Perbedaan Equity vs Equality
Cukup banyak kata di dalam bahasa Inggris yang membingungkan karena memiliki arti yang serupa dan ejaan yang hampir sama. Seperti kata “equality” dan “equity” misalnya saja. Tidak hanya memiliki arti yang serupa dan ejaan yang mirip, kedua kata tersebut juga termasuk ke dalam part of speech (kelas kata) noun (kata benda). Itulah mengapa masih banyak orang yang keliru ketika menggunakan kedua kata ini. Lantas apa perbedaan keduanya? Mari kita cari tahu melalui penjelasan di bawah ini:
Equality
“Equality” di dalam Oxford English Dictionary didefinisikan sebagai, “the state of being equal, especially in status, rights, or opportunities.” (Kondisi atau keadaan yang setara, terutama dalam status, hak, dan kesempatan). “Equality” bisa diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “ekualitas” atau “kesetaraan”
“Equality” adalah bagian dari kelas kata noun (kata benda), jadi penggunaannya dalam kalimat sama seperti kata benda lainnya. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan “equality” dalam kalimat:
- This organization is established to promote racial equality. (Organisasi ini didirikan untuk mempromosikan kesetaraan ras)
- The 1960s civil rights movement aimed to achieve equality for African Americans. (Gerakan hak sipil 1960an bertujuan untuk mencapai kesetaraan untuk orang-orang Afrika Amerika)
- Raden Ajeng Kartini is a national heroine who fought for gender equality in Indonesia. (Raden Ajeng Kartini adalah pahlawan nasional yang berjuang untuk kesetaraan gender di Indonesia)
- The equality of human rights is written in the new law. (Kesetaraan hak asasi manusia tercantum dalam undang-undang baru)
Equity
Menurut Oxford English Dictionary, “equity” dalam konteks yang sama dengan “equality” adalah, “the quality of being fair and impartial.” (Keadaan atau kondisi adil dan tidak memihak). “Equity” bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “keadilan”. Secara kasat mata, pengertian “equity” sama dengan “equality”. Akan tetapi ada perbedaan yang penting di antara keduanya. Perbedaan ini akan kita pelajari di segmen selanjutnya.
“Equity”, sama seperti “equality”, juga merupakan bagian dari kelas kata noun (kata benda) sehingga penggunaannya sama seperti penggunaan kata benda lainnya. Mari kita lihat beberapa kalimat di bawah ini untuk mengetahui penggunaan “equity”:
- People were protesting because the government’s new policy did not meet equity. (Rakyat berunjuk rasa karena kebijakan baru pemerintah tidak adil)
- The principle of equity should be used when it comes to make a fair decision. (Prinsip keadilan harus digunakan dalam hal membuat keputusan yang adil)
- Just because it is equal, it does not mean it is fair. We should remember that equality is not the same with equity. (Hanya karena ini sama rata, bukan berarti ini adil. Kita harus ingat bahwa kesetaraan tidak sama dengan keadilan)
- It is said that they do it for equity, but I have not seen and felt the equity at all. (Dikatakan bahwa mereka melakukannya untuk keadilan, tetapi saya belum melihat dan merasakan keadilannya sama sekali)
Equality vs Equity
Banyak orang yang mengira bahwa “equality” dan “equity” adalah sinonim dari satu sama lainnya. Kedua kata ini memang serupa dari segi arti dan ejaan. Meskipun demikian, keduanya tidak bisa menggantikan satu sama lainnya. Terdapat perbedaan mendasar dan penting di antara keduanya.
“Equality” memberikan sesuatu yang sama kepada semua orang sama banyaknya, sedangkan “equity” memberikan sesuatu yang sama kepada semua orang berdasarkan kebutuhannya. Dengan kata lain, “equality” itu berbagi dengan jumlah yang sama rata, sedangkan “equity” berbagi dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan si penerima. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat beberapa contoh berikut ini:
- In education, equality is to provide every student with the same experience, while equity can be giving scholarship to students who are in need or from a low income family. (Dalam dunia pendidikan, kesetaraan adalah menyediakan pengalaman yang sama kepada setiap siswa, sedangkan keadilan bisa berupa memberikan beasiswa kepada siswa yang membutuhkan atau yang berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah)
- The local government is forced to cut the operational hours of service centers in several neighborhoods. If the government approaches the principle of equality, they would cut all the hours by the same amount. However, if they want to represent equity, they would first check which neighborhoods frequent the service centers more often. After that, the government would cut the operational hours in the neighborhoods which use their centers less-often. (Pemerintah daerah dipaksa untuk mengurangi jam operasional pusat pelayanan di beberapa tempat. Apabila pemerintah menggunakan prinsip ekualitas, mereka akan mengurangi semua jam dalam jumlah yang sama. Akan tetapi, apabila mereka ingin menunjukkan keadilan, mereka pertama-tama akan memeriksa daerah mana yang mengunjungi pusat pelayanan lebih sering. Setelah itu, pemerintah akan memotong jam operasional di daerah yang menggunakan pusat pelayanan lebih jarang)
- One example to explain equality is that the government provides subsidies on gasoline to all people. All people, whether they are rich or poor, get the subsidies. On the other hand, the example of equity is that the subsidies are only reserved for the needy. (Satu contoh untuk menjelaskan ekualitas adalah pemerintah menyediakan subsidi bensin untuk semua masyarakat. Semua masyarakat, baik itu kaya atau miskin, mendapatkan subsidinya. Di sisi lain, contoh dari keadilan adalah subsidi hanya disediakan untuk masyarakat yang membutuhkan saja)