Percakapan Karyawan Negoisasi Gaji (Salary Negotiation)

Begitu dinamisnya dunia kerja, apapun bisa terjadi. Masa kerja yang lama atau prestasi bisa berbuah manis dengan bonus atau kenaikan gaji. Sebaliknya, kesalahan bisa diganjar hukuman sesuai dengan aturan perusahaan. Biasanya salah satu hal sensitif yang juga menarik di dunia kerja adalah masalah gaji setiap karyawan.
Adalah hal yang wajar untuk meminta negosiasi gaji kepada atasan atau pihak manajemen perusahaan. Namun ingat, sebelum meminta kenaikan gaji tentu harus ada argumen yang mendasari mengapa kamu memutuskan untuk berhak atas hal tersebut. Misalnya, kinerja yang bagus dan membanggakan perusahaan, melakukan goal di atas target, atau masa kerja yang efektif.
Sebenarnya hal ini tidak hanya berlaku bagi karyawan yang telah lama mengabdi di suatu pekerjaan tertentu. Bagi yang masih melalui tahap akhir wawancara sebelum tanda tangan kontrak, juga penting untuk melakukan negosiasi gaji. Bisa berdasarkan pada patokan gaji di kantor sebelumnya atau skill yang ditawarkan untuk perusahaan baru.
Lalu pertanyaan besar berikutnya adalah bagaimana meminta negosiasi gaji yang tepat? Caranya tentu harus elegan dan jangan sampai seakan-akan sedang meminta-minta, bukan? Untuk itu, coba simak contoh percakapan di bawah ini:
Contoh Percakapan Negosiasi Gaji
A: Hello, may I speak to Simone?
B: Yes, this is Simone speaking. May I ask who is calling?
A: I’m John from Omnicom. You interviewed for a position with me last week.
B: Oh yes, of course. How are you?
A: I’m doing well. The reason I’m calling is that I was very impressed with you last week, and I’d like to offer you the job.
B: Thank you very much. I’m delighted to hear it. I really appreciate the job offer.
A: I think we now need to talk about salary. What are your salary requirements?
B: Well, for this type of position, I would be looking for a salary range between $60,000 and $65,000.
A: Hmm, that’s a bit higher than I was thinking, given our budget constraints. Perhaps we can give you an attractive compensation package if the salary isn’t quite what you’re looking for.
B: I’m certainly open to negotiations, though I think that the salary range I named is comparable to that of similar positions in the field.
A: All right. Why don’t you consider this: I can give you a salary of $50,000 and I will increase your annual vacation time from two weeks to three weeks.
B: I’ll need to think about that.
A: In this economy, it’s a salary that many people would jump at.
B: I understand that, but I also know that I have a lot to offer your company.
A: That’s certainly true, and I don’t want you walk away from this job if there’s any way we can close the gap in salary.
B: If you’re willing to up the offer to $60,000, then I think it may be doable.
A: Well, $60,000 is really the ceiling for that position. I’ll have to give it some thought and call you back.
B: Please do, and again, thank you very much for the offer. It would be an honor to work with you and the company.
Terjemahan:
A: Halo, bisa bicara dengan Simone?
B: Ini Simone. Boleh tahu siapa ini?
A: Saya John dari Omnicom. Anda diwawancara untuk mengisi posisi di perusahaan kami pekan lalu.
B: Ya, tentu. Apa kabar?
A: Kabar baik. Alasan saya menelepon adalah karena terkesan dengan wawancara pekan lalu, dan berencana menawarkan pekerjaan.
B: Terima kasih banyak. Saya senang mendengarnya. Saya menghargai tawaran pekerjaan ini.
A: Sepertinya kita harus berdiskusi tentang gaji. Berapa gaji yang Anda ajukan?
B: Untuk posisi seperti ini, saya memasang gaji mulai dari $60,000 hingga $65,000 dolar.
A: Itu di atas yang ada di pikiran saya, terlebih ada batasan budget di kantor kami. Mungkin kami bisa memberikan paket kompensasi menarik untuk mengimbanginya?
B: Saya terbuka dengan negosiasi, meski menurut saya gaji tersebut sangat wajar dibandingkan dengan posisi yang sama di luar sana.
A: Baiklah. Bagaimana dengan gaji $50,000 dan saya akan menambah jatah cuti tahunan dari 2 minggu menjadi 3 minggu.
B: Saya perlu berpikir dulu tentang itu.
A: Dalam ekonomi seperti ini, itu adalah gaji yang banyak diincar orang.
B: Saya paham, tapi saya sadar betul bahwa saya punya banyak kelebihan untuk perusahaan Anda.
A: Iya itu benar, dan saya tidak ingin Anda pergi dari kesempatan ini jika ada peluang untuk menyelesaikan selisih gaji yang sedang kita diskusikan.
B: Jika Anda berkenan menaikkan penawaran hingga $60,000, mungkin ini bisa dilakukan.
A: $60,000 benar-benar tinggi untuk posisi tersebut. Saya akan berpikir ulang dan menelepon Anda kembali.
B: Silakan. Dan sekali lagi, terima kasih atas penawarannya. Adalah kehormatan bisa bekerja sama dengan Anda dan perusahaan.
Dalam contoh percakapan di atas, ada beberapa kata atau kalimat yang dicetak tebal. Itu artinya, kata-kata tersebut mencirikan bahwa percakapan ini adalah mengenai negosiasi gaji. Pihak perusahaan membuka percakapan dengan menanyakan range gaji yang diharapkan, lalu calon karyawan menyebutkan targetnya.
Kemudian percakapan berlanjut dengan negosiasi karena target gaji dari calon karyawan terlalu tinggi. Pertimbangan dari perusahanan adalah batasan budget, sehingga pihaknya menawarkan kompensasi berupa tambahan waktu cuti atau berlibur.
Negosiasi berlanjut dengan keteguhan calon karyawan memasang batas bawah gaji, sebelum akhirnya akan dipertimbangkan oleh pihak perusahaan. Kedua pihak baik perusahaan maupun calon karyawan sama-sama melontarkan kalimat-kalimat diplomatis tarik ulur satu sama lain.
Itulah salah satu ciri khas dari negosiasi gaji, yaitu harus bisa memposisikan diri sebagai pihak yang memang layak mendapatkan gaji tersebut dengan kontribusi yang diberikan pada perusahaan. Ingin mencoba?