Perbedaan antara TOEFL IBT dan PBT

TOEFL atau Test of English as a Foreign Language adalah tes untuk mengukur kecakapan dan kapabilitas bahasa Inggris seseorang yang memiliki bahasa ibu berbeda; contohnya kita yang bahasa aslinya adalah bahasa Indonesia. TOEFL pertama kalii diselenggarakan oleh ETS atau Educational Testing Service pada tahun 1963, dan hingga kini dikenal memiliki tiga jenis pengujian: CBT, PBT, dan iBT. CBT atau Computer-Based Test sudah tidak lagi digunakan sejak tahun 2006; maka kali ini kita akan membahas tentang TOEFL IBT (Internet-Based Test) dan PBT (Paper-Based Test) saja.
TOEFL PBT vs IBT
TOEFL PBT, sesuai namanya, adalah pengujian berbasis kertas. Ada tiga sesi tes tertulis dalam tes ini, yakni Listening, Structure, serta Reading yang semuanya tertuang dalam soal pilihan ganda. Pada sesi Listening, kita diuji pemahaman akan bahasa Inggris melalui pendengaran kita-baik dengan audio berupa dialog atau narasi. Kemudian pada sesi Structure, pemahaman kita akan grammar atau tata bahasa yang diuji. Dalam sesi ini, kita akan menjumpai soal finding errors atau menunjukkan bagian-bagian yang salah dari struktur kalimat yang diberikan. Sedangkan dalam sesi Reading, tingkat pemahaman kita dalam memahami suatu teks bacaan. Dalam sesi ini, konsentrasi dan kosakata kita yang paling banyak diuji.
Total durasi tes memakan waktu selama 2 sampai 2,5 jam. Rentang skor dari PBT-TOEFL ini berkisar antara 310 hingga 677. Di lingkup internasional, skor PBT-TOEFL sudah tidak diterima dan hanya berlaku di beberapa negara saja; contohnya untuk mendapat beasiswa StuNed dari Belanda. Di Indonesia sendiri, PBT TOEFL tidak dijumpai karena PBT hanya diselenggarakan di negara-negara yang tidak bisa melaksanakan IBT TOEFL sebab adanya kendala teknologi. Namun, Indonesia memiliki jenis TOEFL dengan sistem serupa PBT yang dikenal dengan ITP atau Institutional Testing Program yang biasa diselenggarakan oleh perguruan tinggi dan lembaga bahasa yang sudah bekerjasama dengan ETS.
Skor TOEFL ITP bisa digunakan sebagai persyaratan melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia, menunjang karir di instansi lokal, untuk mengikuti program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karir dari lembaga pemerintah seperti Departemen Pendidikan Luar Negeri dan Pusat Pelatihan, BAPPENAS, BKPM, Departemen Perdagangan dan Bank Indonesia, serta berbagai keperluan yang masih dalam cakupan instansi lokal. Adapun untuk beasiswa luar negeri, skor ITP TOEFL masih bisa diterima untuk mendaftar ke program Fullbright, Ford, ADS, StuNed, dan DAAD.
TOEFL IBT adalah pengujian berbasis internet yang terdiri atas empat sesi, yakni Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Sebab dalam pelaksanaannya membutuhkan fasilitas yang lebih kompleks, tidak heran biaya yang harus dikeluarkan demi mengikuti TOEFL iBT jauh lebih tinggi dibandingkan dengan PBT. Adapun rincian tiap sesi ujiannya adalah sebagai berikut:
Reading
Dalam sesi ini, kita akan menjumpai tiga sampai lima teks bacaan yang memuat sekitar 700 kata yang masing-masing diikuti 12-14 pertanyaan seputar ide pokok, tujuan, kesimpulan, kosakata, detail khusus, pernyataan tersirat, hingga tuntutan untuk melengkapi isi tabel dan kesimpulan.
Teks yang diberikan memuat bacaan-bacaan ilmiah atau yang bersifat akademik sehingga dibutuhkan pemahaman kosakata dan gramatika yang cukup tinggi agar tidak kesulitan mengerjakannya; yang pada dasarnya tidak begitu jauh berbeda dengan yang dijumpai pada TOEFL PBT. Adapun durasi yang diberikan sekitar 60-100 menit.
Listening
Masih tidak jauh berbeda dari TOEFL PBT, dalam sesi ini kita akan menjumpai sejumlah percakapan umum dan diskusi akademik yang masing-masing diikuti oleh beberapa pertanyaan. Satu audio percakapan berdurasi sekitar tiga menit diikuti lima pertanyaan; sedamh audio diskusi akademik atau kuliah berdurasi tiga sampai lima menit dengan diikuti enam buah pertanyaan seputar pemahaman ide pokok, implikasi, detail penting, kesatuan informasi, tujuan pembicara hingga sikap pembicara. Sesi Listening berlangsung sekitar 60-90 menit.
Speaking
Dalam sesi ini, kemampuan bicara kita akan diuji dalam enam latihan. Dua latihan pertama bersifat independen, di mana kita akan diminta mengutarakan opini seputar topik yang sedang hangat atau familiar untuk dievaluasi kemampuan bicaranya secara spontan.
Selanjutnya, kita akan diberi bacaan pendek atau mendengar audio percakapan, serta kuliah akademis untuk merespon dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan informasi di dalamnya. Dalam sesi ini, kita diperbolehkan mencatat poin-poin yang kita dapat dari audio yang diperdengarkan untuk memudahkan kita memberikan respon. Pemahaman kita atas penyampaian yang diberikan serta kemampuan kita dalam menyatukan dan menyajikan informasi lah yang diuji dalam tahap ini.
Setiap respon atau jawaban yang kita berikan akan direkam secara digital untuk selanjutnya dievaluasi oleh beberapa ahli dari ETS’s Online Scoring Network (OSN). Durasi untuk sesi Listening berlangsung selama dua puluh menit.
Writing
Dalam sesi terakhir di TOEFL iBT ini, kita akan diminta untuk memberikan dua respon tertulis dari dua soal latihan. Yang pertama, kita akan diberi bacaan akademis dan audio diskusi dengan tema yang sama, untuk kemudian kita buat kesimpulan berisikan detail atau poin-poin penting yang ada di dalamnya. Dalam tahap ini, kita diperbolehkan membuat catatan untuk menghimpun informasi yang kita dapatkan sebelum menuangkannya dalam tulisan.
Yang kedua, kita akan diberi sebuah isu atau topik untuk kemudia kita buat respon yang memuat pendapat kita dalam bentuk esai. Jawaban yang kita buat juga akan dikirim ke ETS’s OSN untuk dievaluasi oleh empat orang ahli. Adapun durasi yang diberikan yakni sepanjang lima puluh menit.
Berbeda dari TOEFL PBT, skor yang kita peroleh dalam tes iBT ini berkisar antara 0-120, dengan masing-masing section memiliki poin nilai rata-rata 0-30. Durasi yang diperlukan untuk mengikuti TOEFL iBT setidaknya adalah 4 jam.
Jika tes ITP berlaku regional, tes iBT ini diakui secara internasional; yang artinya, lebih banyak kesempatan yang bisa kita dapatkan dengan bekal skor tes iBT ini. Badan layanan seperti LPDP juga mensyaratkan skor TOEEFL iBT untuk beasiswa mancanegara. Namun, standar minimal skor TOEFL iBT yang diminta untuk keperluan mendaftar kuliah atau program beasiswa di luar negeri biasanya cukup tinggi, yakni 80-90 untuk kawasan Asia atau setara >550 poin PBT. Untuk mendaftar kuliah ke universitas-universitas di Amerika standar nilai minimal bisa mencapai 100 atau sekitar >630 poin PBT.