Percakapan Ingin Mengulang Informasi yang Tidak Jelas
Selalu ada saja momen saat percakapan – apapun medianya – saat berbicara langsung berhadapan, lewat telepon, atau bahkan teks, yang tidak bisa langsung dipahami dengan sekali mendengar atau membaca.
Ada banyak faktor yang membuat hal ini terjadi, mulai dari situasi lingkungan yang tidak mendukung tersampaikannya informasi dengan jelas, gangguan teknis, hingga kurang konsentrasi.
Lalu apa ya kalimat atau frasa yang biasanya diucapkan saat butuh mengulang informasi?
Konteks pilihan kata-katanya bisa saja berbeda loh, saat sedang meminta pengulangan informasi pada orang yang lebih muda atau seusia dengan kamu, dibandingkan dengan meminta pengulangan pada orang yang lebih tua atau atasan.
Itu sebabnya penting untuk tahu bagaimana cara meminta pengulangan informasi dengan sopan dan tidak mengganggu lawan bicara.
Kami telah menyiapkan beberapa contoh percakapan untuk kamu. Sebagian besar juga biasa terjadi di kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin kamu sendiri pernah mengalaminya.
Dalam setiap percakapan, ada terjemahan yang bisa memperjelas makna dari dialog tersebut. Mari kita simak beberapa contoh berikut ini.
Contoh 1 – Bad Phone Signal
Contoh percakapan yang pertama adalah saat seorang rekan kerja di kantor menelepon temannya yang berada di luar, untuk menitip dibelikan sesuatu untuk keperluan pekerjaan. Namun sinyal yang kurang baik membuat mereka harus mengulangi informasi.
A: “Hello? Hi, Stephanie, how are things at the office?”
B: “Hi, Will! How are you? Can you please stop and pick up extra paper for the computer printer?”
A: “What did you say? Can you repeat that, please? Did you say to pick up ink for the printer? Sorry, the phone is cutting out.”
B: “Can you hear me now? No, I need more computer paper. Listen, I will text you exactly what I need.”
A: “Yes, please.”
B: “Thanks, Will. Talk to you later.”
A: “Thank, Stephanie. Sorry, my phone has really bad reception here.”
Terjemahan:
A: “Halo, Stephanie, bagaimana situasi di kantor?”
B: “Hi, Will! Bagaimana kabarmu? Bisakah tolong mampir dan membeli kertas tambahan untuk mesin printer di kantor?”
A: “Apa yang kamu bilang? Bisa tolong ulangi sekali lagi? Apakah kamu ingin aku membeli tinta untuk mesin printer? Maaf, teleponnya putus-putus.”
B: “Bisakah kamu mendengarku sekarang? Tidak, aku butuh kertas. Dengar, aku akan mengirim pesan teks tentang apa yang kubutuhkan.”
A: “Ya.”
B: “Terima kasih, Will. Kita sambung lagi nanti.”
A: “Terima kasih, Stephanie. Maaf, teleponku susah sinyal di sini.”
Contoh 2 – Shopping List
Percakapan berikutnya adalah antara dua orang perempuan yang sedang sama-sama berbelanja di supermarket. Saat berada di bagian dessert, mereka mendiskusikan sebuah resep membuat kue yang cukup panjang.
A: “Hey, Jane. Look at those desserts! How about baking some cookies today?”
B: “Yeah, that’s a great idea! While we are here, let’s pick up the ingredients.”
A: “Ok, what do we need?”
B: “The recipe calls for flour, sugar, and butter. Oh, and we also need eggs and chocolate chips.”
A: “Sorry, can you say that again? I’m writing it on my phone.”
B: “Ok, I will talk a bit slower. Flour, sugar, and butter. And also eggs plus chocolate chips.”
A: “Okay. Please get the dairy ingredients, and I will pick up the dry ingredients in aisle 10.”
B: “Great! Let’s meet at the checkout.”
A: “Ok. See you there!”
Terjemahan:
A: “Hey, Jane. Lihat hidangan pencuci mulut itu! Bagaimana kalau kita membuat kue hari ini?”
B: “Ide bagus! Selagi kita berada di supermarket, ayo kita beli bahan-bahannya.”
A: “Ok, apa yang kita perlukan?”
B: “Kita perlu tepung, gula, dan butter. Oh, kita juga perlu telur dan chocochips.”
A: “Maaf, bisakah kamu mengulangnya? Aku sedang mencatatnya di ponsel.”
B: “Ok, aku akan berbicara lebih pelan. Tepung, gula, dan butter. Selain itu juga telur dan chocohips.”
A: “Okay. Tolong kamu ambil produk berbahan susu, dan aku akan mengambil bahan kering di aisle 10.”
B: “Bagus! Mari bertemu di kasir.”
A: “Ok. Sampai bertemu!”
Contoh 3 – Visiting Slovenia
Percakapan yang ketiga terjadi antara dua orang teman yang salah satunya sedang mengunjungi Slovenia.
Sang tuan rumah mengajak mengunjungi tempat wisata yang terkenal, namun karena masih asing dengan sebutannya maka beberapa informasi perlu diulang.
A: “So glad that you are finally visiting Slovenia. Tomorrow your family and mine can go to see the Postojna Cave.”
B: “Sorry? What?”
A: “The Postojna Cave. Understand?”
B: “No. Please repeat it for me. What cave?”
A: “A famous cave near the town Postojna. It’s the best known cave in the world. Understood?”
B: “Yeah.”
A: “You will like it. And you will see the human fish.”
B: “What? Humourish?”
A: “No, the human fish. It’s an animal that lives only in that cave.”
B: “Oh, ok. Can’t wait!”
Terjemahan:
A: “Senang sekali akhirnya kamu bisa berkunjung ke Slovenia. Besok, keluargamu dan aku bisa pergi ke Gua Postojna.”
B: “Maaf, apa?”
A: “Gua Postojna. Mengerti?”
B: “Tidak. Tolong ulangi. Gua apa?”
A: “Sebuah gua dekat dengan kota Postojna. Itu adalah salah satu gua paling terkenal di dunia. Paham?”
B: “Ya.”
A: “Kamu akan menyukainya. Dan kamu bisa melihat human fish.”
B: “Apa? Humourish?”
A: “Bukan, human fish. Itu adalah hewan yang tinggal di gua tersebut.”
B: “Oh, baik. Tak sabar rasanya!”
Dari ketiga contoh di atas, bisa kita simpulkan bahwa cara untuk meminta orang lain atau lawan bicara untuk mengulang informasi yang diucapkan bisa jadi berbeda-beda.
Cara memintanya pun bisa bervariasi mulai dari formal hingga yang casual saat diucapkan dengan teman yang telah akrab. Lagi-lagi yang paling penting adalah menggunakan term yang tepat saat meminta orang lain mengulang kembali informasinya.
Bagaimana menurut kamu? Adakah cara lain untuk meminta lawan bicara mengulangi kata-katanya? Bagikan di kolom komentar ya!