![]() |
English Manner: Memahami Etika Bersosial dalam Kehidupan Sehari-hari

Salah satu hal yang menentukan penilaian seseorang terhadap diri kita adalah tata krama atau sopan santun. Sebagai makhluk sosial, sudah sepatutnya kita memperhatikan etika yang ada. Pembawaan diri yang buruk bisa merusak citra diri kita, baik di mata publik secara umum hingga di dunia profesional. Maka dari itu, kita harus mulai membenahi diri.
Sebelum kita masuk ke pembahasan tentang etika bersosial dalam kehidupan sehari-hari, kita akan membahas tentang keuntungan dari menerapkan etika atau tata krama.
Pertama, hidup akan menjadi lebih tertib atau tertata. Bayangkan jika dalam satu ruangan saja, orang-orang yang ada di dalamnya tidak memiliki etika. Tentu hal itu memunculkan rasa tidak nyaman bahkan bisa memicu kericuhan.
Yang kedua, etika yang dimiliki seseorang dianggap sebagai cerminan dirinya. Maka dengan mengaplikasikan etika yang tepat, kita sama saja sedang menunjukkan bahwa kita adalah orang yang baik.
Hal ini akan mengundang manfaat-manfaat lainnya seperti memunculkan kepercayaan orang lain, rekan kerja, atasan, klien, dan sebagainya. Bahkan, tidak jarang orang yang beretika baik mendapat penawaran menarik atau diskon dari para penjual sebab sikapnya yang menyenangkan.
Sebenarnya, etika bersosial yang ada di negara satu dan negara lainnya bisa berbeda-beda bahkan ada pula bagian yang bertolak belakang. Jangankan di negara berbeda, di kota atau daerah yang berbeda pun kita bisa saja menjumpai perbedaan nilai.
Hal ini terjadi sebab etika merupakan bagian dari budaya; maka sebelum kita mendatangi tempat baru, biasakan untuk mencari tahu terlebih dahulu adat atau budaya yang ada di sana.
Basic Social Etiquettes
Setiap negara memang memiliki budaya masing-masing. Akan tetapi, bila kita hendak bepergian ke luar negeri, contoh-contoh etika bersosial yang mendasar berikut ini mungkin perlu kita pahami untuk diterapkan.
1. Say “Please” and “Thank you” (Ucapkan “Tolong” dan “Terima kasih”)
Adab ini tidak jauh berbeda dengan etika yangada di negara kita. Sopan santun dalam meminta dan menerima bantuan memang penting untuk dilakukan. Ketika meminta tolong atau memberi perintah kepada orang lain, gunakan bahasa yang sopan—khususnya jika kita tidak mengenalnya.
Contohnya:
- Would you please show me the way? (Bisa tolong tunjukkan jalannya?)
- Could you please close the door? (Tolong tutup pintunya)
- Please wait a minute (Mohon tunggu sebentar)
- I’d like to have another cup of coffee, please (Saya mau pesan secangkir kopi lagi)
Setelah dikabulkan, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih, meski kepada pelayan atau orang yang dibayar sekalipun. Gunakan “thank you” untuk situasi formal, dan “thanks” dalam kondisi yang lebih santai.
2. Say “Excuse me” (Katakan “Permisi)
Menyela pembicaraan ataupun kegiatan adalah perbuatan yang kurang sopan. Untuk itu, biasakan mengucap permisi terlebih dahulu. Beri jeda sesaat untuk melihat respon sebelum kita mengutarakan maksud kepada orang lain.
Contohnya sebagai berikut.
- Excuse me… may I know what time is it? (Permisi…boleh tahu sekarang jam berapa?)
- Excuse me…where’s the rest room? (Permisi…di manakah letak toilet?)
3. Smile (Senyum)
Bersikap sopan sudah sewajarnya diiringi dengan sikap ramah. Maka, biasakan untuk memasang senyum saat berinteraksi dengan orang lain. Tidak perlu terlalu lebar, sewajarnya saja. Selain itu, jangan membuat kontak mata lalu tersenyum kepada orang asing di tempat umum kecuali jika salah satu mengajak berbicara.
4. Queue (Antri)
Etika lain yang patut diterapkan adalah mengantri. Jangan mendesak apalagi menyalip orang lain di tempat yang ramai. Dalam mengantri kita juga harus bersikap tenang; jangan menggerutu atau mengganggu antrian seperti dengan membuat suara berisik.
5. Say “Good bye” when ending phone conversations (Katakan “Dah” saat menutup telepon)
Banyak orang memutus pembicaraan di telepon begitu saja tanpa mengucap salam. Hal ini termasuk kurang sopan, meskipun kita sedang menelepon seorang teman. Biasakan mengucap “bye” atau “goodbye” untuk mengakhiri percakapan. Untuk situasi formal, gunakan “Thank you” atau “Good morning/afternoon/night” sebelum menutup telepon.
6. Keeping promises and being on time (Menepati janji dan tepat waktu)
Selanjutnya, usahakan untuk selalu menepati janji yang telah dibuat termasuk datang tepat waktu. Pasang alarm untuk mengingatkan jadwal, bisa diatur dua jam sebelumnya atau menyesuaikan waktu yang kita butuhkan untuk melakukan persiapan dan perjalanan.
Apabila seseorang berjanji untuk menjemput, pastikan kita sudah siap sebelum jemputan datang. Jangan sampai membuat orang lain menunggu. Selain itu, membatalkan janji khususnya di menit-menit menjelang jadwal pertemuan adalah hal yang tidak baik. Hindari melakukan last-minute cancellation kecuali dalam kondisi terdesak seperti ada kematian, kecelakaan, dan sejenisnya.
7. Covering mouth when coughing (Menutupi mulut ketika batuk)
Saat batuk atau bersin di tempat umum, pastikan untuk menutup mulut dan hidung kita. Gunakan bagian dalam siku untuk menutupi, jangan kedua telapak tangan. Hal tersebut kurang sopan sebab tangan tersebut akan kita gunakan untuk bersalaman atau menyentuh gagang pintu dan sebagainya.
8. Chew with mouth closed (Mengunyah makanan dengan mulut tertutup)
Jangan membuat suara saat makan. Pastikan kedua bibir terkatup saat sedang mengunyah makanan; entah ketika berada di meja makan bersama orang lain maupun saat sendirian.
9. Offer guests something to drink when they come to visit (Tawarkan minum pada tamu yang datang)
Ketika ada tamu yang berkunjung, tawarkan minuman yang tersedia di rumah setelah mempersilahkannya duduk. Ini adalah salah satu bagian tata krama.
Cara menawarkannya antara lain:
- Would you like something to drink? (Mau minum sesuatu?)
- Would you like some coffee or tea? (Mau kopi atau teh?)
- Do you like apple juice? (Apa kau suka jus apel?)
10. Respect others, especially the older generations (Hormati orang lain, khususnya yang lebih tua)
Di manapun berada, kita harus selalu menghormati orang lain. Caranya, bisa dengan memberi tempat duduk, menyimak penjelasan, memanggil ‘Sir’ atau ‘Maam’ pada yang lebih tua, menahan pintu untuk orang lain, membiarkan penumpang lain turun terlebih dahulu sebelum naik ke kereta, dan termasuk tidak ikut campur atau mengajak bergunjing tentang urusan pribadi orang lain.