Writing TOEFL: Membuat Jawaban Writing yang Runtut dan Mengalir
Ada begitu banyak hal yang bisa dipelajari sebagai kiat mendapat skor maksimal dalam writing tes TOEFL. Dalam waktu 50 menit kamu diberi waktu untuk menuliskan jawaban dalam bentuk essay. Tapi jangan anggap sembarang essay cukup untuk merampungkan sesi writing tes TOEFL.
Tulisan yang kamu buat harus runtut dan mengalir. Bisa jadi kamu telah membuat konsep tulisan dengan cara mind-mapping dan membuat outline, namun jika semua ide brilian kamu tidak dituangkan dengan runtut, akan membuat skor TOEFL kamu tidak maksimal.
Kunci utama untuk membuat essay yang mengalir adalah menghubungkan ide yang ada di kepala kamu hingga bisa dijadikan panduan bagi orang yang membacanya. Untuk menambah kuat argumen yang kamu paparkan dalam tulisan, gunakan transisi dan struktur yang rapi. Dengan cara ini, essay yang kamu miliki akan kian mudah dibaca. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan agar essay kamu mengalir dan tampak meyakinkan:
Struktur
Essay yang kamu tuliskan harus dimulai dengan kata-kata yang bisa membuat pembaca memilih untuk bertahan. Pilih lead yang menarik sehingga orang merasa perlu untuk membaca apa yang telah kamu tuliskan. Salah memilih lead hanya akan membuat orang merasa bosan dan menilai essay yang kamu buat tidak ada bedanya dengan essay pada umumnya.
Ungkapkan pendapat utamamu di bagian awal tulisan. Setelah itu, tentu saja tidak kalah penting untuk memaparkan argumen pendukung untuk memperkuat pendapat yang telah kamu sebutkan di awal.
Beri contoh yang spesifik sehingga bisa dibayangkan dengan mudah oleh pembaca, lengkap dengan detil dan informasi untuk meyakinkan pembaca. Gunakan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga pembaca bisa merasa relate dengan apa yang kamu tuliskan.
Kemudian, sampaikan pendapat utamamu di bagian akhir dan sampaikan pada pembaca mengapa pendapatmu penting dan logis. Jangan lupa gunakan kata transisi yang tepat antar-paragraf untuk menghaluskan tulisan kamu.
Tanpa kata transisi, tulisan kamu akan terasa membingungkan karena tidak terlihat bagian mana yang saling kontradiktif atau justru saling mendukung. Kata transisi juga penting untuk membuat tulisan antar-paragraf tidak terasa jumping.
Transisi
Cara untuk bisa memutuskan dengan tepat transisi mana yang bisa digunakan adalah dengan melihat essay yang kamu tulis secara menyeluruh. Perhatikan bagaimana tulisan yang kamu tulis, apakah sudah terorganisir?
Berikut ini beberapa contoh kata transisi yang bisa kamu gunakan. Untuk kalimat yang saling mendukung atau bersifat penegasan, ada dalam kategori Similarity.
Sementara bagi ide yang bertentangan, bisa pilih kata transisi dalam kategori Contrast. Masih banyak kata transisi lain yang telah kita kelompokkan menjadi 5 kategori, untuk membantu memperjelas hubungan antar-kalimat yang kamu tulis:
SIMILARITY: similarly, like, in the sameway, likewise, as, plus, in addition
CONTRAST: yet, still, despite, although, on the other hand, nevertheless
TIME/ LISTING: first, second, etc…; next, then…; after that; at first; currently; simultaneously
EMPHASIS: actually, especially, in fact, even, indeed
CONCLUSION: finally therefore, in conclusion, thus
Perbedaan Struktur Grammar
Bisa jadi kata transisi dalam kategori di atas memiliki makna yang serupa. Namun jika ditinjau dari sisi grammar, tidak semuanya sama. Ini juga penting untuk diperhatikan, agar kamu tahu kapan tiap kata atau frasa bisa digunakan dengan tepat. Berikut ini contoh dua kalimat yang memerlukan kata transisi. Coba berlatih dengan contoh ini:
- Most people who have pets prefer either dogs or cats. I have a pet elephant.
Dalam contoh kalimat di atas, kalimat kedua “I have a pet elephant” adalah bentuk kontradiktif dengan kalimat pertama yang lebih memilih anjing atau kucing sebagai peliharaan. Jadi kata transisi yang tepat digunakan adalah dari kategori Contrast seperti
- We built a raft. We went on an adventure.
Kalimat di atas adalah sebuah runtutan kejadian, saat subjek membuat rakit kemudian berpetualang. Dengan demikian kata transisi bisa dipilih dari kategori Time/ Listing seperti after that.
- My family has always lived in the same house. We travel often.
Fakta yang dipaparkan dalam kalimat di atas juga bersifat senada, tidak kontradiktif. Keluarga subjek tinggal di rumah yang sama, dan memiliki hobi untuk jalan-jalan bersama. Kata transisi yang bisa digunakan adalah kategori Similarity seperti in addition.
- I study anthropology. My sister is interested in anthropology.
Dua kalimat di atas adalah sebuah hal yang sama. Kalimat pertama subjek menyebut dirinya tertarik dengan antropologi, dan saudara perempuannya juga memiliki ketertarikan yang sama. Dengan demikian untuk memperhalus hubungan antar-kalimat perlu digunakan kata transisi dari kategori Similarity seperti
Berlatih
Semakin sering berlatih, kemampuan analisa grammar akan kian meningkat. Kamu bisa tahu persis kata transisi apa yang perlu digunakan saat dua kalimat berpadu. Ingat, writing tidak hanya tentang kalimat saja tapi juga kepaduan sebuah paragraf. Inilah yang membuat writing tes TOEFL perlu dilatih sesering mungkin, karena sebuah tulisan atau essay yang kurang padu akan membuat orang yang membaca merasa bingung.
Jangan sampai ide segar dan cantik yang kamu miliki terkesan buruk hanya karena perpaduan antar-kalimat yang membingungkan. Buat orang yang membaca merasa mendapat wawasan baru lewat tulisan kamu. Tak bisa dipungkiri kamu pun senang jika membaca tulisan yang rapi, bukan? Hal itulah yang perlu kamu lakukan agar para penilai tes TOEFL bisa memberikan skor maksimal dalam sesi writing yang kamu buat.