Tip TOEFL: Ketika Sistem Sebuah Negara Mempengaruhi Skor TOEFL
Halo! Kembali lagi kita membahas seputar skor TOEFL dan hal menarik terkait salah satu tes kemampuan bahasa Inggris terpopuler ini. Jika selama ini kita kerap melihat faktor yang mempengaruhi skor TOEFL dari sisi internal yang kamu punya, kali ini kita akan melihat dari sisi yang jauh lebih luas.
Tahukah kamu, bahwa ternyata sistem dari negara yang kamu tinggali berpengaruh juga pada skor TOEFL? Ada beberapa faktor yang bisa berpengaruh dengan pencapaian skor TOEFL warga dari sebuah negara. Bahkan hal-hal ini bisa jadi belum pernah kamu bayangkan sebelumnya!
Jadi jangan menarik kesimpulan secara umum bahwa negara-negara yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris pasti orang-orangnya memiliki skor TOEFL bagus. Hal ini belum tentu dan tidak sesederhana itu. Bisa jadi sebaliknya.
Negara dengan bahasa utama selain Inggris justru memiliki skor TOEFL secara rata-rata lebih bagus dibandingkan dengan negara yang berbahasa Inggris. Mengapa hal ini bisa terjadi, ya? Kami telah merangkum beberapa poin sekaligus analisis yang masuk akal dan menelaah alasan terjadinya hal ini. Mau tahu lebih banyak? Mari kita mulai.
1. Kemampuan Ekonomi Negara
Secara umum, negara dengan perekonomian maju tentu memiiki skor rata-rata TOEFL lebih baik dibandingkan dengan negara yang masih berkembang atau bahkan negara miskin. Hal ini menjadi logis karena bagi negara yang berkembang, pendidikan bahasa belum menjadi prioritas utama mereka.
Ada begitu banyak hal primer yang harus dikedepankan, terkait dengan perut mereka. Negara itu, lengkap dengan warganya, sedang berjuang demi mengentaskan kemiskinan. Bahkan bisa jadi karena kondisi negara yang miskin, faktor kesehatan yang menjadi sorotan utama. Jika fakta ini yang terjadi di lapangan, maka pengembangan kemampuan TOEFL bukan hal yang umum dipelajari. Negara-negara miskin seperti Albania dan Kosovo secara umum memiliki skor TOEFL yang rendah, mengacu pada standar negara-negara Eropa.
2. Kualitas Pendidikan
Sejalan dengan poin pertama, kualitas pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang menentukan kemampuan TOEFL warga-warga dari sebuah negara. Dengan alokasi dana maksimal, tentu kualitas pendidikan akan berkembang pesat. Negara-negara maju berlomba-lomba menerapkan sistem pendidikan yang baik dan mencerdaskan bangsanya.
Itu sebabnya warga dari sebuah negara dengan kualitas pendidikan baik tentu memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang juga baik, dibuktikan lewat skor TOEFL rata-rata yang memuaskan. Republik Ceko, misalnya. Rata-rata skor TOEFL yang mereka miliki cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan 2 negara yang kita soroti sebelumnya, yaitu Albania dan Kosovo. Rata-rata nilai TOEFL iBT nya adalah 89. Hal ini terjadi karena alokasi dana pemerintah untuk pendidikan lebih besar dibandingkan dengan negara miskin di Eropa lainnya.
Fakta menarik lainnya datang dari negara Liberia. Bahasa resmi yang digunakan di Liberia adalah bahasa Inggris. Namun karena alokasi dana pendidikan sangat rendah, skor TOEFL rata-rata warga Liberia hanya 65. Angka ini menempatkan Liberia di deretan terbawah skor negara-negara Afrika.
3. Akses Pendidikan Bahasa Inggris
Belajar adalah kunci untuk mendapatkan skor TOEFL memuaskan. Artinya, warga akan berpeluang mencetak skor bagus jika akses untuk belajar bahasa Inggris juga terbuka lebar. Kembali lagi kita perlu melihat dari kacamata yang lebih luas: apakah negara tersebut membuka akses pendidikan bahasa Inggris secara maksimal?
Atau justru bahasa Inggris bukan prioritas bagi mereka? Kita tengok dua negara di Asia, Jepang dan Korea Selatan. Keduanya adalah negara maju dengan sistem pendidikan yang kualitasnya tak perlu diragukan lagi.
Di satu sisi, Jepang sangat memprioritaskan bahasa asli mereka, yaitu bahasa Jepang. Negeri matahari terbit ini tidak fokus pada pendidikan bahasa Inggris dalam sistem pendidikan mereka. Hasilnya, di tahun 2015 nilai skor rata-rata TOEFL warganya ada di titik 71. Sementara Korea Selatan, dikenal dengan akses pendidikan bahasa Inggris yang utama. Sejak lama bahasa Inggris menjadi bagian dari sistem pendidikan di Korea Selatan. Itu sebabnya rata-rata skor TOEFL warganya adalah 83. Hal ini membuktikan bahwa akses pendidikan bahasa Inggris sekaligus keterbukaan negara menjadi salah satu faktor yang juga mengambil peran.
4. Lingua Franca
Sebuah negara tentu memiliki satu bahasa yang mereka sepakati sebagai bahasa umum yang dipakai saat sesama orang asing berkomunikasi. Sebut saja di India, ada dua orang asing dari negara berbeda yang bertemu. Keduanya tidak bisa berbahasa India dengan lancar.
Mengacu pada lingua franca, mereka tentu akan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, terlepas dari negara mana mereka berasal. Di negara yang mengakui Inggris sebagai bahasa komunikasi seperti ini, dijamin skor TOEFL rata-ratanya apsti lebih bagus.
Kembali ke India, warga lokal dari Hindi atau Bengali memiliki skor TOEFL memuaskan. Padahal ada begitu banyak bahasa lokal di India. Namun warga dan orang asing yang datang ke sana mengakui bahwa bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi yang diakui secara universal oleh orang dari negara manapun. Fenomena bahasa Inggris sebagai lingua franca ini juga terjadi di negara-negara lain seperti Filipina dan Afrika Selatan.
5. Hubungan Budaya dan Kerjasama Ekonomi
Faktor terakhir yang juga mengambil peran dalam rata-rata skor TOEFL sebuah negara adalah hubungan budaya dan kerjasama ekonominya dengan dunia dengan bahasa komunikasi utama Inggris. Hal ini akan berpengaruh pada keterikatan sebuah negara.
Mari kita ambil contoh sebuah negara di Eropa, yaitu Finlandia. Negara ini adalah salah satu negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi utama. Namun Finlandia mengembangkan begitu banyak kerjasama dengan komunitas global dan negara-negara raksasa ekonomi berbahasa Inggris, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Hal ini yang membuat Finlandia memiliki rata-rata skor TOEFL 94, melejit jauh dari negara-negara di Eropa lainnya.
Sementara dari benua Amerika, nilai skor TOEFL gemilang tercermin pada Uruguay dan Kosta Rika. Apa sebabnya? Warga Uruguay memiliki ketertarikan yang sangat besar pada budaya pop Amerika dan Inggris. Sementara Kosta Rika adalah negara yang sangat berkembang pariwisatanya. Mereka terbuka menerima wisatawan dari negara-negara seperti Kanada dan Amerika Serikat. Kerjasama dan hubungan budaya serta ekonomi seperti inilah yang menyumbang hasil skor TOEFL yang menggembirakan bagi warganya.
Dari 5 faktor tadi, kita bisa melihat bahwa keterbukaan sebuah negara juga menentukan rata-rata skor TOEFL warganya. Bukan berarti negara yang berbahasa Inggris pasti mencetak skor bagus. Sebaliknya, ada banyak faktor yang menentukan rata-rata skor TOEFL. Seberapa penting sebuah negara menilai pendidikan bahasa Inggris juga menjadi salah satu faktor kunci. Menarik, bukan?
Tip Umum Lainnya