Trik Agar Tak Kehabisan Ide Percakapan dalam Bahasa Inggris
Oh no, dead air! Ini hal yang paling dihindari saat sedang berbicara atau bercakap-cakap dengan orang lain. Dead air adalah kondisi hening tiba-tiba yang awkward atau aneh saat sedang berbicara. Biasanya karena kehabisan topik pembicaraan.
Ketika sebelumnya kalian sudah belajar tentang cara memulai percakapan dalam bahasa Inggris, kali ini kita masuk dalam bahasan yang lebih dalam lagi yaitu bagaimana menjaga agar percakapan berlangsung seru bahkan membuat lupa waktu!
Simak beberapa trik ini untuk menghindarkan kamu dari kehabisan ide saat bercakap-cakap dengan orang lain!
Mainkan “Reminds Me Of…”
Ketika kehabisan topik, coba ajak lawan bicara untuk sama-sama bermain “reminds me of…” yaitu mengenang beberapa hal menarik yang pernah dialami bersama atau salah satu dari kalian. Yang terpenting adalah ada kaitannya dengan apa yang tengah kalian bicarakan atau lihat.
Mudah saja caranya, misalnya kamu sedang berada di sebuah café, dan melihat band menyanyikan lagu tertentu. Lontarkan saja kalimat, “You know? The song reminds me of …” ini bisa membuka percakapan yang menarik.
Dengan banyaknya kesamaan cerita antara satu orang dan lainnya, akan membuat mereka merasa terkoneksi dan tertarik untuk menjadi lebih dekat. Tapi ingat, trik ini hanya bisa dilakukan satu kali saja. Jangan sampai kamu mencoba trik ini untuk percakapan dengan orang yang sama.
Lontarkan “Open-Ended Question”
Jangan lontarkan pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban “yes” atau “no” saat sedang bercakap-cakap dengan orang lain. Lontarkan pertanyaan open-ended yang memancing mereka untuk menjawab dengan panjang dan lebih menarik.
Coba bandingkan kedua kalimat ini:
- “Oh you are from Toronto. Do you like Toronto?” (Oh kamu dari Toronto. Apakah kamu suka Toronto?)
- “I see that you are from Toronto. How do you like Toronto? Tell me, I’m curious about it.” (Jadi kamu berasal dari Toronto. Apa yang kamu suka dari Toronto? Aku penasaran ingin tahu lebih jauh)
Dari kedua contoh pertanyaan di atas, terlihat bahwa pertanyaan kedua adalah yang berupa open-ended question. Lawan bicara akan menjawab dengan hal-hal yang mereka suka dan bisa berlanjut ke percakapan menarik lainnya.
Tanyakan “Why?”
Berikutnya adalah aturan dasar yang hampir semua orang tahu untuk bisa membuat percakapan tetap menarik adalah dengan bertanya “why” atau “mengapa”. Cara ini bisa menciptakan koneksi lebih dekat dengan lawan bicara.
Gunakan pertanyaan “revival” atau yang saling berkaitan. Biasanya pertanyaan ini begitu luas dan lawan bicara bisa bercerita dengan bebas. Contohnya:
“So what’s your story?” (Jadi, apa ceritamu?)
“You mean what I do for work or what do I like to do for fun?” (Maksudmu apa profesiku atau apa yang kulakukan saat bersenang-senang?)
Beri Pujian Eksplisit
Selain pujian yang diberikan untuk penampilan yang kasat mata, cara lain untuk membuat orang lain engage dalam apa yang kalian perbincangkan adalah dengan memberikan pujian secara eksplisit.
Contohnya ada orang yang sangat murah senyum, maka lontarkan pujian bahwa dia akan menjadi orang yang cocok dengan anak kecil. Cara ini akan membuat orang lain bisa membuka diri lebih jauh dan bercerita hal menarik lain dari hidup mereka.
Bahkan ketika pujian kamu salah, hal ini tetap bisa menciptakan topik baur dalam perbincangan kalian. Menarik, kan?
Biarkan Mereka Pimpin Pembicaraan
Jangan jadi satu-satunya orang yang harus mengendalikan arah percakapan kalian. Biarkan mereka juga mengambil alih dalam memimpin pembicaraan. Cara ini akan membuat kemungkinan kehabisan ide bisa dihindari.
Ingat, bahkan jeda selama tiga detik saat bercakap-cakap saja bisa terasa begitu lama. Ketika lawan bicara memecah kesunyian dengan kalimat sederhana, beri komentar dengan mengulang apa yang mereka bicarakan untuk memancing mereka bercerita lebih jauh lagi.
Beri “Conversation Fillers”
Hal yang tak kalah penting adalah dengan memberikan beberapa “fillers” atau kata-kata yang bisa menjamin percakapan terus berlangsung dan menghindari kesunyian yang terasa aneh. Beberapa di antaranya adalah:
- Really? (Menyatakan rasa terkejut dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara)
- I mean… (Mengulang kembali eksplanasi)
- What I mean is… (Menjelaskan lebih jauh)
- Kind of… (Like atau semacam itu)
- You know (Memulai sebuah kalimat atau cerita)
- Back to our topic… (Tidak melebar dari topik awal)
- (Mengonfirmasi apa yang telah diucapkan lawan bicara)
- Sure! (Memberikan konfirmasi dengan penekanan)
- What a pity! (Merasa kasihan)
- You’re joking! (Meyakinkan diri bahwa lawan bicara mengucapkan hal yang serius)
- Let me think… (Mencoba untuk mengisi waktu)
- How awful! (Ekspresi negatif)
- So sad! (Menyatakan rasa frustrasi atau turut bersedih)
- Oh no! (Menunjukkan rasa frustrasi)
- Have you? (Auxiliary verb untuk mengulangi fakta yang didengarkan)
Beberapa “fillers” ini menjadi penghubung dari sebuah cerita ke cerita lainnya dengan lawan bicara. Meski terlihat sepele, namun kata-kata atau frasa singkat di atas bisa menjembatani agar kalian tidak kehabisan ide saat sedang bercakap-cakap.
Selain itu, kalimat demi kalimat yang kalian lontarkan dalam percakapan juga akan semakin jelas dan dimengerti dengan mudah lewat berbagai ekspresi di atas. Tentu saja ekspresi-ekspresinya tidak hanya terbatas pada hal tersebut saja, masih ada banyak sekali hal lain untuk menjelaskan dan membuat lawan bicara merasa terikat dengan kita.
Bangkitkan Rasa Percaya Diri
Selain membekali diri dengan konten dan tips di atas, jangan lupa untuk membekali diri dengan kepercayaan diri ya! Semua orang penting, jadi jangan takut untuk merasa tak bisa membangun percakapan yang menarik.
Ingat, manusia suka berbicara tentang passion dan ketertarikan mereka. Gunakan ekspresi dan energi antusias untuk membangun mood dalam sebuah percakapan. Siapa yang suka berdialog dengan orang yang lemas dan terlihat ogah-ogahan?
Cara ini sekaligus akan membuat skill sosial kamu jadi semakin baik dan membuat orang lain tertarik untuk berbicara lebih jauh dengan kamu. Tidak ada persiapan atau naskah untuk bercakap-cakap dengan orang lain, semuanya berlangsung secara natural.
Dengan menguasai seluruh trik yang sudah dijelaskan di atas, maka tak ada lagi yang namanya momen-momen “I don’t know what to say” karena semuanya bisa diatasi dengan mudah.