sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Penggunaan I Wish, If Only, dan Hope

Saat mengharapkan sesuatu, seringkali kita menggunakan kata-kata seperti “I wish”, “If Only”, dan “I hope”. Sepintas ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama yakni menginginkan sesuatu terjadi atau terwujud. Padahal jika dicermati dengan seksama, ketiganya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Untuk itu pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang penggunaan “Wish”, “If Only”, dan “Hope”. Agar para pembaca mengetahui dan memahami kapan harus menggunakan ketiga kata tersebut. Hal ini penting adanya agar apa yang dimaksudkan dapat tersampaikan dengan jelas. Dan kondisi ini hanya akan tercapai jika kalimat yang kita ucapkan efektif dan efisien sesuai dengan kaidah yang berlaku.

PENGGUNAAN “WISH”

Secara umum Wish digunakan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan suatu keinginan atau penyesalan yang terjadi di masa sekarang, masa lampau dan masa depan. Penggunaan wish cukup banyak ragamnya. Hal ini erat kaitanya dengan kata apa saja yang menyertainya. Untuk lebih jelasnya, kami akan membahasnya satu per satu:

  1. WISH + PAST SIMPLE

Penggunaan Wish yang diikuti oleh kalimat bentuk lampau (past simple) dimaksudkan untuk mengungkapkan keinginan di masa sekarang atau masa depan, atau membicarakan tentang situasi yang terjadi saat ini yang kita harapkan berbeda. Berikut adalah pola yang lebih lengkap:

Subject + Wish + (that) + Object Pronoun + Past Tense

I wish they sang the song at my birthday party (Saya harap mereka menyanyikan lagu itu di pesta ulangtahunku)

  1. WISH + PAST PERFECT

Untuk mengekspresikan keinginan di masa lalu, atau membicarakan sesuatu hal tentang sesuatu yang telah terjadi di masa lalu dan ingin diubah, atau membicarakan tentang penyesalan di masa lalu, maka menggunakan pola wish yang diikuti kalimat bentuk past perfect.

Subject + Wish + (that) + Object Pronoun + Past Perfect

Your mom wishes you hadn’t eaten so much instant noodle. (Ibumu berharap kamu tidak makan terlalu banyak mie instan)

  1. WISH + WOULD

Biasanya saat wish diikuti oleh would, maka kalimatnya akan bermakna bahwa kita menginginkan atau mengharapkan  orang lain melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang kita sukai atau inginkan atau ingin agar orang tersebut berubah. Penggunaan wish + would juga tidak sebatas untuk objek berupa manusia, tapi saat membicarakan cuaca pun bisa menggunakan pola ini.

 Subject + Wish + (that) + Object Pronoun + Would + Verb 1

He wishes that Linda would save enough money. (Dia berharap bahwa Linda akan menyimpan uang yang cukup)

Yang perlu diingat saat menggunakan wish dan would adalah tidak perlu menggabungkang keduanya saat kita tidak menginginkan seseorang untuk berubah atau saat kita membicarakan diri sendiri, dalam hal ini keinginan untuk mengubah diri sendiri.

  1. WISH + COULD

Gunakan wish dan could saat ingin mengekspresikan atau membicarakan tentang kemampuan (ability) dan kemungkinan (possibility).

Subject + Wish + (that) + Object Pronoun + Could + Verb 1

I wish that I could eat that much (Saya berharap saya bisa makan sebanyak itu)

  1. WISH + TO + INFINITIVE

Pola ini maknanya sama dengan “would like”. Kalimatnya menjadi kalimat yang sangat formal. Gunakan pola ini jika ingin mengungkapkan keinginan yang sifatnya formal atau resmi dengan sopan.

Subject + Wish + To + Infinitive

I wish to speak to store manager (Saya berharap dapat berbicara dengan manajer toko)

Pola yang lain yakni :

Subject + Wish + Object + To + Infinitive

He wishes you to come back sooner (Dia berharap kamu untuk segera kembali)

PENGGUNAAN ‘IF ONLY”

Makna If Only hampir sama dengan Wish tapi lebih menunjukkan atau mengungkapkan rasa empati dalam kalimatnya. If only juga biasanya lebih terkesan “kuat” dibandingkan dengan Wish. Polanya juga hampir sama dengan Wish, seperti dijelaskan di bawah ini :

  1. IF ONLY + PAST TENSE

If only diikuti dengan kalimat bentuk masa lampau berarti mengungkapkan keinginan yang tidak mungkin terjadi di masa sekarang.

If Only + Subject + Past Tense

If only I lived in the big city (Jika saja saya tinggal di kota besar)

  1. IF ONLY + PAST PERFECT

If only diikuti dengan kalimat berbentuk past perfect maka kalimat tersebut bermaksud mengekspresikan sebuah penyesalan tentang masa lalu.

If Only + Subject + Past Perfect

If only I had read that book (Jika saja saya telah membaca buku tersebut)

  1. IF ONLY + WOULD/COULD + INFINITIVE

If Only diikuti dengan would/could dan infinitive digunakan untuk mengekspresikan sebuah keinginan yang kuat yang kita percayai tidak terjadi atau tidak mungkin akan terwujud.

If Only + Subject + Would/Could + Infinitive

If only I could speak Russian (Jika saja saya bisa berbicara dalam bahasa Rusia)

PENGGUNAAN ‘HOPE”

Penggunaan hope seringkali disamakan dengan wish. Padahal keduanya sangat berbeda. Kita menggunakan hope untuk membicarakan sesuatu di masa kini atau masa depan yang kita pikir memiliki kesempatan untuk terwujud. Sementara saat menggunakan wish berarti apa yang kita bicarakan tidak mungkin terwujud. Hope juga berfungsi untuk mengungkapkan keinginan, tapi tanpa adanya ratapan, penyesalan, ataupun keluhan.

Pola kalimat umum yang sering digunakan saat menggunakan hope, yakni:

Subject + Hope + (that) + to infinitive

Kata that yang diberikan tanda kurung berarti dapat diadakan ataupun dihilangkan penggunaannya. Tergantung kebutuhan kita.

Contoh kalimat :

  • I hope to get my driving license (Saya berharap mendapatkan izin mengemudiku)
  • She hopes that he calls her soon (Dia berharap bahwa ia akan menelponnya segera)

Penggunaan hope pun beragam macamnya, bergantung pada keterangan waktunya. Perhatikan penjelasan di bawah ini:

  1. HOPE + MASA SEKARANG

Untuk mengekspresikan harapan di masa kini maka bisa menggunakan kalimat berbentuk simple present tense atau present continuous.

    • I hope you are happy now (Saya berharap kamu bahagia saat ini)
    • She hopes he’s having a good time in Bali (Saya berharap dia sedang bersenang-senang di Bali)
  1. HOPE + MASA LALU

Menggunakan hope untuk membicarakan tentang masa lalu juga dimungkinkan. Ini berarti kita berpikir bahwa sesuatu di masa lalu mungkin saja terjadi. Untuk hal ini terbagi menjadi dua kondisi, yakni:

    • Menggunakan hope untuk masa lalu saat sesuatu telah terjadi, tapi belum diketahui hasilnya. Misalnya saja seseorang yang baru saja menyelesaikan ujian sekolah, tapi belum mengetahui apakah ia berhasil lulus atau tidak. Keterangan waktu yang digunakan disini adalah past tense dan present perfect tense.

She hopes that she passed the exam. (Dia berharap bahwa dia lulus ujian)

    • Menggunakan hope untuk masa lalu ketika telah mengetahui hasilnya. Dalam hal ini berarti kita tidak lagi mengharapkan hasilnya seperti apa, namun lebih kepada menunjukkan apa yang kita rasakan di masa lalu.

I hoped that you would get your driving license (Saya berharap kamu mendapatkan surat izin mengemudimu)

  1. HOPE + MASA DEPAN

Saat menggunakan hope untuk mengungkapkan keinginan akan sesuatu di masa depan, maka keterangan waktu yang digunakan adalah present tense (paling umum) atau future tense (jarang digunakan). Penggunaan “can” setelah hope juga dimaksudkan untuk keinginan di masa depan.

    • I hope that they can come to my wedding party (Saya harap mereka bisa datang ke pesta pernikahanku)
    • I hope that he comes to the park tomorrow (Saya harap dia datang ke taman besok)
    • I hope that you will buy the book for me (Saya harap kamu akan membelikanku sebuah buku)
English Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z

Indonesian Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z