Cara Menghadapi Interview Pekerjaan dalam Bahasa Inggris
Salah satu tantangan yang akan kita jumpai dalam proses perekrutan ialah interview atau wawancara. Dalam mencari pekerjaan di instansi multinasional dan khususnya ketika berada di luar negeri, interview dengan bahasa asing amat wajar dijumpai. Di sini, kecakapan bahasa Inggris yang dimiliki hanya akan berfungsi sebagai alat komunikasi; yang artinya, penguasaan bahasa saja tidak akan cukup untuk membuahkan ‘keberhasilan’ sebab yang mereka nilai bukan hanya keaktifan kita dalam berbahasa saja. Dengan kata lain, jika dalam berbicara kita melakukan sedikit kesalahan grammar atau pronunciation, itu tidak akan menjadi masalah besar selama kita masih komunikatif – dengan pengecualian jika kita melamar sebagai seorang tenaga pengajar bahasa Inggris.
Oleh karena itukali ini kita akan mengupas tentang cara untuk menghadapi pertanyaan yang akan dijumpai dalam sesi interview dalam bahasa Inggris sehingga dapat memberi nilai tambah bagi diri kita agar dirasa layak untuk direkrut sebagai pegawai. Simak baik-baik!
1. “Tell me a little bit about yourself”
Pertama, perekrut pasti akan meminta kita menceritakan sedikit tentang latar belakang kita yang berhubungan dengan posisi pekerjaan yang diincar. Bisa dibilang, pertanyaan ini membuka kesempatan bagi kita untuk mempromosikan diri.
Informatiflah namun jangan bertele-tele. Adapun hal yang dapat kita sebutkan antara lain: nama, usia, pendidikan, minat atau hobi, pencapaian, dan hal unik tertentu yang dapat diunggulkan.
Contoh:
“I’m Gabriella Wijaya, and I go by Gabby. I’m 22, and I just finished my Accounting study from Indonesia University. I love reading books and journals, and that helped me a lot in getting good grades and a few achievements in debate contests I’ve gone through since I was in high school.”
(Saya Gabriella Wijaya, panggilannya Gabby. Usia saya 22, da saya baru menyelesaikan studi akuntansi di Universitas Indonesia. Saya senang membaca buku dan jurnal, dan itu membantu saya dalam memperoleh nilai bagus dan prestasi dalam lomba debat yang sudah saya ikuti sejak SMA)
2. “How did you learn about the position?”
Selanjutnya, interviewer juga akan menanyakan dari mana kita mengetahui adanya lowongan pekerjaan yang kita tuju; dengan pertanyaan “How did you learn about the position?” atau “How did you hear about the position?”. Dari sini, mereka sekaligus ingin mengetahui apakah kita direkomendasikan atau memiliki kenalan pegawai yang bisa ditanyai lebih lanjut tentang kelayakan kita. Untuk menjawabnya, sesuaikan saja dengan kondisi—dari mana kita mendapatkan berita lowongan pekerjaan ini?
Contoh:
- I saw the position from an advertisement on the company website/job seeker site/BCD news etc (Saya melihat lowongan dari iklan yang ada di website perusahaan/situs pencari kerja/koran BCD news dsb) atau
- I got the information from a friend that works in this company (Saya mendapat informasi dari seorang teman yang bekerja di perusahaan ini)
3. “What do you consider your strengths and weaknesses?”
Perekrut juga akan menanyakan sisi plus dan minus yang ada di diri kita menggunakan perspektif kita sendiri. Berkata jujur memang perlu, namun ada baiknya kita menjaga untuk tidak sampai merendahkan diri sendiri. Dalam artian, jangan menampilkan sisi minus tanpa solusi dan membuat diri kita terlihat tidak layak.
Contoh cara menjawabnya:
“I can deal with deadlines, I’m kind of a hard worker but sometimes, I find it difficult to multitask. Yet I have learned to stay focused and get everything done perfectly when I have lots to do and few time.”
(Saya bisa menghadapi tekanan deadline, saya adalah pekerja keras, namun kadang saya kesulitan mengerjakan banyak tugas sekaligus. Namun saya sudah belajar untuk tetap fokus dan menyelesaikan semua dengan baik saat ada banyak tugas di waktu yang sedikit)
4. “Tell me about a time you encountered a problem at work. How did you deal with it?”
Kemudian, perekrut mungkin akan menanyakan cara kita menyelesaikan masalah dalam pekerjaan sebelumnya. Jika tidak ada pengalaman, kita bisa menghubungkan pengalaman dalam berorganisasi.
Contoh:
“One of my client was a German who couldn’t speak English. So I made myself learn the language from the internet and get a help from my college friends in order to communicate with him.”
(Salah satu klien saya berasal dari Jerman dan tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi saya belajar bahasa Jerman dari internet dan minta tolong teman kampus untuk bisa berkomunikasi dengannya)
5. “Why are you interested in working for our company?”
Kita juga akan ditanya mengenai alasan kita ingin bekerja di tempat tersebut. Jawab secara profesional, dan imbangi dengan orientasi ke kemajuan perusahaan atau dampak positif yang dapat kita berikan untuk dijadikan pertimbangan.
Contoh:
“I think it will be a fortune to be part of this powerful agency, and I can’t wait to see myself develop more. I can see this agency getting bigger and bigger with the promotion strategies I have.”
(Saya rasa, bekerja di agensi yang sangat kuat seperti ini adalah sebuah keberuntungan. Saya tidak sabar untuk mengembangkan diri. Saya dapat membayangkan agensi ini tumbuh besar dengan strategi promosi yang saya miliki.”
6. “Do you have any questions for me?”
Yang terakhir, perekrut mungkin akan menawarkan kesempatan bagi kita untuk mengulik informasi lebih lanjut tentang posisi atau perusahaan yang kita tuju. Manfaatkan untuk memberikan pertanyaan yang mungkin akan menjadi pertimbangan bagi diri kita sendiri misalnya:
- Does the salary come with any bonuses? (Apakah ada bonus dari gaji yang diberikan?)
- Could you tell me a little bit about the work environment here? (Bisakah Anda menceritakan sedikit tentang lingkungan kerja di sini?)
- etc
Pertanyaan yang terlalu frontal seperti besaran gaji tampaknya tidak cukup bijak untuk dilontarkan untuk merespon ini. Hal tersebut bisa dibahas saat perekrut sedang melakukan negoisasi dengan kita.