sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Dongeng Kancil Mencuri Mentimun (The Tale of the Mouse Deer Stealing the Cucumber)

Tokoh Kancil adalah tokoh terkenal dalam dongeng tradisional di Indonesia. Dia sering digambarkan sebagai seekor hewan kecil yang pintar dan cerdik. Dalam dongeng-dongeng, Kancil sering digambarkan sebagai hewan cerdas yang mampu mengalahkan lawan yang lebih besar dan kuat. Dongeng-dongeng Kancil sering mengajarkan moral tentang kecerdasan, keberanian, dan kesabaran.

Berikut adalah dongeng “Kancil Mencuri Mentimun” dalam bahasa Inggris & bahasa Indonesia.

The Tale of the Mouse Deer Stealing the Cucumber

Once upon a time, on a hot day, a mouse deer named Kancil had to run away from a forest fire.

He was very tired and thirsty. He saw a vegetable garden and decided to take a break.

“Wow, this looks yummy,” Kancil said as he looked at the fruits and vegetables.

He was so hungry and thirsty that he didn’t feel bad about eating the farmer’s produce.

“Mmm, this is so good,” Kancil said as he ate.

He was so full that he lay down under a tree and fell asleep.

The next day, Kancil woke up hungry again and went back to the garden.

He walked around and found his favorite cucumber. “Yum, this is the best breakfast ever,” Kancil said as he ate the big cucumber.

He felt so full that he went back to sleep under the tree.

=====

The next day, Mr. Farmer went to check his vegetable garden.

He was very surprised to see that his garden was a mess.

“Who did this? Was it an animal or a child who was hungry?” Mr. Farmer wondered.

He saw that many of his cucumber plants were damaged and there were pieces of cucumber all over the ground.

“I need to fix this. My cucumber harvest will be ruined,” Mr. Farmer said with a frown.

He spent the whole morning fixing his garden and making sure it was safe again.

=====

After Kancil woke up from his nap, he wanted to go back to the farmer’s garden and get more cucumbers.

But he was scared because he saw the farmer was very angry and was holding a big scythe.

“I’m not sure if I should go back there,” Kancil thought to himself.

Later that day, Mr. Farmer came home with a basket of cucumbers.

He was grumbling and complaining because he didn’t get as many cucumbers as he wanted.

“I guess the farmer is done working for the day,” Kancil thought.

So, he got up and went back to the farmer’s garden to get more cucumbers.

====

The next day, Mr. Farmer went to check on his garden again and was very upset to see that it was a mess again.

“This is not fair!” He exclaimed while shaking his fists.

“Someone is stealing my plants and making a mess.”

He looked closely and saw that there were animal footprints, not human ones.

“It must be an animal,” Mr. Farmer said as he frowned.

“I have to catch the thief!”

So, he went back to his house and made some dolls that looked like people.

Then he used the sticky sap from a jackfruit tree to make a trap for his garden.

He put the dolls in his cucumber field, making it look like there were people watching over the garden.

He then waited to see if the thief would take the bait.

=====

Kancil saw the dolls in the field and thought they were real people.

He hit one of them and was surprised when his hand got stuck.

“Let go of my hand! Or else I’ll kick you!”

He said as he tried to free his hand.

But then his foot got stuck too.

“Oh no, what’s happening?” He exclaimed.

Later that day, Mr. Farmer came back to the field.

“Ah ha! I found the thief!” He said with a big smile when he saw Kancil stuck to the dolls.

“You’ve been damaging my fields and stealing my cucumbers!” He laughed as he freed Kancil.

“I thought you were a clever mouse deer,” he teased.

“But you fell for my dummy trick. Ha ha ha…”

Kancil was taken back to Mr. Farmer’s house and put in a chicken coop.

=====

Kancil was scared when Mr. Farmer told his wife to get ready to make satay.

“I have to escape tonight or I’ll be in big trouble,” Kancil thought to himself.

He made a plan to escape before it was too late.

That evening, when everyone was asleep, Kancil called out to the guard dog of the house.

“Shh… Dog, come here,” whispered Kancil.

“It’s me, Kancil. Mr. Farmer’s new pet.

Did you know? Tomorrow I am going to a party at the village leader’s house. Isn’t that cool?”

The dog was surprised to hear this. “What? I can’t believe it! I’ve been here for a long time and Mr. Farmer never took me to a party.”

Kancil smiled. “Well, if you don’t believe me, that’s okay. See you tomorrow! I’m not lying!”

The dog was convinced by Kancil’s words and asked Mr. Farmer to take him to the party.

“Okay, I’ll try to convince Mr. Farmer,” Kancil promised.

“But tonight, you have to help me escape from the chicken coop. Will you do that?”

The dog agreed and quickly opened the cage door for Kancil.

“Thank you,” said Kancil as he closed the door again.

“I’m sorry, I had to lie. Please tell Mr. Farmer I’m sorry and say goodbye.”

Kancil ran away as fast as he could. The poor dog only realized what had happened when Kancil was already gone.

=====

Dongeng Kancil Mencuri Mentimun

Suatu hari, di siang yang panas, seekor rusa kecil bernama Kancil berlari karena ada kebakaran hutan. Ia sangat lelah dan haus. Ia melihat sebuah kebun sayur dan memutuskan untuk istirahat.

“Wow, ini terlihat enak sekali,” ujar Kancil saat ia melihat buah-buahan dan sayuran. Ia sangat lapar dan haus sehingga ia tanpa merasa bersalah memakan hasil kebun tersebut.

“Mmm, sangat enak,” ujar Kancil saat ia makan. Ia sangat kenyang sehingga ia tertidur di bawah pohon.

Esok harinya, Kancil bangun lapar lagi dan kembali ke kebun. Ia berjalan-jalan dan menemukan mentimun favoritnya.

“Yum, ini adalah mentimun untuk sarapan terbaik,” ujar Kancil saat ia makan mentimun besar itu.

Ia merasa sangat kenyang sehingga ia kembali tertidur di bawah pohon.

===
Esok harinya, Pak Petani pergi untuk memeriksa kebun sayurnya. Ia sangat terkejut melihat bahwa kebunnya berantakan.

“Siapa yang melakukan ini? Apakah itu binatang atau anak yang lapar?” tanya Pak Petani.

Ia melihat banyak tanaman mentimunnya rusak dan ada potongan mentimun berserakan.

“Aku harus memperbaiki ini, atau panen mentimunku akan gagal,” ujar Pak Petani dengan wajah cemberut.

Ia menghabiskan seluruh pagi untuk memperbaiki kebunnya dan memastikannya aman.

===

Setelah Kancil bangun dari tidurnya, dia ingin kembali ke kebun sayur dan mencuri lagi mentimun.

Tapi dia takut karena dia melihat petani sangat marah dan sedang memegang cangkul besar.

“Saya tidak yakin apakah saya harus kembali ke sana,” pikir Kancil.

Sorenya, Pak Petani pulang dengan sekeranjang mentimun.

Dia mengeluh karena dia tidak mendapat banyak mentimun seperti yang dia inginkan.

Setelah melihat Pak Petani pergi, Kancil segera kembali ke kebun.

“Wah Pak Petani sudah selesai bekerja hari ini, aku bisa ambil lagi mentimunnya” pikir Kancil.

Kemudian dengan bebas, Kancil mencuri mentimun Pak Petani lagi.

===

Esok harinya, Pak Petani pergi ke kebun untuk mengecek kembali. Dia sangat kesal melihat bahwa kebunnya rusak lagi.

“Siapa ini pelakunya?” Dia berteriak sambil mengepalkan tangannya.

“Seseorang mencuri buah-buah saya dan merusak kebun saya.”

Dia melihat sekeliling dengan seksama dan melihat ada jejak binatang.

“Pasti binatang ini”, kata Tuan Petani sambil mengerutkan dahinya.

“Aku harus menangkap pencuri itu!”

Lalu, dia kembali ke rumahnya dan membuat beberapa orang-orangan sawah.

Tak lupa dia meleletkan getah lengket dari pohon nangka di permukaan orang-orangan sawah.

Pak Petani sedang membuat jebakan untuk pencuri di kebunnya`.

Dia meletakkan orang-orangan sawah tersebut di kebun mentimunnya.

Kemudian dia menunggu untuk melihat apakah akan ada pencuri yang terjebak.

===

Kancil melihat orang-orangan sawah di kebun dan berpikir itu adalah orang asli.

Dia menyentuh salah satu dari orang-oranganan sawah dan terkejut karena tangannya lengket ke badan orang-orangan sawah itu.

“Lepaskan tanganku! Atau aku akan menendangmu!”, katanya sambil mencoba melepaskan tangannya.

Ditendangnya orang-orangan sawah itu, tetapi malah kakinya ikut lengket.

“Oh tidak, apa yang terjadi?” Dia berteriak.

Sorenya, Pak Petani kembali ke kebun.

“Ah ha! Saya menangkap pencuri!” Dia berkata dengan senyum besar saat melihat Kancil terjebak pada orang-orangan sawah.

“Kamu sudah merusak kebun dan mencuri mentimun saya!” Dia tertawa saat melepaskan Kancil.

“Saya pikir kamu adalah kancil yang pintar,” dia mengejek.

“Tapi kamu terjebak pada trik murahan ini. Ha ha ha…”

Kancil dibawa ke rumah Tuan Petani dan diletakkan di kandang ayam.

====

Tak sengaja, Kancil mendengar percakapan Pak Petani dengan istrinya, kalau mereka akan membuat sate kancil.

“Saya harus melarikan diri malam ini atau saya akan mati,” pikir Kancil.

Dia membuat rencana untuk melarikan diri sebelum terlambat.

Malam itu, saat semua orang tertidur, Kancil memanggil anjing penjaga rumah.

“Ssh… Anjing, sini-sini,” bisik Kancil.

“Ini aku, Kancil. Peliharaan baru Pak Petani. Tahukah kamu? Besok aku akan pergi ke pesta di rumah pak kades. Keren bukan?”

Anjing itu terkejut. “Apa? Aku tidak percaya! Sudah lama aku di sini dan Pak Petani tidak pernah membawaku ke pesta.”

Kancil tersenyum. “Baiklah, jika kamu tidak percaya, tidak masalah. Sampai besok! Saya tidak berbohong!”

Anjing itu terpedaya oleh kata-kata Kancil dan meminta tolong kepada Kancil untuk membujuk Pak Petani membawanya ke pesta.

“Baik, saya akan mencoba meyakinkan Tuan Petani,” janji Kancil.

“Tapi malam ini, kamu harus membantu saya keluar dari kandang ini. Apakah kamu setuju?”

Anjing setuju dan segera membuka pintu kandang, dan membiarkan Kancil keluar.

“Terima kasih,” kata Kancil saat menutup pintu lagi.

“Maaf, saya harus berbohong. Tolong beritahu Pak Petani, aku minta maaf dan ucapkan selamat tinggal untuknya.”

Kancil lari secepat mungkin. Anjing malang itu baru menyadari apa yang telah terjadi setelah Kancil pergi.

English Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z

Indonesian Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z