Perbedaan Assume vs Presume
Banyak yang mengira jika kata “assume” dan “presume” adalah sinonim yang penggunaannya bisa ditukar-tukar. Meski memiliki makna yang sama, nyatanya keduanya bukanlah sinonim atau kata yang sama. Keduanya merupakan kata yang cukup berbeda. Penempatan kata yang kurang tepat bisa-bisa mengubah makna dari kalimat yang diucapkan.
Jika Anda masih bingung apa bedanya antara “assume” dan “presume“, maka ada baiknya untuk menyimak ulasan berikut selengkapnya.
Apa sih bedanya Assume dan Presume?
Layaknya saudara kandung, assume dan presume berasal dari akar kata yang sama. Kata assume berasal dari kata kerja berbahasa Latin yang berarti “menerima atau menganggap”. Sementara “presume“, berasal dari kata kerja berbahasa Latin yang berarti “mengambil atas diri sendiri, mengambil kebebasan, atau menerima begitu saja.”
Kedua kata kerja berbahasa Latin tersebut jika ditelusuri ternyata memiliki akar kata yang sama, yakni sumere yang artinya menganggap atau menerima. Selain itu, kedua kata tersebut juga memiliki ejaan yang hampir mirip, kecuali pada prefiksnya. Meski sama namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yakni dari tingkat confindence dari seseorang yang mengucapkannya. Selain itu, juga keduanha tidak dapat ditukar peletakannya karena bisa mengubah makna dari suatu kalimat.
Assume
Assume didefinisikan sebagai anggapan tentang suatu hal yang dianggap benar baik meski hanya dengan sedikit bukti ataupun tanpa bukti sama sekali. Pada dasarnya, assume bisa dibuat atau dikatakan tanpa alasan yang kuat.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
- When I go to this new school, I am worried about what people are going to assume about me. (Ketika saya pergi ke sekolah baru, saya khawatir mengenai anggapan orang-orang tentang saya.)
- Jan assumed Bob wouldn’t be home, but was wrong. (Jan menganggap Bob tak akan ada di rumah, tapi ternyata salah.)
- I just assumed you didn’t like me because you didn’t tell me any different. (Saya baru saja beranggapan kamu tidak akan menyukai saya karena kamu tidak mengatakan hal berbeda.)
Pada contoh kalimat di atas, hampir semuanya mengatakan assume (berasumsi) hampir tanpa bukti sama sekali.
Presume
Kebalikan dari assume yang merupakan anggapan yang dibuat tanpa perlu bukti yang kuat, maka presume lebih pada anggapan yang dibuat berdasarkan kemungkinan atau probabilitas.
Biasanya, seseorang yang mengucapkannya memiliki bukti yang kuat untuk mendukung apa yang diucapkan. Presume diungkapkan ketika seseorang memiliki kepercayaan diri yang kuat akan sesuatu dibanding ketika sedang mengucapkan assume (berasumsi).
Perhatikan contoh berikut,
- She’s wearing a mail carrier’s uniform, so I presume she knows her way around the neighborhood. (Dia mengenakan seragam pembawa surat, jadi saya kira dia tahu jalan di sekitar lingkungan itu.)
- Gerry is very tall, so people presume he plays professional basketball. (Gerry sangat tinggi, jadi orang-orang mengira dia bermain bola basket secara )
Perbedaan antara assume dan presume
Kedua kata ini sangat sering membuat orang bingung, sehingga keliru dalam penempatan nya. Karena keduanya merupakan kata kerja yang sama-sama menjelaskan suatu kesimpulan tanpa mengetahui semua fakta atau kebenaran dibaliknya. Tetapi dibalik kesamaannya ada beberapa perbedaan mendasar pada artinya, berikut diantaranya.
- Assume, percaya bahwa sesuatu itu benar tanpa bukti.
- Presume, percaya bahwa sesuatu itu benar dengan beberapa bukti, atau berdasarkan probabilitas
Selain itu, masing-masing memiliki arti yang lain, diantaranya.
- Assume untuk mengambil otoritas atau tanggung jawab untuk suatu tugas tertentu.
- Presume untuk bertindak tanpa izin.
Seperti yang Anda lihat, arti yang pertama memiliki makna yang lebih mirip dibanding maknya yang kedua. Di situlah biasanya kesalahan terjadi ketika keliru dalam menempatkan assume dan presume dalam kalimat.
Cara menggunakan Assume dan Presume dalam kalimat
Penggunaan Assume
Lantas, bagaimanakah cara menempatkan assume secara tepat dalam sebuah kalimat? Hal ini sangat bergantung pada apa yang sebetulnya ingin disampaikan. Assume identik dengan sesuatu yang diucapkan secara langsung tanpa menunggu suatu bukti lebih dulu.
Perhatikan contoh berikut,
- For the sake of argument, let’s assume that you’re telling the truth. (Demi argumen, anggap saja Anda mengatakan yang sebenarnya.)
- I assume that the plane will leave on time. ( Saya berasumsi jika pesawat akan berangkat tepat waktu.)
- Don’t assume that you know how I feel. (Jangan berasumsi bahwa Anda tahu bagaimana perasaan saya.)
- Nita didn’t check her wallet, but she assumed she had enough money to pay. (Nita tidak memeriksa dompetnya, tapi dia berasumsi dia punya cukup uang untuk membayar.)
Penggunaan Presume
Untuk menggunakan presume dengan benar, Anda harus memasukkan lebih banyak detail ke dalam kalimat yang akan diucapkan. Seseorang yang mengkapkan presume biasanya menggunakan pengetahuan atau informasi yang dimiliki tentang sesuatu hingga pada sebuah kesimpulan.
Namun, mereka masih bisa salah atau keliru karena mereka tak memiliki semua informasi secara tepat. Simak beberapa contoh kalimat berikut.
- Since Linda spent three years in Paris, I presume she was know French quite well. (Karena Linda tinggal selama tiga tahun di Paris, saya rasa dja paham bahasa Prancis dengan baik.)
- Based on her low-quality work, I’d presume that she did this at the last minute. (Berdasarkan kualitas pekerjaannya yang rendah, saya menganggap dia melakukan ini di menit terakhir.)
- Indonesian citizens are presumed innocent until proven guilty. (Warga negara Indonesia dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah.)
Contoh perbedaan Assume dan Presume dalam kalimat
Jika masing penasaran dengan perbedaan antara assume dan presume, maka cobalah untuk melarikan dalam kalimat. Sehingga akan terlihat perbedaan secara jelas, simak contoh kalimat berikut ini.
Contoh pertama,
- I assume you’re feeling sad about your trip getting cancelled. (Saya kira kamu merasa sedih karena perjalanan kamu yang telah dibatalkan.)
- I presume you’re feeling sad about your trip because you were really looking forward to it. (Saya kira kamu merasa sedih soal perjalanan kamu karena kamu benar-benar telah menantikannya.)
Contoh kedua,
- She assumed that I’d be late. (Dia beranggapan jika saya akan terlambat.)
- She presumed that I’d be late because traffic is terrible. (Dia beranggapan jika saya akan terlambat karena lalu lintas yang begitu buruk.)
Dilihat dari penggunaannya dalam kalimat di atas, tentu terlihat perbedaannya bukan? Assume dibuat ketika seseorang tidak memiliki bukti akan sesuatu hal. Sementara presume dibuat ketika seseorang memiliki beberapa bukti tambahan yang memperkuat argumennya. Disitu baru terlihat jelas perbedaannya.