Tip Writing TOEFL: Penggunaan “Koma” dalam Bahasa Inggris
Aturan dalam sebuah bahasa sangatlah luas, tak terkecuali penggunaan tanda baca di dalamnya. Dalam bahasa Inggris, tanda baca kadang memiliki peran penting dalam membentuk struktur dan makna sebuah kalimat. Lalu apakah hal ini menjadi sesuatu yang memberatkan sekaligus menyulitkan kamu dalam memperdalam pemahaman jelang tes TOEFL?
Jangan, ya! Ternyata kamu bisa mengatur sendiri penggunaan tanda baca dalam bahasa Inggris. Dalam artikel kali ini, kita akan fokus mengulas tentang tanda baca koma. Kapan koma diperlukan, kapan koma bisa dihilangkan, dan bagaimana pengaplikasiannya dalam sebuah kalimat. Mari kita mulai membahas lebih jauh tentang tanda baca yang satu ini.
Penggunaan Koma adalah Gaya Personal
Aturan yang memayungi penggunaan koma dalam bahasa Inggris cenderung fleksibel, bahkan bisa dibilang penggunaan koma bergantung pada gaya personal seseorang. Jika kita sudah bicara tentang gaya penggunaan bahasa, tidak ada istilah salah atau benar. Semua tepat dan berbeda tergantung preferensi masing-masing. Berikut ini beberapa fungsi penggunaan koma yang berbeda-beda:
1. Daftar (Lists)
Dalam hal ini, koma berfungsi untuk memisahkan benda tunggal yang disebutkan bersamaan dengan 2 benda lainnya. Contohnya:
“Othello didn’t realize that lago was convinning, two-faced, and evil.”
Penggunaan koma dalam kalimat di atas untuk menunjukkan kualitas lago yaitu convinning, two-faced, dan evil. Penting untuk menggunakan koma untuk memisahkan satu kata sifat dengan lainnya.
2. Kata Sifat (Adjectives)
Dalam hal ini, penggunaan koma digunakan untuk memperjelas subjek yang ada dalam kalimat. Contohnya:
“James, my cousin, is rather fond of Batman.”
Informasi bahwa James adalah sepupu dari yang berbicara perlu ditambahkan agar pembaca tidak bingung. Caranya adalah dengan menambahkan tanda koma untuk memisahkan nama subjek dengan atribut yang melekat pada dirinya.
3. Perkenalan (Introductions)
Hal ini digunakan saat ada latar belakang di sebuah kalimat. Biasanya tanda koma diletakkan di bagian awal usai kata-kata atau frasa yang menjadi pengantar kalimat. Contohnya:
“In my life, I’ve made many mistakes. Very few of them were grammatical.”
Kata in my life dalam kalimat di atas adalah frasa perkenalan sehingga perlu diberi tanda koma untuk memperjelas posisinya sebagai kata keterangan pengantar.
4. Klausa (Clauses)
Dalam hal ini, koma digunakan untuk memisahkan klausa independen dengan dependen. Tanda koma seringkali diletakkan usai kata hubung yang terletak di awal kalimat. Contohnya:
“Once I’m with the Wizard, my whole life will change.”
“I always enjoyed grammar, but I understand why some people might not.”
“Most students find grammar dull, so I try to spice it up a bit with silly pop culture references.”
Dari tiga contoh di atas, terlihat bahwa tanda baca koma memisahkan 2 klausa yang berbeda, yaitu independen dan dependen. Dalam hal ini, koma penting untuk menunjukkan sebuah hubungan dari dua klausa.
Perbandingan Penggunaan Koma
Untuk mengetahui bagaimana gaya penggunaan koma dalam kalimat, mari kiat lihat contoh berikut ini. Bisakah kamu menentukan kalimat mana yang lebih tepat?
Pasangan Kalimat 1
At the end of the long work day I went to bed.
At the end of the long work day, I went to bed.
Pasangan Kalimat 2
The car crashed into the wall and crashed hard.
The car crashed into the wall, and crashed hard.
Pasangan Kalimat 3
You can’t come in because it’s too late.
You can’t come in, because it’s too late.
Pasangan Kalimat 4
She went into the tall dark building.
She went into the tall, dark building.
Setelah melihat 4 pasangan kalimat di atas, bisakah kamu menilai kalimat mana yang lebih tepat? Jika kamu merasa kesulitan, itu wajar. Mungkin kamu berpikir bahwa tidak ada kalimat yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Itulah konsep dari penggunaan koma, yaitu fleksibilitasnya di beberapa situasi.
Dalam 4 contoh pasangan kalimat di atas, penggunaan tanda koma boleh dihilangkan karena kalimatnya cukup singkat. Strukturnya bisa dipahami dengan jelas dengan atau tanpa ada tanda koma di dalamnya. Dalam 3 pasangan kalimat pertama, jelas bahwa tanda koma berperan untuk memisahkan klausa dependen dan independen. Sementara dalam pasangan kalimat nomor 4, tanda koma tidak terlalu diperlukan di antara kata tall dan dark karena keduanya adalah kata sifat yang menerangkan kata benda yang sama yaitu building.
Fungsi Tanda Koma
Dalam kalimat “At the end of the long work day, I went to bed” yang menggunakan tanda koma, pembaca bisa melihat bahwa work dan sleep adalah dua kata kerja yang jauh berbeda. Penambahan tanda koma membuat kalimat itu terasa lebih kuat dan dramatis.
Jika tidak menggunakan tanda koma, kalimat itu terdengar seperti pemaparan sebuah fakta. Hal yang sama juga terjadi dalam kalimat “The car crashed into the wall, and crashed hard.” Penggunaan tanda koma memberi jeda sejenak yang meninggalkan kesan dramatis. Crashed hard menjadi fakta spesifik yang menjelaskan kejadian sebelumnya saat mobil menabrak tembok.
Hal yang sama juga terlihat dalam kalimat “You can’t come in, because it’s too late” jika menggunakan tanda koma. Muncul kesan betapa pentingnya datang sebelum terlambat. Kalimat dengan tanda koma ini bahkan menyiratkan aturan yang memang mengatur bahwa siswa yang terlambat tidak boleh masuk ke dalam kelas.
Yang terakhir, penggunaan tanda koma dalam kalimat “tall, dark” menjelaskan bangunan yang benar-benar tinggi dan gelap hingga membuat gentar siapapun yang ingin masuk. Sementara jika hanya dengan kata “tall dark” yang terkesan adalah deskripsi sederhana tentang sebuah gedung.
Sudah jelas, bukan? Penggunaan tanda koma tidak bisa dipaksakan mengacu pada satu aturan baku saja. Ada sentuhan personal dan gaya bahasa yang berperan di dalamnya. Jadi kembali lagi pada kamu, bagaimana gaya bahasa kamu dalam menggunakan tanda baca koma. Tidak ada salah atau benar, selama itu mengacu pada selera berbahasa masing-masing.