Apa Itu Compound Sentence?

Kalimat dalam bahasa Inggris seperti halnya bahasa Indonesia juga terdiri dari beberapa jenis. Ada empat jenis kalimat dalam bahasa Inggris yakni simple sentence (kalimat sederhana), compound sentence (kalimat majemuk), complex sentence (kalimat kompleks), dan compound-complex sentence (gabungan kompleks dan majemuk).
Hal yang membedakan dari keempat tipe kalimat tersebut adalah strukturnya. Simple sentence adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa saja dimana hanya terdapat satu subyek dan predikat didalamnya. Compound sentence terdiri dari gabungan dua kalimat simple sentence dimana kedua kalimat sederhana tersebut dihubungkan dengan kata penghubung atau coordinate conjunction.
Complex sentence juga terdiri dari dua kalimat sederhana namun satu kalimat berperan sebagai independent sentence (kalimat utama) sedangkan kalimat lainnya sebagai dependent sentence (kalimat pendukung). Gabungan independent sentence dan dependent sentence akan digabungkan dengan subordinating conjunction (kata hubung).
Yang terakhir, compound-complex sentence merupakan perpaduan dari compound sentence dan complex sentence. Ini berarti dalam rangkaian kalimat tersebut terdapat setidaknya dua kalimat independent sentence dan satu atau dua kalimat dependent sentence yang saling berkaitan.
Kali ini kami akan membahas khusus mengenai compound sentence. Seperti telah dijelaskan sebelumnya dengan singkat, compound sentence ini ciri khasnya adalah adanya dua atau lebih kalimat independent sentence yang nantinya dihubungkan dengan bantuan tanda baca semicolon, coordinating conjunction (kata hubung), atau gabungan semicolon dan transitional expression.
Sebelum terlalu jauh membahas compound sentence, kita perlu tahu dulu apa itu independent sentences. Karena independent sentences yang membentuk compound sentences. Independent sentence merupakan kalimat lengkap yang memiliki subyek dan predikat yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan makna. Sehingga jika sebuah kalimat tidak memberikan makna apa-apa tanpa kehadiran kalimat lainnya, maka kalimat tersebut tidak termasuk dalam independent sentence melainkan dependent sentence.
Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini untuk membedakan mana yang independent sentence dan mana yang dependent sentence.
- I want to go to school tomorrow (Saya ingin ke sekolah besok)
- She doesn’t want to eat anymore (Dia tidak ingin makan lagi)
- He really needs those books (Dia sangat membutuhkan buku-buku tersebut)
- When she went to school yesterday (Saat Ia ke sekolah kemarin)
- But he didn’t know about that issue (Tapi Ia tidak tahu tentang masalah tersebut)
- Or you will eat all the foods (Atau kamu akan makan semua makanan tersebut)
Dari keenam contoh kalimat di atas, kalimat 1, 2 dan 3 merupakan independent sentence. Hal ini ditandai dengan adanya subyek dan predikat pada kalimat-kalimat tersebut. Sedangkan kalimat 4, 5 dan 6 adalah dependent sentence karena walaupun memiliki subyek dan predikat namun terdapat kata hubung yang terletak di awal kalimat yang menandakan bahwa kalimat ini tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan independent sentence untuk membentuk satu makna.
Kembali beralih pada pembahasan utama kita yaitu compound sentence. Sejauh ini Anda pasti telah memahami bahwa dalam membentuk satu kalimat compound sentence, Anda setidaknya membutuhkan dua kalimat independent sentence. Nantinya Anda cukup memanfaatkan bantuan tanda baca semicolon, coordinator conjunction (kata hubung) atau gabungan antara tanda koma dan kata hubung, atau gabungan semicolon dan kata hubung untuk menggabungkan kalimat-kalimat independent sentence.
Penggunaan semicolon dan coordinator conjunction tidak sebatas menyatukan dua kalimat independent sentence atau lebih. Penggunaan keduanya memiliki fungsi lebih selain penghubung juga semakin menegaskan makna dan alur pada kalimat tersebut. Inilah mengapa keberadaan tanda baca semicolon dan coordinator conjunction dalam compound sentence adalah wajib adanya. Tanpa ketiganya, kalimat hanya akan berupa kumpulan kata-kata yang sulit dimaknai dan berpotensi menjadi run-on sentence atau kalimat yang terdiri dari dua atau lebih independent sentences namun tidak terhubung dengan tepat.
Berikut ini beberapa contoh dari compound sentences :
- She is so hungry, but she doesn’t want to eat (Dia kelaparan, tapi dia tidak mau makan)
- He bought books; she bought pens (Dia membeli beberapa buku; dia membeli beberapa pena)
Dua contoh kalimat di atas merupakan compound sentences. Masing-masing terdapat dua kalimat independent sentences yang dapat berdiri sendiri dan ketika digabungkan menggunakan bantuan tanda baca semicolon dan kata hubung.
Mari kita bedah satu-satu contoh kalimat di atas untuk lebih jelasnya. Kalimat pertama, she is so hungry, but she doesn’t want to eat, awalnya terdiri dari dua kalimat yang berdiri sendiri yakni she is so hungry dan she doesn’t want to eat.
Saat akan digabungkan menjadi satu kalimat panjang, kedua kalimat tersebut perlu bantuan dari tanda baca dan kata hubung. Dari contoh kalimat pertama, tanda baca dan kata hubung yang digunakan adalah koma dan but (tapi). Dengan adanya koma dan kata hubung tersebut maka dua kalimat yang awalnya berdiri sendiri membentuk satu makna baru saat disatukan.
Begitu pula dengan contoh kalimat kedua. Hanya saja pada kalimat kedua ketika dua kalimat disatukan, tanda baca yang digunakan adalah semicolon.
Secara umum saat membentuk compound sentences, dapat dilakukan dengan tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah dengan memanfaatkan tanda baca semicolon dan coordinator conjuctions (kata hubung).
COMPOUND SENTENCE DAN SEMICOLON
Cara pertama untuk menggabungkan dua kalimat independent sentences membentuk compound sentences adalah dengan menggunakan tanda baca semicolon. Semicolon sering dikenal dengan bentuk titik dan koma atau (;). Mungkin tidak sering kita melihat kalimat seperti ini sehari-hari dan merasa asing. Tapi pada kenyataannya kalimat yang menggunakan semicolon memang ada.
Penggunaan semicolon dimaksudkan untuk memberikan penekanan berhenti pada suatu kalimat, sama halnya dengan tanda baca titik. Bedanya, jika setelah tanda titik maka kalimat berikutnya harus diawali dengan huruf kapital, maka saat menggunakan semicolon hal tersebut tidak berlaku.
Pada compound sentences yang memakai semicolon, struktur kalimatnya akan menjadi independent sentences; independent sentences.
Contoh kalimat:
- She likes cats; she buys some cats’ accessories. (Dia menyukai kucing; dia membeli beberapa aksesoris kucing)
- He loves to eat satay that much; he learns how to make satay. (Dia sangat suka makan sate; dia belajar cara membuat sate)
Namun terkadang penggunaan semicolon tidak berlaku untuk semua kondisi. Seperti misalnya kalimat-kalimat yang mengandung ide yang berbeda. Akan menjadi satu kesalahan jika Anda menggabungkan kalimat-kalimat tersebut dengan bantuan semicolon. Seperti contoh di bawah ini :
He wants to take a rest; he has some homework to do (Dia ingin beristirahat; dia memiliki beberapa pekerjan rumah yang harus dikerjakan)
Kalimat di atas maknanya berbeda, subyek dia ingin beristrahat namun masih banyak tugas yang seharusnya dikerjakannya. Untuk kalimat seperti ini, penggunaan semicolon tidak tepat. Namun, masih ada dua cara lain untuk membentuk compound sentences yaitu menggunakan gabungan semicolon dan transitional expression dan gabungan koma dan coordinating conjunction.
COMPOUND SENTENCES, TANDA BACA SEMICOLON DAN TRANSITIONAL EXPRESSION
Cara kedua yang dapat digunakan untuk membentuk compound sentences adalah dengan bantuan semicolon dan transitional expression. Transitional expression adalah kata atau frasa yang menunjukkan adanya hubungan antara dua ide.
Menggunakan gabungan semicolon dan transitional expression akan memberikan kesan yang lebih halus dibandingkan hanya menggunakan semicolon. Beberapa contoh dari transitional expression adalah also (juga), in contrast (berlawanan), therefore (oleh karena itu), as a result (akibatnya), dan lain-lain.
- Menambahkan ide yang sama : in addition (sebagai tambahan), also (juga), moreover (dan lagi)
- Menunjukkan hal yang berlawanan : however (namun), in contrast (sebaliknya), on the other hand (di sisi lain)
- Menunjukkan hasil : therefore (oleh karena itu), as a result (hasilnya), consequently (karenanya)
- Memberikan contoh : for example (sebagai contoh), for instance (misalnya)
- Menunjukkan daftar urutan : first (pertama), second (kedua), third (ketiga), next (berikutnya), then (lalu/kemudian)
Saat menggunakan cara kedua ini, perlu adanya penambahan tanda baca koma yang diletakkan setelah transitional expression. Sehingga struktur kalimatnya menjadi independent sentence; transitional expression, independent sentences.
Contoh kalimat :
- He has some homework to do; however, he wants to take a rest. (Dia memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan; meski begitu, dia ingin beristirahat)
- She came home late; as a result, she didn’t get what she wanted. (Dia pulang telat; akibatnya, dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya)
Satu hal yang perlu diketahui, transitional expression bukanlah conjunction atau kata hubung. Transitional expression tidak dimaksudkan untuk menggabungkan kalimat secara tata bahasa. Itulah sebabnya tanda titik atau semicolon dibutuhkan sebelum meletakkan transitional expression di antara dua independent sentences.
Dalam hal ini Anda juga tidak dapat mengganti peran semicolon dengan tanda baca koma. Hal ini akan menyebabkan terjadinya comma splices yang merupakan bagian dari run-on sentences.
COMPOUND SENTENCE, TANDA KOMA DAN COORDINATOR CONJUNCTIONS
Cara ketiga yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan tanda baca koma dan coordinator conjunction. Ada tujuh coordinating conjunction yang dapat digunakan yaitu for (karena), and (dan), nor (tidak), but (tapi), or (atau), yet (tapi), so (jadi/sehingga) yang biasanya disingkat dengan fanboys.
Contoh kalimat :
- They were so exhausted, for there were so many things to do. (Mereka kelelahan, karena terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan)
- Linda paid so much for those book, yet she still wanted to buy more books. (Linda membayar mahal untuk buku-buku tersebut, tapi dia masih ingin membeli beberapa buku lagi)
- She forgot about the problem, and she didn’t want to talk about it anymore. (Dia telah melupakan tentang masalah itu, dan dia tidak ingin membicarakan tentang masalah itu lagi)
- They are still starving, so they ask for more foods. (Mereka masih kelaparan, jadi mereka meminta makanan lagi)
Perhatikan bahwa tanda koma berada sebelum coordinator conjunction bukan setelahnya.
Itu tadi tiga cara yang dapat dilakukan untuk membentuk compound sentences. Meski begitu ada hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan compound sentences, yakni menghindari terjadinya run-on sentences.
Seperti telah dijelaskan di atas, run-on sentences berpotensi terjadi pada gabungan dua atau lebih independent sentences. Dimana penggabungan kalimat tersebut tidak dilakukan dengan tepat.
Jika independent sentences yang Anda buat hanya berupa kalimat pendek, paralel dan saling berkaitan erat, maka sah-sah saja jika hanya menggunakan tanda koma atau kata hubung untuk menggabungkan dua independent sentences yang pendek. Seperti contoh di bawah ini :
- She draws a flower, she paints it. (Dia menggambar sebuah bunga, dia mewarnainya)
- She draws a flower and she paints it. (Dia menggambar sebuah bunga dan dia mewarnainya)
Namun untuk kalimat yang jauh lebih panjang diharuskan untuk menggunakan gabungan tanda baca koma dan kata hubung. Hal ini karena jika hanya menggunakan tanda baca koma di sebuah kalimat panjang berpotensi terjadinya comma splice yang merupakan salah satu jenis run-on sentences.