
-
- That is a complex question. Can I think about it, and come back to it later? (Itu pertanyaan yang kompleks. Bisakah saya memikirkannya dan menjawabnya nanti?)
- That is a good question. Can I have a moment to consider it, and get back to you later?” (Itu pertanyaan yang bagus. Bisakah saya meminta waktu untuk memikirkannya dan memberi tahu Anda jawabannya nanti?)
- That is a question that I really need to think about. Let me collect my thoughts on that for a moment. (Itu adalah pertanyaan yang harus saya pikirkan. Izinkan saya memikirkannya sebentar)
- Wow that is a great question. Honestly, I have never thought about that. Let me think just for a moment. (Wow itu adalah pertanyaan yang bagus. Sejujurnya, saya belum pernah memikirkannya. Izinkan saya berpikir untuk sesaat)
- Let me think back for a moment. (Izinkan saya memikirkannya sebentar)
- That is a good question. Let me think about that for a second. (Itu adalah pertanyaan yang bagus. Izinkan saya memikirkannya sebentar)
Perlu diingat bahwa kita tidak boleh terlalu lama memikirkan jawabannya. Apabila kita tetap belum bisa menemukan jawabannya saat itu juga, kita bisa meminta untuk memberikan jawabannya setelah wawancara selesai. Kita bisa mengucapkan hal seperti, “I am sorry, I don’t have the answer off the top of my head. I will be sure to follow up with the answer after the interview.” (Maaf, saya tidak bisa menjawabnya. Saya akan pastikan akan memberikan jawabannya setelah wawancara) atau, “that is complex question. Can I take some time with it and come back to it later at the end of our conversation?” (Itu adalah pertanyaan yang kompleks. Bisakah saya meminta waktu untuk memikirkannya dan menjawabnya nanti di akhir wawancara kita?)
- Mengirim follow-up email
Follow-up atau tindak lanjut adalah hal yang dianjurkan untuk dilakukan oleh kandidat setelah wawancara kerja selesai. Follow up pertama yang bisa dikirimkan setelah wawancara kerja adalah berupa thank you note atau ucapan terima kasih kepada pewawancara kerja. Dalam follow up, kita bisa memasukkan informasi penting yang lupa kita sampaikan saat wawancara kerja, termasuk jawaban dari pertanyaan yang kita tidak bisa jawab.
Di dalam follow-up email, jangan menuliskan sesuatu seperti, “I am sorry I did not know the answer to that question.” (maaf saya tidak tahu jawaban pertanyaan tersebut) atau jangan mengungkit kesalahan kita yang tidak disadari oleh pewawancara ketika wawancara berlangsung. Sebaliknya, tuliskanlah bahwa dengan lebih banyak waktu dan berpikir panjang, kita telah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Dengan mengirimkan follow-up email, kita bisa menunjukkan bahwa kita adalah orang yang gigih, tidak mudah menyerah, pekerja keras, banyak akal, dan passionate. Alhasil, perekrut bisa terkesan dengan kita.
- Mengonfirmasi pertanyaan
Apabila kesulitan kita menjawab pertanyaannya disebabkan oleh ketidakpahaman kita terhadap pertanyaannya, jangan ragu untuk mengonfirmasi pertanyaannya atau meminta pewawancara untuk menjelaskan pertanyaannya. Pertama-tama, kita harus mengidentifikasi hal apa yang membuat kita bingung dari pertanyaannya, apakah ada istilah yang membingungkan di dalam pertanyaannya, atau apakah kita bingung akan maksud dari pertanyaannya. Di bawah ini adalah beberapa kalimat yang bisa kita gunakan di dalam situasi ini:
-
- I do not quite understand what you are asking. Could you please explain it in greater detail? (Saya tidak cukup paham apa yang Anda tanyakan. Bisakah Anda menjelaskannya lagi dengan lebih detail?)
- I am so sorry, I am not sure I understood the question fully. Can you repeat it, please? (Saya minta maaf, saya tidak yakin saya paham pertanyaannya. Bisakah Anda mengulanginya?)
- I am not sure I understand what you are asking. Can you explain what you mean by . . . ? (Saya tidak yakin saya mengerti apa yang Anda tanyakan. Bisakah Anda jelaskan maksud dari . . .?)
- I do not understand what you meant by that. Can you explain it, please? (Saya tidak paham apa maksud Anda. Bisakah Anda menjelaskannya?)
- I would like to make sure that I understood correctly. You are asking . . . ? (Saya ingin meyakinkan bahwa saya memahaminya dengan benar. Anda bertanya . . . ?)
Dengan mengutarakan pertanyaan ini, kita akan mengerti maksud dari pertanyaannya sehingga kita bisa menjawabnya dengan pantas. Selain itu, bertanya kepada pewawancara juga bisa memberikan kita lebih banyak waktu untuk memikirkan dan menyusun jawabannya.
- Fokus pada hal yang kita ketahui
Ketika kita dihadapkan dengan pertanyaan yang jawabannya tidak kita ketahui, daripada menjawab “I don’t know” (saya tidak tahu), lebih baik kita fokuskan jawaban kita kepada hal-hal yang kita ketahui yang masih berhubungan dengan pertanyaannya. Kita bisa menceritakan pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan yang serupa atau terkait dan menghubungkannya dengan pertanyaannya.
Misalnya saja pewawancara bertanya tentang solusi apa yang akan kita tawarkan untuk menyelesaikan suatu persoalan di dalam pekerjaan yang sedang kita lamar, dan kita tidak tahu apa yang harus diucapkan karena kita tidak pernah mengalami persoalan tersebut. Dalam situasi tersebut, kita bisa menjawabnya dengan menceritakan pengalaman tentang bagaimana kita berhasil menangani suatu persoalan yang berbeda, dan kita meyakinkan pewawancara bahwa kita akan membawa kualitas yang sama atau lebih baik untuk menangani persoalan lainnya apabila kita mendapatkan pekerjaannya.
Contoh lainnya adalah pewawancara menanyakan tentang alat atau program yang harus kita gunakan di pekerjaan yang sedang kita lamar, sedangkan kita masih asing dengan alat atau program tersebut. Kita bisa menjawabnya bahwa kita bisa mengoperasikan alat atau program lain dan bisa beradaptasi dan mempelajari alat atau program yang baru dengan cepat.
- Tunjukkan bagaimana kita berpikir
Ingatlah bahwa tidak selamanya perekrut ingin mendengar jawaban yang benar. Ada kalanya alasan mereka memberikan pertanyaan menjebak atau pertanyaan sulit kepada kita adalah untuk mencari tahu bagaimana cara atau proses kita berpikir. Terkadang cara kita berpikir menjadi hal yang lebih penting dibandingkan dengan jawaban yang kita sebutkan. Menggunakan transitional adverb seperti “first”, “second”, “then”, “after that”, “lastly”, dan sebagainya bisa membantu kita untuk menjelaskan jawaban kita secara terstruktur dan mengalir.
Misalnya saja pertanyaan perekrut mengharuskan kita untuk memberikan solusi atas permasalah yang terjadi dan kita tidak tahu dengan apa kita merespon. Kita bisa menjawabnya dengan “First of all, I would….. And then,… After that,… Lastly,..” kita bisa mengakhiri jawaban kita dengan “in the end, the solution depends on the situation” (pada akhirnya, solusi tergantung dari situasi) untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang yang fleksibel yang bisa menyesuaikan dengan situasi. Jawaban ini mungkin bukan jawaban yang ingin didengar oleh perekrut, namun jawaban ini bisa menunjukkan cara berpikir kita yang terstruktur dan sikap fleksibel kita.