Cara Mengekspresikan Kekecewaan
Terkadang kita telah melakukan yang terbaik dan berharap bahwa setiap orang mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun sayangnya, kenyataan yang terjadi tidak selalu demikian dan kita perlu mengungkapkan perasaan sedih serta kecewa yang kita miliki.
Di kesempatan yang lain, kita mungkin ingin mengekspresikan pandangan kita terhadap sesuatu yang kita harapkan yang tidak sesuai rencana. Untuk situasi seperti ini, penting bagi kita untuk menggunakan setiap ungkapan sesuai dengan kondisinya masing-masing. Dengan kata lain, pada siapa kita berbicara? Apa hubungan yang kita miliki dengan mereka? Dan, bagaimana seharusnya kita berkomunikasi dengan mereka?
Frasa di bawah ini haruslah digunakan sesuai dengan peruntukannya, apakah kita berbicara pada teman di lingkungan yang santai atau di lingkungan kerja yang formal. Gunakanlah frasa ini sebagai ungkapan kecewa serta sedih secara pantas.
Expressing disappointment and frustration with yourself (Kekecewaan pada diri sendiri)
Formula:
1. I wish I + Past simple (untuk kekecewaan yang terjadi di masa kini)
I wish digunakan bersama past simple tense untuk menyatakan pengkondisian yang tidak nyata atau dengan kata lain menyatakan sesuatu yang telah dibayangkan akan terjadi namun pada kenyataannya tidak terjadi.
-
- I wish I had a better career. (Saya berharap saya memiliki karir yang lebih baik.)
- I wish I could get to you right now. (Aku harap aku dapat bertemu denganmu saat ini juga.)
- I wish I could ride a bicycle. (Aku harap aku dapat mengendarai sebuah sepeda.)
2. I wish I + Past perfect (untuk penyesalan di masa lalu)
I wish di sini digunakan untuk menyatakan kekecewaan pada hasil akhir yang berbeda dari harapan.
-
- I wish I had been hired for that project. (Saya harap saya dipekerjakan untuk proyek itu.)
- I wish I had learned that subject more. (Saya harap saya mempelajari materi itu lebih banyak.)
- I wish I had saved more money. (Saya berharap saya menabung lebih banyak uang.)
3. If only I + Past simple (untuk kekecewaan yang terjadi di masa kini)
If only bentuk ini digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan pada hal yang tidak membuat kita senang di masa kini. Bentuk ini sama dengan bentuk kalimat wish + past simple
-
- If only I could play piano well. (Jika saja aku dapat memainkan piano dengan baik.)
- If only I had a faster car to drive. (Jika saja aku punya mobil yang lebih cepat untuk kukendarai.)
- If only I asked her on a date that night. (Jika saja aku mengajaknya kencan pada malam itu.)
4. If only I + Past perfect (untuk penyesalan di masa lalu)
If only bentuk ini digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan pada apa yang telah terjadi di masa lampau. Bentuk ini juga sama dengan bentuk kalimat wish + past perfect.
-
- If only I had moved to this home earlier. (Jika saja aku pindah ke rumah ini lebih awal.)
- If only I had known that woman better that time. (Jika saja aku mengenal wanita itu lebih baik saat itu.)
- If only I had worked harder on my previous job. (Jika saja aku bekerja dengan lebih keras di pekerjaanku yang lalu.)
Bentuk-bentuk ini dapat pula digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan pada orang lain:
-
- I wish she had a better job back then. (Aku berharap ia mendapat pekerjaan yang lebih baik waktu itu.)
- I wish they asked me more about the problem. I’m sure I could help. (Aku berharap mereka bertanya lebih banyak padaku soal masalah itu. Aku yakin aku dapat membantu.)
- If only they worked harder. We wouldn’t do this overtime! (Jika saja mereka bekerja lebih keras. Kita tidak perlu bekerja lembur begini!)
- If only Harry had hired a better person as the team leader. We’d achieve it. (Jika saja Harry mempekerjakan orang yang lebih baik sebagai ketua tim. Kita pasti dapat mencapainya.)
Expressing disappointment and frustration with others (Kekecewaan pada orang lain)
Formula:
1. Why didn’t + Subject + Verb ?
-
- Why didn’t you tell me that earlier?! (Mengapa kau tidak memberitahuku lebih awal?!)
- Why didn’t you show me the way first? (Mengapa kau tidak memperlihatkan caranya lebih dulu padaku?)
- Why didn’t she talk to me when we met? (Mengapa dia tidak mau berbicara padaku saat kita bertemu?!)
- Why didn’t you have more time for me? (Mengapa kau tidak memiliki waktu lebih banyak untukku?)
2. How am I / How was I supposed to + Verb ?
-
- How am I supposed to do the presentation without the file? (Bagaimana aku dapat melakukan presentasi itu tanpa berkasnya?)
- How am I supposed to live without her in this house? (Bagaimana aku dapat tinggal tanpa ada dia di rumah ini?)
- How am I supposed to finish this report?! (Bagaimana aku dapat menyelesaikan laporan ini?!)
- How was I supposed to work with this? (Bagaimana aku dapat bekerja dengan ini?)
Formal expressions for disappointment
-
- What a shame! = Sangat memalukan!
- That’s too bad. = Itu buruk sekali.
- That’s so disappointing! = Itu sangat mengecewakan!
- I had high hopes for … = Saya memiliki harapan yang tinggi pada …
- I was looking forward to … = Saya telah menanti-nanti …
- What we had been led to expect was … = Apa yang kita harapkan tadinya adalah …
- What a pity! = Sayang sekali!
- That’s a nuisance! = Itu hal yang sangat disayangkan!
- It didn’t live up to my expectations. = Hal itu tidak memenuhi ekspektasi saya.
Informal expressions for disappointment
-
- What a bummer! = Sangat disayangkan!
- What a let-down! = Sangat mengecewakan!
- That stinks. = Itu menyebalkan.