Perbedaan “Do” & “Does”

“Do” dan “does” adalah kata kerja yang biasanya digunakan ketika membicarakan actions atau perbuatan. Kedua kata ini bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “melakukan”. Di bawah ini adalah penjelasan tentang perbedaan “do” dan “does” selengkapnya:
Do
“Do” digunakan apabila subjeknya adalah I (saya), you (Anda), we (kita/ kami), dan they (mereka). Contoh:
- I do love her. (Saya mencintainya)
- We do not tolerate racism in our area. (Kami tidak menoleransi rasisme di area kami)
- Do they know that I am here? (Apakah mereka tahu saya ada di sini?)
- My friend and I do want to travel to Africa. (Teman saya dan saya ingin bepergian ke Afrika)
Ada banyak fungsi “do” dalam kalimat. Mari kita lihat fungsi-fungsi tersebut di bawah ini:
- Untuk membentuk kalimat tanya
Fungsi “do” pertama adalah untuk mengubah kalimat afirmatif menjadi kalimat tanya. Berikut adalah pola yang bisa kita ikuti:
Do + subject + verb
What/ who/ when/ why/ where/ how + do +subject + verb
Contoh:
-
- Do you love me? (Apakah kamu mencintaiku?)
- Why do they leave? (Mengapa mereka pergi?)
- Do Sarah and Mike know about this? (Apakah Sarah dan Mike tahu tentang ini?)
Catatan: “do” tidak boleh digunakan pada kalimat tanya dengan to be (are, am, is) atau modals (can, should, must, might, dll). Contoh:
Kalimat afirmatif: They are smart students. (Mereka murid pintar)
Kalimat tanya: Are they smart students? (Apakah mereka murid pintar?) –> bukan “do they are smart students?”
- Untuk membentuk kalimat negatif
Fungsi “do” selanjutnya adalah untuk membentuk kalimat negatif. Pola yang bisa ikuti, yakni:
Subject + do not/ don’t + verb
Contoh:
-
- They don’t want to join us. (Mereka tidak mau bergabung dengan kita)
- Me and Cindy do not have a gut to tell John the truth. (Saya dan Cindy tidak memiliki keberanian untuk mengatakan John yang sebenarnya)
- You don’t have to bring an umbrella. (Kamu tidak harus membawa payung)
- Untuk menekankan main verb
“Do” pada kalimat positif juga bisa berfungsi sebagai penekan kata kerja utama. Contoh:
-
- You do look exhausted. (Anda terlihat lelah) –> menekankan “look”
- We do want to help you. (Kami ingin membantu Anda) –> menekankan “want”
- Untuk membentuk kalimat perintah
“Do” juga bisa digunakan dalam imperative sentences atau kalimat perintah. Pada konteks ini kita bisa menggunakan baik “do” atau “do not/ don’t”. Contoh:
-
- Do it quicker! (Kerjakan dengan lebih cepat!)
- Don’t blink! (Jangan berkedip!)
- Do not follow them! (Jangan ikuti mereka!)
- Untuk membentuk tag questions
Peran “do” pada kalimat selanjutnya yakni untuk membentuk tag questions. Contoh:
-
- They know we’re here, don’t they? (Mereka tahu kita di sini, kan?)
- You don’t listen to me, do you? (Kamu tidak mendengarkanku, kan?)
- Untuk menghindari repetisi
Selanjutnya, “do” bisa dipakai untuk menghindari repetisi atau pengulangan kata kerja. Contoh:
-
- If you’d like to take a nap, feel free to take a nap here. –> If you’d like to take a nap, feel free to do it here. (Jika Anda ingin tidur siang, silakan lakukan di sini)
- They run and play as children run and play. —> They run and play as children do. (Mereka berlarian dan bermain seperti anak-anak)
Does
“Does” digunakan apabila subjeknya adalah “he” (dia laki-laki), “she” (dia perempuan), dan “it” (dia kata benda). Contoh:
- He does not give up. (Dia tidak menyerah)
- Does Isabelle work here? (Apakah Isabelle bekerja di sini?)
- The dog does run fast. (Anjingnya berlari kencang)
“Does” memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah:
- Untuk membentuk kalimat tanya
Fungsi pertama “does” adalah untuk membentuk kalimat tanya. Gunakan pola berikut untuk melakukannya:
Does + subject + verb
What/ who/ when/ why/ where/ how + does +subject + verb
Contoh:
-
- Does he wake up early? (Apakah dia bangun pagi?)
- Where does Dave live? (Di mana Dave tinggal?)
Catatan: “does” tidak boleh digunakan pada kalimat tanya dengan to be (are, am, is) atau modals (can, should, must, might, dll). Contoh:
Kalimat afirmatif: Budi can do it. (Budi bisa melakukannya)
Kalimat tanya: Can Budi do it? (Apakah Budi bisa melakukannya?) –> bukan “Does Budi can do it?”
- Untuk membentuk kalimat negatif
Selanjutnya, “does” bisa digunakan untuk membentuk kalimat negatif. Adapun pola yang bisa diikuti, yakni:
Subject + does not/ doesn’t + verb
Contoh:
-
- A cow doesn’t eat meat. (Sapi tidak makan daging)
- Mia does not go to this school. (Mia tidak sekolah di sini)
- Untuk menekankan main verb
“Does” juga bisa digunakan untuk menekankan kata kerja utama (main verb). Contoh:
-
- She does love swimming. (Dia suka berenang) –> menekankan “love”
- Reza does go to the gym twice a week. (Reza pergi kepusat kebugaran dua kali seminggu) –> menekankan “go”
- Untuk membentuk tag questions
Fungsi “does” selanjutnya yakni untuk membentuk tag questions. Contoh:
-
- Tia enjoys reading novel, doesn’t she? (Tia suka membaca novel, kan?)
- Harry doesn’t live there anymore, does he? (Harry tidak tinggal di sana lagi, kan?)