Writing TOEFL: Mencari Ide Menulis
Setiap orang pasti punya cara berpikir yang unik dan berbeda. Bagaimana mereka memandang sebuah situasi akan berujung pada opini yang tidak sama antara seseorang dan yang lainnya. Begitu pula halnya dengan menyampaikan opini dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Tidak semua orang bisa dengan mudah menumpahkan apa yang ada di pikiran dengan cara menulis. Mungkin ada pendapat menarik yang ada di kepalanya, namun tidak tersampaikan dengan baik saat harus menulis. Bisa jadi orang itu adalah kamu.
Apakah kamu tipe orang yang lebih mudah menuangkan pikiran dalam bentuk audio atau berbicara? Atau justru kamu bisa menuangkannya dengan baik lewat tulisan yang runtut? Tipe manapun itu, yang perlu kamu perhatikan adalah hal itu sangat berhubungan dalam menjawab soal writing tes TOEFL.
Sesi writing dalam tes TOEFL akan kamu hadapi terakhir. Kamu akan diberi waktu 50 menit untuk mengerjakan 2 tugas.
Yang pertama adalah menulis essay sebagai respon atas bacaan atau materi listening yang baru kamu dengar. Berikutnya adalah menuangkan opini lewat tulisan. Hal-hal teknis seperti cara mengetik dengan efektif dan menghemat waktu, membiasakan diri dengan format keyboard QWERTY, hingga mematangkan diri dengan latihan soal writing adalah beberapa hal yang harus kamu kuasai.
Kali ini, kita akan melatih diri lewat cara mudah menuangkan ide dalam writing tes TOEFL.
Prewriting Itu Penting
Pernah mendengar istilah prewriting? Apakah itu? Ya, prewriting adalah tahap yang sangat penting dalam menjawab soal writing tes TOEFL.
Makna dari prewriting adalah mengelola ide secara garis besar sebelum benar-benar mulai menulis essay. Ada 2 tahap dalam prewriting, yang pertama yaitu brainstorm dengan menuliskan ide dalam urutan tertentu, hanya dalam poin penting yang kamu pahami dengan mudah.
Tahap kedua adalah membuat outline yaitu melihat kembali hasil brainstorm dan menatanya dalam urutan yang logis, serupa dengan apa yang akan kamu tulis. Saat mendengar sebuah informasi, segera proses dengan cepat di otak dan pikirkan respon apa yang ingin kamu jabarkan.
Berikut contoh narasi untuk kamu berlatih:
Some newly married couples prefer to buy a house and pay it in debt until long period of time. But others would rather choose to rent a house with minimum budget to maintain the flexibility and think that buying a house doesn’t need to be in a rush. Which one do you prefer?
Kata yang tebal di atas adalah pertanyaan untuk meminta kamu menuangkan pendapat seputar dua pilihan bagi pasangan yang baru menikah. Untuk menjawabnya, kamu harus mengemukakan alasan spesifik lengkap dengan contoh untuk mendukung jawabanmu.
Berikut ini contoh catatan brainstorming yang bisa kamu buat segera setelah mendengarkan informasi di atas:
Brainstorming Notes:
Newly married couples = strict budget
Buy a house = a lot of money, hard to find + make it as an asset
Rent a house = spending money with no asset + flexible to move, work promotion
Dari catatan brainstorming di atas bisa kita petakan contoh opini, bahwa kondisi finansial pasangan muda yang baru menikah biasanya masih terbatas. Membeli rumah di usia tersebut memerlukan banyak uang. Belum lagi tidak mudah untuk menemukan rumah yang cocok.
Di sisi lain, sejak awal memiliki rumah adalah aset yang baik. Sementara pilihan lain yaitu menyewa rumah berarti mengeluarkan uang tanpa mendapatkan aset apapun pada akhirnya. Namun di sisi lain, bisa lebih fleksibel untuk pindah terutama jika ada promosi pekerjaan yang mengharuskan pindah ke kota lain.
Outlining, Ringkas dan Runtut
Tahap selanjutnya adalah outlining. Pada tahap ini, yang perlu kamu lakukan adalah membuat brainstorming notes kamu lebih ringkas dan runtut. Mungkin kamu merasa lebih mudah mengemukakan sisi positif dari tiap pilihan lebih dulu baru menyebutkan sisi negatifnya.
Tambahkan satu catatan berisi kesimpulan atas pilihan mana yang lebih kamu sukai. Kamu bisa memposisikan diri berada di posisi itu untuk mempermudah bayangan. Misalnya saat ini kamu lebih memilih untuk menyewa rumah karena pekerjaanmu membutuhkan mobilitas tinggi.
Dengan demikian kamu telah menyusun poin-poin outlining yang padu. Kamu sudah bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan. Caranya cukup menyambung poin-poin yang sudah kamu susun dan menambahkan kata-kata juga frasa.
Ingat, saat membuat poin cukup menulis secara garis besar saja. Tidak perlu menuliskannya dalam bentuk kalimat lengkap karena akan menghabiskan banyak waktu.
Nantinya, essay kamu akan berurutan berikut ini:
Paragraf 1: Latar belakang, bahwa kamu lebih memilih untuk menyewa rumah karena fleksibilitas dan lebih ekonomis
Paragraf 2: Kelebihan lain dari sewa rumah, bisa pindah kapan saja
Paragraf 3: Sewa rumah bisa disesuaikan dengan budget yang kamu miliki sehingga lebih banyak pilihan
Paragraf 4: Beli rumah lebih mahal, tidak mudah menemukan rumah yang cocok
Paragraf 5: Kesimpulan, menyewa rumah lebih masuk akal bagi pasangan muda yang baru menikah karena sesuai dengan kondisi mereka.
Pilihan ada pada kamu untuk menuangkan ide dalam berapa paragraf. Yang terpenting adalah urutan penyampaian yang runtut sehingga mudah dipahami. Gunakan kalimat pendek dan tidak bertele-tele.
Segera setelah kamu menemukan urutan outline yang baik, tuangkan dalam bentuk tulisan. Jangan terlalu lama berpikir karena waktu terus berjalan. Tahap menjawab soal writing ada di paling akhir. Artinya besar kemungkinan kamu bisa merasa kelelahan dan konsentrasi semakin menurun.
Bantu dirimu sendiri dengan membuat outline yang ringkas, masuk akal, dan disampaikan dengan runtut dalam kalimat pendek. Selamat mencoba!