Bagaimana Menutup Percakapan?
Banyak orang yang cenderung fokus dengan first impression (kesan pertama) tapi bagaimana dengan last impression (kesan terakhir)? Tahukah kamu jika kesan terakhir sama pentingnya dengan kesan pertama. Bagaimana mengakhiri sebuah percakapan atau keluar dari interaksi yang terasa canggung merupakan sebuah soft skill yang banyak diremehkan. Tapi ternyata sangat penting.
Kemampuan untuk berbicara dan membangun komunikasi dengan orang lain memang sangat dibutuhkan. Bukan hanya ketika akan memulai percakapan dengan orang lain tetapi juga ketika ingin mengakhiri percakapan tersebut.
Terkadang, seseorang tidak tahu bagaimana harus menghentikan percakapan. Padahal apa yang dibicarakan sudah sangat membosankan dan ada hal.lain yang lebih penting untuk dilakukan. Tapi karena tidak enak hati, percakapan tersebut pun tetap berlanjut.
Lantas bagaimana caranya menghentikan percakapan dengan sopan tanpa membuat lawan bicara kita merasa diabaikan? Jika kamu sering mengalami masalah seperti itu, simak ulasan berikut selengkapnya.
Kapan Percakapan Harus Diakhiri?
Apapun situasinya, kadang kita bisa saja terjebak dalam sebuah percakapan yang kurang menarik. Bahkan percakapan yang menyenangkan dengan orang yang kita sukai sekali pun pasti ada saatnya terasa membosankan. Ketika hal tersebut mulai kamu rasakan, ini saatnya percakapan sebaiknya segera diakhiri. Selain itu beberapa alasan berikut juga bisa jadi tanda jika percakapan harusnya ditutup.
- Kamu dan lawan bicara sama-sama bosan.
- Ada seseorang atau sesuatu yang menyelamatkan pembicaraan.
- Kamu atau lawan bicara sudah kehabisan bahan untuk dibicarakan.
- Kamu atau lawan bicara mulai mengulang hal-hal yang sama berulang kali.
- Kamu atau lawan bicara butuh istirahat.
Tetapi jika kamu benar-benar ingin menghentikan obrolan layaknya expert, kamu harus mengakhirinya dengan nada tinggi. Alih-alih mengakhiri obrolan berada di tahap “jeda”, kamu bisa mengakhirinya segera setelah interaksi berada dipuncaknya.
Tetapi hal itu cukup sulit, karena memang tak ada yang mau mengakhiri obrolan ketika sedang seru-serunya. Tapi mengakhiri obrolan ketika sedang berada di klimaks akan membuat semangat tetap bagus. Hal ini juga bisa menghindari obrolan yang berakhir canggung.
Kunci Mengakhiri Pembicaraan dalam Bahasa Inggris
Untuk mengakhiri pembicaraan dengan bahasa Inggris ada dua kunci yang bisa kamu gunakan. Pertama senyum dan bersikaplah ramah saat mengakhiri percakapan. Sehingga orang lain tahu jika kamu memang menikmati percakapan tersebut dan tidak berpikir jika kamu mengakhiri percakapan karena merasa kesal.
Kedua, buatlah komentar positif. Maka kamu bisa mengatakan jika kamu harus pergi, atau memberikan alasan untuk mengakhiri pembicaraan. Simak beberapa contoh percakapan berikut ini
Contoh Ending an Informal Conversation
Contoh 1
A: “Hey, it was nice talking to you, but I’ve gotta run.” (Hai, sangat menyenangkan ngobrol dengan kamu, tapi saya harus segera pergi.)
B: “OK, no problem. Have a good one!” (Baiklah, tidak masalah. Selamat bersenang-senang!)
A: “You too – bye!” (Kamu juga, daa…!)
“I’ve gotta run“ (saya harus pergi) merupakan ungkapan informal dari kalimat “I need to go” (saya harus pergi).
Contoh 2
A: “Well, I’d love to keep chatting, but I have to head out – my yoga class starts in an hour.” (Yah, saya senang terus mengobrol, tetapi saya harus pergi – kelas yoga saya akan dimulai dalam satu jam lagi.)
B: “Oh, enjoy your class!” (Oh, nikmati kelas kamu!)
A: “Thanks! See you later.” (Terima kasih! Jumpa lagi nanti.)
“Head out” di sini bisa dikaitkan dengan kata “leave” atau “go” yang artinya pergi.
Contoh Ending a More Formal Conversation
Contoh 1
A: “Okay, so I’ll call the distributors while you prepare the contract, and we’ll touch base next week.” (Oke, jadi saya akan menelepon distributor sementara kamu menyiapkan kontrak, dan kita akan membahasnya minggu depan.)
B: “Sounds like a good plan!” (Kedengaranya seperti sebuah rencana yang bagus!”)
A: “Great! Have a good afternoon.” (Bagus sekali! Semoga siangmu menyenangkan.)
B: “Thanks, you too. Bye.” (Terimakasih, kamu juga. Daa…)
A: “Bye.” (Daa…)
Ketika kamu berada di lingkungan kerja, kamu bisa mengakhiri percakapan dengan rekan kerja dengan memberikan ringkasan percakapan atau tindakan selanjutnya yang harus dilakukan. Hal ini akan memberi sinyal kepada orang lain bahwa kamu memang ingin mengakhiri percakapan.
Contoh 2
A: “Anyway, I should get back to work.” Ngomong-ngomong, aku harus kembali bekerja.)
B: “Yeah, me too. See you later.” (Ya saya juga. Sampai jumpa lagi.)
Ungkapan “ I should get back to work” merupakan salah satu cara yang cukup baik untuk mengakhiri percakapan dengan rekan kerja. Terutama ketika kamu sedang membicarakan tentang hal selain pekerjaan, seperti rencana liburan akhir pekan atau yang lainnya.
Contoh 3
- “Well, I know you’re busy, so I don’t want to keep you.” (Yah, aku tahu kamu sibuk, jadi aku tidak ingin terus menahan kamu.)
- “That’s OK. Nice talking to you.” (Tidak apa-apa. Senang ngobrol denganmu.)
“I don’t want to keep you” merupakan cara yang bagus untuk mengatakan bahwa kamu menghormati waktu orang lain. Jadi kamu tidak akan mengajaknya ngobrol lebih lama. Ha ini juga bisa digunakan ketika menerima panggilan telepon.
Cara lain mengakhiri percakapan atau obrolan
- “Sorry I’ve got to go.” (Maaf, saya harus pergi.)
- “I’d better Let you go now.” (“Lebih baik aku membiarkan kamu pergi sekarang.)
- “Well, I won’t keep you any longer.” (Yah, aku tidak akan menahanmu lebih lama lagi.)
- “It’s been good talking to you.” (Senang berbicara denganmu.)
- “It’s been a pleasure talking to you.” (Senang sekali bisa berbicara denganmu.)
- “Nice to meet you.” (Senang bertemu denganmu.)
- “Let’s cacth up soon.” (Ayo kita bergegas.)
- “Sorry, I must be off.” (Maaf, saya harus pergi.)
- “I have to rush off now.” (Aku harus segera pergi sekarang.)
- “Let’s meet up again soon. Bye for now.” (Yuk ketemu lagi secepatnya. Sekarang selamat tinggal.)
- “Let’s get together soon. Take care.” (Yuk ngumpul lagi secepatnya. Jaga diri baik-baik.)