sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Contoh Percakapan Pemandu Wisata

Tour Guide’s Conversation

Maraknya orang-orang yang menggunakan jasa pariwisata membuat kita tidak asing dengan pemandu wisata, atau yang dalam bahasa Inggrisnya kita sebut dengan tour guide.

Secara umum, pemandu wisata atau tour guide ini adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih mengenai tempat wisata yang dituju.

Kendala bahasa sering dialami antara wisatawan dengan pemandu wisata, termasuk dalam bahasa Inggris.

Agar tidak terkendala dalam komunikasi dengan wisatawan atau dengan pemandu wisata, yuk, kita lihat contoh percakapan bernama lain “tour guide’s conversation” yang berikut ini:

Tour Guide: We’ll pass the Japanese Zen Park in a few minutes, people!

(Pemandu Wisata: Ayo, kita akan melewati Taman Zen Jepang beberapa menit lagi!)

Mother: Are there any unique bird species there?

(Seorang Ibu: Adakah burung spesies unik di sana?)

Tour Guide: Certainly! There are blue and yellow canaries flying around the pond. Some lovebirds are frequently seen in the quiet, serene mini forest area. Not to forget that there are various colors of butterflies!

(Pemandu Wisata: Tentu saja! Ada burung kenari biru dan kuning yang sering terbang di sekitar kolamnya. Beberapa lovebird juga sering terlihat dalam area hutan mini yang tenang itu. Tidak lupa ada juga kupu-kupu aneka warna!)

Teenage Guy: Wow… I think that’s awesome! Are we allowed taking photos here?

(Remaja Pria: Wah… Keren, ya! Apakah kami boleh mengambil gambar di sini?)

Tour Guide: Unfortunately we can’t take any photos at the Japanese Zen Park. Even though there are no notes, cautions, and whatsoever, some animals get mad and bite the photographer.

(Pemandu Wisata: Sayang sekali, kita tidak bisa mengambil foto di Taman Zen Jepang. Meskipun tidak ada peringatan tertulis atau catatan semacamnya, beberapa binatang marah dan bisa menggigit fotografernya.)

Daughter: *after an hour in the park* Mommy, mommy… I’m hungry. Where’s the closest restaurant?

(Anak Perempuan: *setelah satu jam di taman* Mama, mama… Aku lapar. Di mana restoran terdekat?)

Tour Guide: There’s one vegan-friendly restaurant around 200 m from here, and there’s a food court selling local foods around the next 600 m. But, before we take a break, let us get to the bus first!

(Pemandu Wisata: Ada satu restoran ramah vegetarian sekitar 200 m dari sini, dan ada satu pujasera yang menjual makanan lokal sekitar 600 m berikutnya. Namun, sebelum istirahat, mari kita kembali ke bis terlebih dahulu!)

Dari contoh percakapan di atas, ada tiga hal yang dapat kita pelajari aspek bahasa Inggrisnya. Tiga hal tersebut dijabarkan dalam poin sebagai berikut:

1. Mengantisipasi “Kejadian-Kejadian Luar Biasa”

Kejadian-kejadian luar biasa yang terlihat pada contoh percakapan di atas meliputi kejadian “menit-menit terakhir” dan kejadian yang menuntut tingkat emosi yang “khusus”.

Baik kita dalam posisi tour guide atau pemandu wisata maupun sesama wisatawan, maka penting bagi kita untuk dapat menangani “kejadian-kejadian luar biasa” semacam ini.

Dari baris pertama contoh percakapan, kita melihat ada “We’ll pass the Japanese Zen Park in a few minutes, people!” (Ayo, kita akan melewati Taman Zen Jepang beberapa menit lagi!) sebagai peringatan pemandu wisatawan pada penumpang atau wisatawan yang mungkin sedang “lose track” atau kehilangan arah.

Acap kali melihat pemandangan dalam tempat wisata tertentu sangat bagus, sehingga keahlian untuk mengarahkan perhatian wisatawan kembali sangat kita perlukan.

Saat menjadi wisatawan pun, kita harus sadar bila peringatan semacam ini terdengar, saat itulah kita harus bersiap-siap ke tempat wisata selanjutnya.

Beberapa penumpang atau wisatawan juga mungkin membawa anak kecil, dan anak kecil yang dibawa mungkin merengek seperti anak perempuan yang ada pada baris keenam contoh percakapan di atas.

Rengekan semacam, “Mommy, mommy… I’m hungry. Where’s the closest restaurant?” (Mama, mama… Aku lapar.

Di mana restoran terdekat?) tidak seharusnya mengganggu fokus kita sebagai pemandu wisata, namun mengarahkan kita untuk tetap tenang dan profesional sembari menjawab sesuai pengetahuan kita sebagai pemandu wisata.

Wisatawan pun seharusnya tetap tenang seperti remaja pria dan ibu yang tetap diam sejak dialog anak perempuan itu, sehingga acara wisata dapat berlangsung dengan baik dan lancar.

2. Mengetahui Beberapa Pertanyaan Potensial dari Wisatawan

Ada 2 pertanyaan wisatawan yang terdapat dalam contoh percakapan di atas. Siapa tahu, bila kita menjadi seorang pemandu wisata dari suatu tempat wisata, kedua pertanyaan dari contoh percakapan di atas dapat ditanyakan.

Kita, wisatawan yang mungkin kehabisan pertanyaan, bisa mencoba referensi dari contoh percakapan di atas.

Ingatlah bahwa apapun yang dikatakan pemandu wisata dapat menjadi bahan pertanyaan bagi wisatawan.

Misalnya, setelah pemandu wisata memperingatkan penumpang atau wisatawan pada baris pertama contoh percakapan, ada seorang ibu di baris kedua yang menanyakan, “Are there any unique bird species there?” (Adakah burung spesies unik di sana?)

Kemudian, setelah mendengar penjelasan pemandu wisata mengenai bermacam-macam jenis burung dalam Taman Zen Jepang (“Japanese Zen Garden”) pada baris ketiga contoh percakapan, seorang remaja pria yang juga wisatawan bertanya, “Are we allowed taking photos here?” (Apakah kami boleh mengambil gambar di sini?) sambil mengeluarkan ekspresinya.

Tentang ekspresi ini, biasanya pemandu wisata perlu mempersiapkan untuk tidak terpengaruh atau memasukkan hati, baik itu ekspresi yang positif maupun yang negatif.

Dalam contoh percakapan, kita melihat ekspresi remaja pria yang mendahului pertanyaannya positif, yakni, “Wow… I think that’s awesome!” (Wah… Keren, ya!).

Mengenai ekspresi pula, sebagai wisatawan, kita sebisa mungkin tetap menjaga ekspresi dan pertanyaan yang positif.

Selain itu, seperti ketiga wisatawan dalam contoh percakapan ini yang tidak ada yang menginterupsi pemandu wisata, kita juga perlu melakukannya, sehingga acara wisata menjadi lancar.

3. Jawaban yang Harus Diberikan Pemandu Wisata

Dari keseluruhan contoh percakapan di atas, kita mengetahui, pemandu wisata seharusnya menjawab pertanyaan wisatawan dengan lengkap.

Tidak sekadar, “certainly” (tentu saja), “we can’t take photos here” (kita tidak bisa mengambil foto di sini), atau jawaban-jawaban terlalu pendek yang serupa.

Bila pemandu wisata hanya menjawab jawaban pendek seperti itu, atau mungkin yang lebih buruk, kehabisan kata-kata di dalam bus, taman, tempat berbelanja, dan tempat-tempat berwisata lainnya, maka kita sebagai wisatawan dapat menanyakan pertanyaan lanjutan hingga puas dengan jawaban pemandu wisata.

Untuk kita, learners, yang ingin menjadi pemandu wisata, tidak ada salahnya mereferensi jawaban seperti, “There’s one vegan-friendly restaurant around 200 m from here, and there’s a food court selling local foods around the next 600 m,” (Ada satu restoran ramah vegetarian sekitar 200 m dari sini, dan ada satu pujasera yang menjual makanan lokal sekitar 600 m berikutnya) dalam baris terakhir contoh percakapan.

Mungkin dari keseluruhan contoh percakapan di atas, jawaban pemandu wisata hampir semuanya memiliki panjang yang sama.

Namun, jawaban dalam baris terakhir tersebut merupakan jawaban terbaik, mengingat jawaban itu diberikan dalam kondisi emosi yang tidak menentu akibat mendengar rengekan anak kecil, yakni salah satu dari “kejadian-kejadian luar biasa”.

Jadi, itu dia hal yang dapat kita pelajari dari tour guide conversation atau percakapan pemandu wisata. Mau tahu pelajaran bahasa Inggris selanjutnya? Yuk, ikuti dan baca terus artikel tutorial bahasa Inggris dari kami!

English Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z

Indonesian Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z