Grammar Tenses: Apa itu Past Future Continuous Tense?

Artikel tutorial bahasa Inggris kali ini masih membahas tentang salah satu kelompok past tense, yakni past future continuous tense. Terdengar lebih rumit dari past continuous tense dalam artikel lalu, namun sebenarnya, kerumitan tersebut tidak sebanding bila kita melihat poin penjelasannya.
Poin penjelasan dari past future continuous tense sendiri ada setelah paragraf ini, dan dapat mengantarkan kita pada contoh-contoh penerapan past future continuous tense dalam kalimat, percakapan, dan contoh soal serta pembahasannya dalam tes TOEFL atau tes-tes bahasa Inggris serupa.
Penjelasan Mengenai Past Future Continuous Tense
“Pengandaian” merupakan kata yang paling menggambarkan past future continuous tense. Hal ini dikarenakan past future continuous tense berbicara tentang sesuatu yang seolah-olah akan dan telah terjadi di masa lampau, namun yang ada justru tidak pernah terjadi.
Past future continuous tense dapat pula disertai dengan “if … “(condition), yang diikuti dengan verb 2 yang melekat padanya. Sementara itu, bentuk dari past future continuous tense sendiri terbagi atas positive, negative, dan interrogative, dengan penjabaran pada tabel berikut:
Past Future Continuous Tense | Komponen |
Positive | Subject + would be + (verb+ing) |
Negative | Subject + would not be +(verb+ing), atau
Subject + wouldn’t be +(verb+ing) |
Interrogative | Would + subject + be + (verb+ing) + … ? |
Untuk melihat penerapan past future continuous tense dalam kalimat, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu pada poin selanjutnya.
Contoh Penerapan Past Future Continuous Tense Dalam Kalimat
Masing-masing dari 3 contoh kalimat yang terdapat dalam poin ini menggambarkan bentuk past future continuous tense yang berbeda-beda. Agar learners sekalian makin mudah dalam mempelajarinya, kami menyediakan arti bahasa Indonesia, tanda bold pada past future continuous tense, dan garisbawah pada condition dari past future continuous tense sebagai panduan.
Untuk melengkapi ketiga panduan di atas, penjelasan pelajaran past future continuous tense juga tersedia setelah masing-masing contoh kalimat berikut:
1. They would be watching us (Mereka akan mengamat-amati kita).
Penjelasan: Dalam konteks contoh kalimat past future continuous tense yang berbentuk positive ini, kejadian “would be watching” (akan mengamat-amati, dari asal verb “watch”, menonton) oleh “they” (mereka, subject) kenyataannya tidak pernah terjadi, dan hanya pengandai-andaian saja.
2. She wouldn’t be stealing their belongings if only they locked the doors (Dia tidak akan mencuri barang-barang mereka, seandainya saja mereka mengunci pintunya tadi).
Penjelasan: Ada kalanya “only” ditambahkan sebelum “if” untuk menguatkan ketidakmungkinan kondisi yang ada, seperti “if only they locked the doors” (seandainya saja mereka mengunci pintunya tadi) yang tidak pernah terpenuhi dalam konteks kalimat past future continuous tense berbentuk negative ini.
Jadilah, kejadian “wouldn’t be stealing” (tidak akan mencuri, dari asal verb “steal”, mencuri) dari “she” (dia, subject) tidak pernah terjadi juga.
3. Would you be thinking positively about my collections? (Akankah kamu berpikir yang positif mengenai koleksi-koleksiku?)
Penjelasan: Dalam contoh kalimat past future continuous tense berbentuk interrogative ini, “you” (kamu, subject) tidak pernah melakukan hal yang diandai-andaikan si penanya, yakni “would be thinking” (akan berpikir, dari asal verb “think”).
Contoh Penerapan Past Future Continuous Tense Dalam Percakapan
Kita akan melihat lebih lanjut pelajaran past future continuous tense dalam contoh yang lebih lengkap, yakni percakapan, dalam poin ini. Panduan yang digunakan untuk mengerti contoh percakapan acuan pun sama, yakni arti bahasa Indonesia untuk tiap baris percakapan, bold untuk komponen past future continuous tense, dan garisbawah untuk condition dari past future continuous tense.
Penjelasan lebih lanjut mengenai past future continuous tense juga akan tersedia setelah learners sekalian menyimak contoh percakapan di bawah ini:
Bell: Hey, Millie, would you be jumping out of scares if I told you a Creepypasta story?
(Bell: Hei, Millie, akankah kamu melompat ketakutan kalau aku menceritakanmu Creepypasta?)
Millie: I wouldn’t be feeling scared, even if you showed them to me.
(Millie: Aku tidak akan merasa takut, meskipun kamu menunjukkannya padaku.)
Pia: Whoa, you’re so b, Millie!
(Pia: Wah, kamu kuat juga ya, Millie!)
Bell: I probably would be screaming and calling my great-great grandfathers if that happened.
(Bell: Aku mungkin akan berteriak dan memanggil kakek-kakek moyangku kalau itu terjadi.)
Millie: Cultivate the conviction in yourself, friends, and you won’t be scared anymore.
(Millie: Bangunlah kepercayaan dalam diri kalian, teman-teman, dan kalian tidak akan takut lagi.)
Pelajaran yang kita dapatkan dari baris pertama contoh percakapan adalah condition (“if I told you a Creepypasta story” atau kalau aku menceritakanmu Creepypasta) dapat juga diterapkan dalam bentuk interrogative past future continuous tense. Dalam konteks contoh percakapan, komponen past future continuous tense-nya adalah “would” dan “be jumping” (melompat, dari asal verb “jump”, lompat) yang mengapit subject-nya, yakni Millie. Artinya, kejadian Millie yang melompat ketakutan tidak pernah terjadi, atau hanya pengandaian saja.
Boleh juga menambahkan “even” dalam condition untuk menguatkan kondisi yang ada, seperti yang terletak pada baris kedua contoh percakapan (”even if you showed them to me” atau meskipun kamu menunjukkannya kepadaku).
Bila digabungkan dengan bentuk negative-nya, yakni “wouldn’t”, dan komponen verb+ing-nya yang “be feeling” (merasa, dari asal verb “feel”), maka kejadian Millie merasa takut sebenarnya hanya pengandaian saja, tidak pernah benar-benar terjadi, mengingat kejadian Bell menunjukkan cerita Creepypasta tidak pernah terjadi juga.
Selain “even” dalam condition, boleh juga menambahkan “probably” sebelum “would be” dan verb+ing. Kita juga boleh menaruh 2 atau lebih verb+ing, seperti yang terdapat dalam past future continuous tense berbentuk positive yang terletak pada baris dialog menjelang akhir.
Selain “would be”, 2 komponen verb+ing-nya adalah “screaming” (berteriak, dari asal verb “scream”, teriak) dan “calling” (memanggil, dari asal verb “call”, panggil atau telepon). Sementara itu, condition yang tidak pernah terjadi dan mengakibatkan “screaming” sekaligus “calling” tidak pernah terjadi juga adalah “if that happened” (kalau itu terjadi).
Contoh Soal dan Pembahasan Past Future Continuous Tense Dalam Tes TOEFL Atau Tes-Tes Bahasa Inggris Lainnya
Past future continuous tense sering berwujud sebagai soal tes yang meminta kita untuk menentukan benar-salahnya sebuah kalimat. Selain itu, beberapa tes TOEFL atau tes-tes bahasa Inggris serupa juga kerap menampilkan past future continuous tense sebagai soal yang meminta kita merampungkan bagian kalimat yang rumpang dengan kata dalam kurung sebagai panduan.
Kedua versi kemunculan past future continuous tense tersebut dapat terlihat pada dua contoh soal yang terdapat pada poin ini. Kedua contoh soal di bawah ini juga dilengkapi dengan arti bahasa Indonesianya, tanda bold pada jawaban yang benar, dan pembahasan mengapa jawaban tersebut adalah yang benar, sehingga learners sekalian dapat mengambil manfaat pelajarannya:
1. Mark this statement as true (T) or false (F):
I would be appraising new buildings if I took an actuary study. Answer: T
(1. Tandai pernyataan ini sebagai benar (B) atau salah (S):
Aku akan menilai bangunan baru seandainya saja aku belajar ilmu aktuaria. Jawaban: B)
Catatan: Ingat, verb 2 harus digunakan sesudah condition. Selain itu, bentuk dasar past future continuous tense adalah “would be+(verb+ing)”. Karena kalimat soal tidak melanggar satu pun dari kedua peraturan khusus past future continuous tense tersebut, maka jawaban contoh soal ini adalah “T” atau “True”.
2. If they arrived earlier, we wouldn’t be __________ (call) them repeatedly.
a. call b. calling c. to call d. to calling
(2. Kalau saja mereka tiba lebih awal, kami tidak usah ___________ (telepon) mereka berulang-ulang.
a. telepon b. menelepon c. untuk telepon d. untuk menelepon)
Catatan: Kita mulai mengeliminasi dua pilihan jawaban yang jelas salah, dalam hal ini pilihan c dan d. Mengingat bentuk dasar past future continuous tense adalah “would be+(verb+ing)”, maka pilihan a salah, dan pilihan b. calling adalah pilihan yang benar untuk melengkapi bagian rumpang dari contoh soal kedua ini.
Demikian hal yang dapat kita pelajari dari past future continuous tense. Selanjutnya, kita akan belajar dari kelompok past tense lagi, yakni past future perfect continuous tense.
Wow, panjang juga, ya, namanya? Tenang saja, kalau kita menguasainya, kita tidak akan merasa materi past future perfect continuous tense sulit. Ingin menguasai materi past future perfect continuous tense? Simak, baca, dan ikuti saja artikel tutorial bahasa Inggris selanjutnya dari kami!