Penggunaan Kata Should
“Should” merupakan sebuah kata kerja modal (modal auxiliary verb) yang paling umum digunakan untuk membuat rekomendasi atau memberi nasihat. Kata kerja modal ini juga dapat digunakan untuk mengungkapkan kewajiban hingga harapan. Perhatikan contoh kalimat berikut.
- Rekomendasi: “When you go to Bali, you should visit Pura Tanah Lot in Tabanan.” (Jika kamu pergi ke Bali, kamu harus mengunjungi Pura Tanah Lot di Tabanan.)
- Nasihat: “You should focus more on your family and less on work.” (Kamu harus lebih fokus pada keluarga dan mengurangi kerja.)
- Kewajiban: I really should be in the office by 7:00 AM. (Saya sungguh harus sampai di kantor jam 7 pagi.)
- Harapan: By now, they should already be in Dubai. (Saat ini, mereka harusnya sudah ada di Dubai.)
Struktur Should
Untuk membuat kalimat dengan kata kerja modal seperti Should, perlu ada struktur yang harus kamu ketahui. Agar lebih mudah dalam menggunakan dan membuat kalimat. Berikut struktur dasar penggunaan Should di dalam sebuah kalimat.
[Subject+Auxiliary Verb (Should)+ Main Verb ]
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, berikut diantaranya.
- Kata kerja modal yang digunakan tidak boleh berubah-ubah. Hanya ada satu jenis saja yakni should.
- Kata kerja utama umumnya merupakan bentuk dasar. Misalnya, “He should go” (Dia harus pergi.)
Selain itu, kata kerja utama juga bisa memiliki bentuk lainnya. Seperti berikut ini.
[Have + Past Participle]
Contoh: He should have gone. (Dia harusnya sudah pergi.)
[Be + -Ing]
Contoh: He should be going. (Dia harus pergi.)
Perlu diingat bahwa kata kerja utama tidak bisa berubah jadi to-infinitive. Karenanya, kita tidak bisa mengatakan: Be should to go. Selain itu, tidak ada bentuk singkat dari kata Should, tetapi kita dapat mempersingkat bentuk negatif dari should not menjadi shouldn’t.
Penggunaan Should
- Should untuk memberikan nasihat (advice) dan opini (opinion)
Kata kerja modal ini kerap digunakan dalam memberikan opini dan juga nasehat. Mirip dengan penggunan kata ought to. Perhatikan contoh kalimat berikut,
-
- You should see the new Marvel movie. It’s great! (Kamu harus nonton film Marvel terbaru. Bagus sekali!)
- You should try to eat healthy food. (Kamu harus mencoba untuk mengkonsumsi makanan sehat.)
- Gerry should get a haircut. (Gerry harus potong rambut.)
- He should stop smoking. And he shouldn’t drinking too. (Dia harus berhenti merokok. Dan dia juga seharusnya tidak minum Juga.)
- What should I wear? (Apa yang harus aku kenakan.)
- There should be a law against that. (Harus ada hukum yang melarangnya.)
- Should untuk membuat pengandaian
Should terkadang lebih sering digunakan untuk menyebutkan kata ganti orang pertama tunggal dan jamak (I, we) dalam membuat kalimat bentuk pengandaian, dibandingkan dengan would.
-
- If I lost my job I should have no money. (Jika saya kehilangan pekerjaan, saya pasti tidak punya uang.)
- We should be grateful if you could send us your latest catalogue. (Kami harus berterima kasih jika Anda dapat mengirimkan katalog terbaru Anda kepada kami.)
- Should dalam “If I were you I should…” untuk memberikan nasihat (advice)
Ada beberapa struktur tertentu yang digunakan untuk memberikan nasehat dengan menggunakan modal Should. Yakni dengan bentuk “If I were you I should…”. Perhatikan contoh kalimat berikut,
-
- If I were you, I should complain to the manager. (Jika saya jadi kamu, saya seharusnya komplain pada meneger.)
- If I were you, I shouldn’t worry about it. (Jika saya jadi kamu, saya seharusnya tidak akan khawatir tentang hal itu.)
- I shouldn’t say anything if I were you. (Saya seharusnya tidak mengatakan apapun jika saya jadi kamu.)
Perlu diketahui jika kita bisa menghilangkan frasa “If I were you...” dan cukup mengucapkan,
-
- I should complain to the manager. (Saya harus komplain pada meneger.)
- I shouldn’t worry about it. (Saya harus tidak khawatir tentang hal itu.)
- I shouldn’t say anything. (Saya seharusnya tidak mengatakan apapun)
Dalam hal ini, frasa “I should” sudah mengartikan sesuatu seperti “you should”.
- Should dalam Bentuk Kalimat Pengandaian Semu (Pseudo Subjunctive)
Kata subjunctive kerap digunakan ketika berbicara tentang peristiwa yang diinginkan agar terjadi, harapan yang diinginkan atau membayangkan sesuatu hal bisa terjadi, perhatikan contoh kalimat berikut:
-
- The president is insisting that pollution should be reduced. (Presiden berkeras agar harus polusi dikurangi.)
- The manager recommended that Dita should join the company. ( Manajer merekomendasikan agar Dita harus bergabung dengan perusahaan.)
- It was necessary that everyone should arrive on time. (Semua orang harus datang tepat waktu.)
- Should dalam “Why should..?”
Ketika kita kurang mengerti atau memahami sesuatu hal atau bahkan kurang setuju dengan sesuatu, kita bisa menggunakan “Why should..?”. Simak contoh kalimat berikut.
-
- Why should you cry for him? (Kenapa kamu harus menangisi dia?)
- Why should I do that? (Mengapa saya harus melakukan hal itu?)
- Why should we hire you for this position? (Mengapa kami harus memperkerjakan kamu untuk posisi ini?)
Frasa Why should..? dan How should..? juga bisa digunakan untuk menunjukkan rasa marah atau kejengkelan terhadap sesuatu hal. Perhatikan contoh kalimat berikut,
-
- Anita: Help me with this. (Bantu saya dengan ini.)
- Susan: Why should I? (Mengapa harus saya?)
- Jony: Where are my keys? (Dimana kunci saya?)
- Bagas: How should I know? (Bagaimana saya bisa tahu?)