sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Perbedaan Penggunaan Do vs Be dalam Kalimat Tanya

Mempelajari grammar atau tata bahasa Inggris merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan seiring berjalannya waktu. Bagi pemula, grammar mungkin bukan hal yang paling diutamakan untuk diselami.

Namun jika kita sudah mulai memahami dasar-dasar bahasa Inggris khususnya jika ingin mendapatkan nilai tinggi dalam tes sertifikasi yang mengukur kemampuan kita, maka aturan-aturan yang berlaku dalam grammar penting untuk kita pelajari.

Pentingnya mempelajari grammar berpengaruh pada cara orang lain memahami maksud dari apa yang ingin kita sampaikan. Sebagian besar native speaker mungkin dapat dengan mudah mencerna apa yang kita ucapkan meski tata bahasa yang kita miliki kurang tepat.

Akan tetapi, untuk keperluan formal, misalnya untuk urusan pekerjaan, kesalahan dalam grammar bisa memberikan dampak yang cukup signifikan.

Untuk permulaan, kita bisa mulai mempelajari grammar dari topik-topik yang mendasar. Sebagai contoh, kali ini kita akan mengupas perbedaan dari penggunaan “Do” dan “Be” dalam penyusunan kalimat, spesifiknya yaitu kalimat tanya atau interrogative sentence. Simak baik-baik!

Do vs Be dalam Kalimat Tanya

Pernahkah kalian bingung menentukan mana susunan kalimat tanya yang benar, antara “What do you do” dan “What are you do”? Atau, pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa orang-orang menyebutkan “Are you happy” dan bukan “Do you happy”? Apa yang membedakan keduanya? Sebelum masuk ke dalam pembahasan, mari kita telaah terlebih dahulu apa itu “do” dan “are”.

“Do” merupakan auxiliary, atau kata bantu dalam penyusunan kalimat bahasa Inggris. Pada dasarnya, “do” di sini tidak memiliki arti atau makna khusus, meskipun kita mengenal pula verb atau kata kerja “do” yang artinya “mengerjakan”. Namun, jika berperan sebagai auxiliary, “do” tidak memiliki arti. Akan tetapi, keberadaannya diperlukan untuk menyempurnakan kalimat.

“Do” sebagai auxiliary memiliki banyak variasi. Kita menggunakan bentuk “do” ketika subject yang dipakai adalah I, You, We, They, dan subjek plural lainnya. Lalu jika sebuah kalimat memakai subjek tunggal atau yang memiliki kata ganti He, She, dan It; auxiliary yang digunakan berubah menjadi “does”. Aturan ini berlaku dalam kalimat yang menggunakan Simple Present Tense.

Selanjutnya, “are” merupakan salah satu variasi dari “be” atau “to be”. “Are” digunakan dalam kalimat yang memiliki subject You, We, dan They. Untuk subject I, kita menggunakan “am”; dan untuk sisanya yakni He, She, dan It maka yang digunakan adalah “is”.

Lantas, kapan kita menggunakan auxiliary atau be?

Auxiliary pada dasarnya digunakan dalam kalimat-kalimat verbal, yaitu kalimat yang predikatnya mengandung kata kerja. Ada banyak sekali kata kerja dalam bahasa Inggris; sebagai contoh: eat (makan), drink (minum), study (belajar), go (pergi), do (mengerjakan), dan lain-lain. Bila kita menjumpai verb atau kata kerja dalam suatu kalimat, maka kata bantu yang kita butuhkan guna melengkapi kalimat adalah auxiliary.

Sebaliknya, kita menggunakan be atau to be dalam kalimat-kalimat non verbal. Dalam kalimat non verbal, kita tidak menjumpai kata kerja; melainkan complement atau pelengkap yang bermacam-macam. Dikatakan bermacam-macam sebab complement ini bisa berupa noun atau kata benda seperti student (murid), teacher (guru), cat (kucing), dan sebagainya; atau bisa juga adjective atau kata sifat semisal beautiful (cantik), rich (kaya), dan sad (sedih).

Selanjutnya, mari kita kembali ke pertanyaan yang kita bahas di awal. Apa kata bantu yang tepat untuk melengkapi kalimat tanya “What ____ you do?” Apakah sebuah auxiliary, atau be?

Jika kita perhatikan, kita menemukan kata “do” dalam kalimat tersebut. “Do” di sini sudah bisa dipastikan bukan merupakan auxiliary, sebab auxiliary tidak digunakan bersamaan dengan be dan tidak juga ditemukan dua auxiliary dalam satu kalimat.

Jadi, bisa kita simpulkan bahwa “do” dalam kalimat tersebut merupakan verb atau kata kerja. Maka, dapat diketahui bahwa kalimat tanya “What ____ you do?” termasuk kalimat verbal sehingga kata bantu yang kita butuhkan adalah auxiliary. Dan sebab subject yang tertulis adalah “You”, maka auxiliary yang kita pilih yaitu “do”. Oleh karena itu, bentuk kalimat tanya yang tepat adalah “What do you do?”.

Mari beranjak ke contoh selanjutnya.

Mengapa orang-orang mengatakan “Are you happy” dan bukan “Do you happy”? Pembahasannya cukup mudah. Kata “happy” pada kalimat tanya tersebut merupakan adjective atau kata sifat dan tidak ada kata kerja di dalamnya, yang mana kalimat tanya tersebut merupakan kalimat non verbal sehingga memerlukan kata bantu berupa “be”.

Be yang digunakan berbentuk “are” sebab subject kalimatnya adalah “You”. Oleh karena itu, bentuk kalimat tanya “___ you happy?” yang tepat menjadi “Are you happy?”.

Rumusan Kalimat Tanya

Untuk memudahkan memahami susunan kalimat tanya yang benar, simak rumusan berikut.

Rules:

AUXILIARY:

WH questions + do/does/did + subject + base verb + ?

Contoh:

  • What does she eat? (Apa yang dia makan?)
  • Where do Anna and Elsa live? (Di mana Anna dan Elsa tinggal?)
  • When did Sabrina come? (Kapan Sabrina tiba?)

*Catatan:

  • “Did” digunakan untuk menanyakan hal yang sudah lampau
  • Jika sudah menggunakan tiga auxiliary tersebut, kata kerja yang digunakan wajib berupa base verb atau kata kerja bentuk pertama
  • Aturan juga berlaku untuk kalimat tanya yang tidak mengandung WH questions (what/when/where/which/why/who/whom/how), seperti “Do you play football?” (Apakah kamu bermain sepak bola?) dan “Did you go to school yesterday?” (Apakah kamu pergi sekolah kemarin?).

BE:

WH questions + are/am/is + subject + complement + ?

Contoh:

  • What is in your pocket? (Apa yang ada di dalam kantongmu?)
  • How old are they? (Berapa usia mereka ?)
  • Why are these books wet? (Mengapa buku-buku ini basah?)

*Catatan:

  • Aturan juga berlaku apabila WH questions tidak digunakan, contohnya pertanyaan “Is she okay?” (Apakah dia baik-baik saja?)
  • Jika pertanyaan berbentuk lampau, be yang digunakan “was” (I/He/She/It) dan “were” (You/We/They)
  • Jika tenses yang digunakan berbentuk Continuous, “be” tetap digunakan sebagai kata bantu dalam kalimat verbal, hanya saja kata kerjanya berupa verb –ing. Misalnya “What are you doing?” (Apa yang sedang kamu kerjakan?)