Cara Bertanya dengan Sopan (How to ask question politely)
Pemilihan kata dalam bertanya merupakan salah satu aspek penting yang memengaruhi persepsi orang terhadap kesopanan dari pertanyaan tersebut. Hal tersebut berlaku baik pada pertanyaan dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Dalam penyampaian pertanyaan, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris, terbagi menjadi dua yaitu pertanyaan langsung (direct questions) dan pertanyaan tidak langsung (indirect questions). Pertanyaan langsung (direct question) merupakan pertanyaan yang menanyakan suatu hal secara langsung dan tanpa imbuhan tertentu. Pertanyaan langsung lebih sesuai digunakan pada situasi non-formal atau kepada orang-orang yang berhubungan dekat dengan kita seperti teman, sahabat atau keluarga. Contohnya:
- What time is it? (Jam berapa sekarang?)
- Where is the book? (Dimana bukunya?)
- Who is he? (Siapa dia?)
- How much will I get paid? (Berapa banyak uang yang akan saya dapat?)
- Can I borrow your phone? (Apakah saya bisa pinjam teleponmu?)
- dan lain sebagainya.
Sedangkan, pertanyaan tidak langsung (indirect questions) adalah pertanyaan dengan imbuhan kata yang bertujuan untuk memperhalus suatu pertanyaan. Pertanyaan tidak langsung lebih sesuai digunakan pada situasi yang formal atau kepada orang-orang yang tidak memiliki hubungan erat dengan kita. Ada banyak imbuhan kata yang dapat digunakan untuk membentuk indirect questions. Berikut beberapa contoh imbuhan dan susunan kalimatnya untuk membentuk indirect questions serta perbedaannya.
1. “Do you know”
“Do you know” atau dalam bahasa Indonesia adalah “apakah kamu tahu” bisa digunakan saat ingin menanyakan sesuatu agar tidak terkesan menyerang. Kata “do you know” diikuti oleh pertanyaan 5W1H yaitu what (apa), when (kapan), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana). Berikut beberapa contoh kalimat dengan penggunaan “do you know”.
- Direct question:
-
- Who ate my cake? (Siapa yang memakan kue saya?)
- Where can I put my files? (Dimana saya bisa meletakkan dokumen saya?)
- Indirect question:
Do you know + question (Apakah kamu tahu + pertanyaan)
-
- Do you know who ate my cake? (Apakah kamu tahu siapa yang memakan kue saya?
- Do you know where can I put my files? (Apakah kamu tahu dimana saya bisa meletakkan dokumen saya?)
Jika ingin mendapatkan jawaban iya atau tidak dengan “do you know” gunakan “if” diantara “do you know” dan “question”.
- Direct question:
-
- Is your cat pregnant? (Apakah kucingmu hamil?)
- Is she here? (Apakah dia disini?)
- Indirect question:
Do you know + if + question (Apakah kamu tahu + jika + pertanyaan)
-
- Do you know if your cat is pregnant? (Apakah kamu tahu jika kucingmu hamil?)
- Do you know if she is here? (Apakah kamu tahu jika dia di sini?)
- Answers: Yes, I do/No, I don’t (Jawaban: Iya, saya tahu/Tidak, saya tak tahu)
Berikut contoh kesalahan tata bahasa dalam pertanyaan dengan penggunaan kata “do you know” yang umum terjadi.
- Direct question:
-
- Where is the room? (Dimana letak ruangnya?)
- Indirect question:
Salah
-
- Do you know where is the room? (Apakah kamu tahu dimana ruangnya?)
Benar
-
- Do you know where the room is? (Apakah kamu tahu dimana ruangnya?)
2. “Could you”
Dalam situasi formal atau hubungan yang tidak erat, penggunaan kata “could” lebih sesuai dibandingkan penggunaan kata “can”. Kata “could you” dapat digunakan saat meminta seseorang untuk melakukan/memberikan sesuatu. Penggunaan “could you” juga dapat di diterapkan saat ingin meminta seseorang untuk memberikan informasi tertentu. Kata “could” harus diikuti dengan kata “you” (kamu). Berikut contoh kalimat dengan penggunaan kata “could you” dalam berbagai situasi.
- Jika ingin meminta seseorang untuk melakukan sesuatu.
-
- Direct question:
-
-
- Can you open the door? (Apakah kamu bisa membukakan pintu?)
- Can you carry my books? (Apakah kamu bisa membawakan bukuku?)
-
-
- Indirect question:
Could you + question with verb (Apakah kamu bisa + pertanyaan dengan kata kerja)
-
-
- Could you open the door? (Apakah kamu bisa membukakan pintu?)
- Could you carry my books? (Apakah kamu bisa membawakan bukuku?)
-
Untuk menambah kesan sopan, bisa menambahkan “possibly” atau “please” setelah kata “could you”.
-
- Indirect question:
Could you + possibly/please + question with verb.
-
-
- Could you please open the door? (Apakah kamu bisa membukakan pintu?)
- OR – Could you open the door, please? (Apakah kamu bisa membukakan pintu?)
- Could you possibly carry my books? (Apakah kamu bisa membawakan bukuku?)
-
- Jika ingin meminta suatu informasi kepada seseorang.
-
- Direct question:
-
-
- What is your phone number? (Berapa nomor teleponmu?)
-
-
- Indirect question:
Could you + tell me + question (Apakah kamu bisa + memberitahu saya + pertanyaan)
-
-
- Could you tell me your phone number? (Apakah kamu bisa memberitahu saya nomor telepon Anda?)
-
Berikut contoh kesalahan tata bahasa dalam pertanyaan dengan penggunaan kata “could you” yang umum terjadi.
Salah
-
-
- Could you tell me what time is it? (Apakah kamu bisa memberitahu saya jam berapa sekarang?)
-
Benar
-
-
- Could you tell me what time it is? (Apakah kamu bisa memberitahu saya jam berapa sekarang?)
-
- Jika ingin mendapatkan jawaban iya/tidak menggunakan “could you” gunakan “if” antara “tell me” dan “question”.
-
- Direct question:
-
-
- Is this sentence correct? (Apakah kalimat ini benar?)
-
-
- Indirect question:
Could you + tell me + if + question (Apakah kamu bisa + memberitahu saya + jika + pertanyaan)
-
-
- Could you tell me if this sentence is correct? (Apakah kamu bisa memberitahu saya jika kalimat ini benar?)
Answers: Yes/No (Jawaban: Iya/tidak)
- Could you tell me if this sentence is correct? (Apakah kamu bisa memberitahu saya jika kalimat ini benar?)
-
- Contoh lain jika ingin meminta seseorang melakukan sesuatu untukmu.
-
- Indirect question:
Could you + verb. + me + question (Apakah kamu bisa + kata kerja + saya + pertanyaan)
-
-
- Could you help me to give this book to Andy? (Apakah kamu bisa membantu saya memberikan buku ini kepada Andy?)
- Could you make me a sandwich? (Apakah kamu bisa membuatkan saya roti lapis?)
- Could you show me how to open this box? (Apakah kamu bisa menunjukkan kepada saya cara membuka kotak ini?)
-
3. “Would you mind”
Pertanyaan menggunakan “would you mind” atau dalam bahasa Indonesia “apakah anda keberatan” diterapkan pada pertanyaan yang berhubungan dengan keinginan atau perasaan seseorang pada suatu hal, contohnya informasi pribadi. Berikut berbagai contoh kalimat dengan penggunaan kata “would you mind”.
- Direct question:
-
- What is your address? (Apa alamat rumahmu?)
- Can you help me? (Apakah kamu bisa membantu saya?)
- Indirect question:
Would you mind + verb. -ing question (Apakah anda keberatan + pertanyaan dengan kata kerja)
-
- Would you mind telling me your address? (Maukah anda memberitahu saya alamat anda?)
- Would you mind helping me out? (Maukah anda membantu saya?)
Jika ingin mendapatkan jawaban iya/tidak menggunakan “would you mind” gunakan “if” antara “would you mind” dan “question”.
- Direct question:
-
- Can we go to the park? (Apakah kita bisa pergi ke taman?)
- Can I open the window? (Apakah saya boleh membuka jendela?)
- Indirect question:
Would you mind + if + question (Apakah kamu keberatan + jika + pertanyaan)
-
- Would you mind if we go to the park? (Apakah kamu keberatan jika kita pergi ke taman?)
- Would you mind if I open the window? (Apakah kamu keberatan jika saya membuka jendela?)
Jawaban dari pertanyaan “would you” berkebalikan dengan makna kata aslinya. Contohnya jika jawaban pertanyaan di atas adalah Yes (iya) artinya orang tersebut keberatan bila jendela dibuka. Jangan buka jendela. Jika jawabannya No (tidak) artinya orang tersebut tidak keberatan dan anda boleh membuka jendela.
4. “May I”
Jika kata “could” diikuti oleh kata “you” maka kata “may” harus diikuti oleh kata “I”. Penerapan kata “may I” pada pertanyaan saat anda ingin mempersilakan diri, menanyakan suatu informasi atau saat ingin meminjam sesuatu dari orang lain dengan sopan. Berikut berbagai contoh kalimat dengan penggunaan kata “may I”.
- Direct question:
-
- Can I help you? (Apa alamat rumahmu?)
- Can I borrow your phone? (Apakah saya boleh pinjam teleponmu?)
- What is your name? (Siapa namamu?)
- Indirect question:
May I + verb question
-
- May I help you? (Bolehkah saya membantu anda?)
- May I borrow your phone? (Bolehkah saya meminjam telepon anda?)
- May I know your name? (Bolehkah saya tau namamu?)
5. “Excuse me”
“Excuse me” atau dalam bahasa Indonesia adalah “permisi” merupakan imbuhan yang diletakkan pada awal kalimat sebelum kalimat pertanyaan. Imbuhan ini bisa digunakan untuk menambah kesan sopan pada saat kita mau menanyakan sesuatu kepada orang asing yang kita temui di jalan atau juga dapat digunakan pada saat kita ingin menyela percakapan seseorang. Imbuhan ini bisa diterapkan pada semua kalimat tanya. Berikut contoh kalimat dengan penggunaan “excuse me”.
- Indirect question:
-
- May I borrow your phone? (Bolehkah saya meminjam telepon anda?)
- Would you mind if I open the window? (Apakah kamu keberatan jika saya membuka jendela?)
- Could you please open the door? (Apakah kamu bisa bukakan pintu?)
- Excuse me + Indirect question:
-
- Excuse me, may I borrow your phone? (Permisi, bolehkah saya meminjam telepon anda?)
- Excuse me, would you mind if I open the window? (Permisi, apakah kamu keberatan jika saya membuka jendela?)
- Excuse me, could you open the door? (Permisi, apakah kamu bisa bukakan pintu?)
Selain hal-hal yang sudah dijelaskan di atas, ada banyak aspek penting lain yang dapat memengaruhi persepsi orang terhadap pertanyaan yang kita sampaikan. Contohnya intonasi saat bertanya, gerak tubuh, ekspresi wajah dan lain sebagainya. Pertanyaan juga harus disampaikan pada waktu, situasi dan pada orang yang tepat untuk menghindari perasaan yang tersinggung atau kesalahpahaman. Sekian pembelajaran kali ini. Selamat belajar dan mencoba.