Perbedaan Inggris British (UK), Amerika (US), dan Australia (AU)
Learners, kami memiliki fakta yang menarik untuk dibagikan pada kalian semua: Inggris itu tidak hanya satu, tetapi ada tiga.
Pssst… Jangan rame duluan! Sebenarnya, yang dimaksud adalah variasi bahasa Inggris itu ada 3 jenis, yakni British (UK), Amerika (US), dan Australia, atau variasi bahasa Inggris terbanyak dipakai.
Ternyata, bahasa Inggris itu kaya macam, ya? Jangan hanya terkagum dengan macamnya, namun lihat masing-masing uraian di bawah ini untuk mengetahui perbedaan di antara ketiganya:
1. Cara Menyingkat
Inggris US banyak menyingkat subject dengan imbuhan, seperti, “we’ll” dari “we will”, “you’re” dari “you are” (terkadang saat berbicara, ini dapat terdengar sebagai “your”), “math” dari “mathematics”, dan lain-lain.
Inggris Australia juga banyak menyingkat, namun, Inggris Australia memiliki aksen yang lebih unik lagi. Satu singkatan yang lazim pada Inggris Australia adalah “G’day” dari “Good day”, yakni yang biasanya digunakan untuk menyapa orang saat bertemu.
Meskipun Inggris UK terkenal sebagai bahasa Inggris dengan cara berbicara (speaking) atau accent yang medok, bukan berarti Inggris UK tidak memiliki singkatan.
Contoh yang paling sederhana adalah penyingkatan “mathematics” (matematika) yang sedikit berbeda dengan Inggris US, yakni “maths” (hanya menambahkan “s” di bagian belakangnya).
2. Cara Mengeja Kata (Spelling)
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahasa Inggris akan terlihat sama apabila kita hanya melihat secara keseluruhan. Namun, ketika seseorang berbicara, maka dari caranya mengeja kata atau spelling, kita dapat mengidentifikasi apakah ia menggunakan bahasa Inggris US, UK, atau Australia.
Hal yang paling menonjol mengenai perbedaan spelling berbicara antara Inggris US, UK, dan Australia adalah pada huruf “a” dengan huruf “r”. Dalam paragraf selanjutnya, kita akan melihat cara-cara mengeja huruf tersebut sesuai pelafalan Inggris US, UK, maupun Australia.
Dalam Inggris US, huruf “a” dieja sebagai “e”. Dalam beberapa kasus, terkadang bunyinya menjadi seperti “ei”, dengan “i” yang hampir tidak terdengar, dan “e” yang jelas terdengar.
Huruf “r” dalam kata-kata tertentu, terutama bila berada di akhir kata seperti “diver”, “bear”, dan sebagainya, cenderung tidak begitu jelas ketika dilafalkan, sehingga bunyinya menjadi seperti “daive” (“e”-nya juga tidak jelas, tapi masih lebih jelas dari “r”), “bie”, dan lain-lain.
Inggris UK, sebagaimana dengan Inggris Australia, melafalkan “a” sama seperti hurufnya, yakni “a”. Yang membedakannya dengan Inggris Australia terletak pada pengejaan huruf “r”.
Bila tidak ada huruf hidup sebelum “r”, maka huruf “r” tidak dieja. Contohnya, “mushroom” yang ada huruf h (bukan huruf hidup, tetapi huruf mati) sebelum “r”, maka “r”-nya tidak dieja.
Inggris UK juga mengenal adanya fenomena intrusive R, yakni huruf “r” yang sengaja ditambahkan dan dieja dengan jelas di antara kata yang berakhiran huruf hidup dengan kata berikutnya yang berawalan huruf hidup, seperti “China and … ” yang kata “China”-nya berakhiran huruf “a” (huruf hidup) dan “and”-nya berawalan huruf “a” juga, sehingga “China” dieja seperti “Chinar” atau “Chiner”.
Inggris Australia merupakan bahasa Inggris yang paling jelas dalam pelafalan huruf “a” maupun “r”. Mengenai huruf “a”, yang membuat Inggris Australia berbeda dibandingkan Inggris UK yang paling dekat dengannya adalah ketika mengeja kata-kata yang mengandungi “day”, seperti “G’day”, “How are you today?”, yang bunyinya menjadi seperti “G’dai”, “How are you todai (kadang orang keliru mendengar sebagai “to die”)?”, dan lain-lain.
Mengenai huruf “r”, Inggris Australia selalu mengejanya dengan penuh dan jelas, terutama bila “r” itu di tengah-tengah kata dan ada huruf hidup sebelum “r”. Sebagai contoh, “bird” memiliki “i” sebelum “r”, dan “start” memiliki “a” sebelum “r”, maka huruf “r” tetap dieja dalam kedua contoh kata ini.
3. Kosa Kata (Vocabulary)
Poin ketiga ini agak mirip dengan spelling dalam hal kata-kata yang (mungkin) berdiri sendiri. Namun, hal yang perlu kita ingat adalah, vocabulary juga dapat muncul dalam kalimat tertulis.
Jadi, perbedaan vocabulary antara Inggris US, UK, dan Australia, membuat ketiga jenis bahasa Inggris ini semakin menarik untuk dipelajari secara tertulis sebagaimana juga lisan.
Dalam Inggris US, kita mengenal adanya vocabulary semacam “eggplant” untuk menyebut terong, “cookie” atau “cracker” untuk menyebut biskuit yang berukuran kecil dan bersifat sekali makan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain itu, pengertian Inggris US akan vocabulary “chips” adalah keripik kentang, sementara “fries” atau “French fries” adalah kentang goreng.
Sementara itu, Inggris UK cenderung mengenal terong sebagai “aubergine”, “biscuit” sebagai biskuit yang ukurannya kecil dan dapat dimakan dengan sekali lahapan, dan masih banyak lagi.
Mengenai pengertian keripik kentang versus kentang goreng, Inggris UK mengertinya sebagai vocabulary yang berbeda dari Inggris US, yakni “chips” untuk kentang goreng dan “fries” untuk keripik kentang.
Selain makanan, Inggris US dan Inggris UK berbeda juga dalam berbagai vocabulary lain. Beberapa dari contohnya adalah, untuk menyebut apartemen, Inggris US mengatakan “apartment”, sementara Inggris UK menyebutnya “flat”.
Untuk menyebut kode pos, Inggris US menyebut “zip code”, sementara Inggris UK menyebutnya “postal code”. Ada juga “ground floor” (Inggris UK) dengan “first floor” (Inggris US) untuk menyebut lantai pertama dalam sebuah bangunan.
Inggris Australia merupakan jenis bahasa Inggris yang paling berbeda di antara ketiganya, karena mengandungi vocabulary yang tidak ditemui dalam belahan dunia lainnya.
Contohnya, “brekkie” untuk menyebut sarapan, “tucker” untuk menyebut makanan secara umum, “ace” untuk menyebut sesuatu yang bagusnya luar biasa, dan “Aussie” untuk menyebut orang-orang Australia.
4. Idiom yang Digunakan
Perbedaan bahasa Inggris US, UK, dan Australia, ternyata tidak berhenti hanya pada cara menyingkat, spelling, atau vocabulary saja. Mereka pun memiliki daftar idiom beserta pemahaman yang berbeda.
Misalnya, untuk idiom “for the birds” yang ada pada Inggris US maupun UK, memiliki pengertian atau pemahaman yang berbeda. Inggris US mengertinya sebagai sesuatu yang bodoh, konyol, atau tidak berguna, sementara Inggris UK mengertinya sebagai sesuatu yang tidak penting saja, dan ini adalah idiom yang tidak formal (informal).
Ada juga beberapa contoh idiom lain yang khas Inggris US dan tidak didapati dalam versi bahasa Inggris lainnya. Misalnya, “bend over backwards” untuk menyatakan sesuatu yang dilakukan dengan usaha maksimal, atau “smell a rat” untuk menyatakan sesuatu yang dicurigai tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Beberapa contoh idiom Inggris UK adalah “popping out” untuk menyatakan orang yang meninggalkan tempat dalam sementara waktu dengan cara yang tidak menyakitkan, “bee’s knees” untuk menyatakan sesuatu yang sangat keren, atau “raining cats and dogs” untuk menyatakan hujan yang deras.
Idiom Inggris Australia juga memiliki keunikan dibandingkan versi Inggris US maupun UK. Kita dapat melihat contoh ini dari “beat around the bush” untuk sesuatu atau seseorang yang jawabannya terlalu berputar-putar, “it takes two to tango” untuk menjelaskan dua atau lebih sisi yang harus dilihat lawan bicara, dan “don’t give up your day job!” untuk mengatakan seseorang tidak dapat melakukan sesuatu yang sedang ia lakukan.
Dari keempat uraian di atas, kita melihat tiap variasi bahasa Inggris ada bedanya. Inggris UK terlihat paling kaku dan terstruktur, Inggris US terlihat lebih “pemberontak” dibandingkan Inggris UK dengan adanya singkatan-singkatan dan vocabulary yang “hemat huruf” dan “hemat kata”, sementara Inggris Australia memiliki keunikan spelling, vocabulary, dan idiom yang tidak dapat ditemui, bahkan pada negara-negara lainnya.
Kini, kita telah melihat gambaran tentang tiga variasi bahasa Inggris yang paling banyak dipakai di dunia, yakni Inggris US, UK, dan Australia. Bagaimana dengan pelajaran selanjutnya? Yuk, kepoin aja artikel tutorial bahasa Inggris dari kami!