sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Perbedaan I Too, I Also, Me Too, dan Me Also

Kalau kita baca sekilas dari judul artikel tutorial bahasa Inggris ini, mungkin kita tidak melihat perbedaannya yang berarti. Apalagi, semuanya punya arti yang sama, yakni, “aku (atau saya) juga!”

Padahal, kalau keempatnya dikatakan secara berbeda dalam bahasa Inggris, antara “I too”, “I also”, “me too”, dan “me also” memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan antara “I too”, “I also”, “me too”, dan “me also”:

1. Perbedaan Penempatan Atau Susunan Dalam Kalimat

Baik “I too” maupun “I also” dapat diletakkan di awal maupun tengah kalimat. Bila ditaruh di awal kalimat, terkadang “I too” perlu disisipi koma. Misalnya pada kalimat, “I, too, will get exhausted” (aku juga akan merasa capek), kita melihat ada 2 koma setelah “I” dan “too”.

Sementara itu, bila kita ganti kalimat tersebut menjadi, “I also will get exhausted”, tidak ada satupun koma setelah “I” maupun “also”. Namun, penempatan “also” dengan “I” dapat diubah, sehingga ada koma setelah “also”, menjadi, “Also, I will get exhausted”. Kalimat semacam ini biasanya untuk kalimat kedua dan seterusnya dari sebuah paragraf, karena “also” sendiri adalah kata penghubung.

Hal yang sama juga berlaku untuk “me also” yang dapat diubah susunan antara “also” dan “me”-nya. Namun, itu hanya dapat dilakukan ketika ada penyebutan orang lain selain “me”, seperti “Also, me and my family will get exhausted” (Juga, saya dan keluarga akan capek).

Berbeda dengan “me also”, “me too” biasanya ditempatkan setelah pertanyaan, tidak peduli dalam kalimat tertulis atau percakapan. Selain itu, dalam sebuah kalimat tertulis maupun percakapan, “me too” cenderung tidak memiliki perubahan penempatan atau susunan.

Melalui poin pertama ini, kita tahu yang memiliki “too”, yakni “I too” dan “me too” cenderung tidak memiliki perbedaan penempatan atau susunan yang berarti, kecuali “I too” yang dapat ditambahi koma.

Sementara itu, “me also” dan “I also” memiliki perbedaan penempatan atau susunan yang lebih fleksibel dibandingkan “I too” maupun “me too”.

2. Susunan Grammar yang Tepat untuk Tiap “Aku (Saya) Juga!”

Poin kedua ini hampir mirip dengan poin pertama mengenai perbedaan penempatan atau penggantian tempat di dalam kalimat.

Bedanya, grammar yang kita bahas pada poin kedua ini melibatkan tata cara subject-object dan tambahan tense yang membentuk kalimat dalam “I too”, “I also”, “me too”, atau “me also”—atau dalam bahasa Indonesianya, “aku (saya) juga!”—sekaligus aturan penggunaan “to be” atau kata penghubung dalam tiap tenses-nya.

Secara umum, “I too” maupun “I also” sama-sama digunakan sebagai subject. Artinya, baik itu dalam kalimat tunggal atau kalimat majemuk, penggunaan “I too” atau “I also” harus memfungsikan “I” sebagai subject.

Sementara itu, baik “me too” maupun “me also” memiliki fungsi sebagai object dalam kalimat tunggal maupun majemuk.

To be” dalam tiap tenses-nya, yakni “am”, “was”, dan lain-lain juga menjadi salah satu aspek grammar yang perlu diperhatikan pada “I too” maupun “I also”. Misalnya, “I am, too, a high school student,” (Aku juga murid SMA), atau “I also was a high school student” (Aku juga dulunya adalah murid SMA).

Penempatan “to be” yang berbeda-beda ini memberikan kesan yang berbeda untuk masing-masing “I too” maupun “I also”.

To be” yang dapat diletakkan sebelum “too” pada “I too” menjadikan subject I” yang merupakan “high school student” (murid SMA) lebih kuat, sementara penempatan “to be” setelah “also” menjadikan posisi subject I” maupun keseluruhan kalimat contoh itu menjadi lebih formal.

Mengingat sifat “me too” maupun “me also” yang merupakan object, maka tidak ada “to be” yang boleh ditempatkan, baik itu di awal, tengah, maupun akhir dari “me too” maupun “me also”.

Sebagai gantinya, kata imbuhan semacam “and” boleh dimasukkan sebelum “me too”, seperti “They dislike meats, and me too,” (Mereka tidak suka daging, dan aku juga). Ini juga merupakan hal yang membedakan “me too” dengan “me also”, yakni “me also” harus dibiarkan begitu saja sebagai object dengan imbuhan “also” tanpa ada penambahan “to be” maupun kata penghubung apapun.

3. Situasi Formal vs. Informal Secara Tertulis Maupun Percakapan

Dalam kalimat tertulis, “I also” merupakan bentuk yang paling formal di antara keempat “aku (saya) juga!” yang terdapat pada artikel ini. “I also” digunakan untuk menyatakan tambahan atas hal-hal yang terdapat pada kalimat sebelumnya.

Contoh kalimat yang dapat kita pelajari misalnya, “I did network designs. I also worked on some gaming projects before,” (Saya mengerjakan desain jaringan.

Saya juga pernah bekerja dalam beberapa proyek permainan sebelumnya) pada penjelasan profesional seseorang.

Sebaliknya, “I too” tidak akan digunakan dalam situasi formal, melainkan informal.

Dalam hal ini, “I too” digunakan untuk situasi tertulis yang sifatnya lebih santai atau tidak formal, dan tempatnya di tempat-tempat yang “santai” seperti restoran, supermarket, lapangan olahraga, mal atau pusat perbelanjaan, dan situasi informal lainnya.

Misalnya, kita dapat menuliskan, “I, too, am okay with changing choices,” (aku juga tidak apa-apa soal pilihan yang diubah) dalam situasi yang lebih tidak formal.

Meski sama-sama memiliki “too”, kenyataannya, “me too” juga banyak digunakan dalam situasi yang formal sebagaimana informal dalam sebuah percakapan.

Misalnya, jawaban, “And me too, I mean—I believe that we should improve on our performances,” (dan saya juga, maksud saya—saya percaya kita perlu meningkatkan kemampuan kita) dapat diberikan dalam situasi yang lebih formal.

Untuk situasi yang lebih informal, jawaban “me too” saja untuk sebuah pertanyaan tertutup sudah menunjukkan seseorang setuju dengan pertanyaan yang diajukan padanya.

Di sisi yang lain, “me also” lebih jarang digunakan, baik dalam situasi formal maupun informal. Namun, dalam beberapa situasi formal yang khusus dan melibatkan percakapan, “me also” juga dapat digunakan.

Misalnya, seseorang dapat mengatakan, “They assemble me also in one room,” (Mereka mengumpulkan aku juga dalam sebuah ruangan).

Dari poin ketiga ini, kita tahu kata-kata yang menunjukkan persetujuan seperti “I also”, “me also”, atau “me too” tidak hanya digunakan untuk situasi formal.

Faktanya, “me too” juga dapat digunakan untuk situasi yang informal sebagaimana juga formal, dan “I too” dapat digunakan untuk situasi informal.

Selain itu, melalui pemaparan poin kedua ini, kita mengetahui apapun yang berawalan dengan “I”, baik itu “I also” maupun “I too”, kerap digunakan untuk situasi yang tertulis.

Sementara itu, yang berawalan dengan “me”, seperti “me too” dan “me also”, kerap digunakan untuk situasi percakapan.

Satu lagi yang perlu kita ketahui, penggunaan “me also” agak jarang, paling tidak untuk saat ini.

Namun, bukan berarti kita sama sekali tidak dapat menggunakan “me also”, karena “me also” juga dapat digunakan dalam berbagai situasi seperti yang dijelaskan pada ketiga poin perbedaan di atas, sebagaimana juga “I too”, “I also”, maupun “me too”.

Dalam artikel tutorial bahasa Inggris selanjutnya, kita akan membahas tentang hal yang juga dekat dengan kehidupan kita, yakni cara penulisan dan pembacaan mata uang dalam bahasa Inggris.

Wah, menarik juga, ya? Pssst… Jangan hanya terpaku pada satu-dua baris intinya saja, dong! Ikuti dan baca terus artikel tutorial bahasa Inggris dari kami agar menjadi lebih update mengenai materi bahasa Inggris yang terbaru!

English Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z

Indonesian Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z