Perbedaan Lay, Lie, Lain, dan Laid
Jika diperhatikan dengan saksama, bahasa Inggris sebenarnya memiliki aturan-aturan tata bahasa yang terkadang membuat bingung. Dalam hal ini bingung untuk penerapannya. Tidak terlalu sulit dimengerti namun jika tidak hati-hati, maka berpotensi untuk melakukan kesalahan.
Ambil contoh misalnya pada penggunaan kata-kata lay, lie, lain dan laid. Sepintas kita akan menganggap bahwa ini terdiri dari empat kata berbeda dengan arti yang berbeda pula. Namun, saat diperhatikan baik-baik, pada dasarnya empat kata tersebut terdiri dari dua kata yang berbeda dan sisanya adalah bentuk pengembangan.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahasa tentang bagaimana menerapkan lay, lie, lain dan laid pada suatu kalimat. Kita akan belajar apa saja yang menjadi pembeda antara kata-kata tersebut sehingga tidak rancu saat akan menggunakannya dalam kalimat.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, keempat kata tersebut di atas terdiri dari dua kata yang berbeda yakni lay dan lie. Lay dan lie adalah dua kata kerja berbeda yang memiliki makna berbeda pula.
LAY
Lay merupakan sebuah kata kerja yang secara umum berarti “meletakkan atau menata sesuatu di bawah”. Lay adalah bagian dari transitive verb (kata kerja transitif), yang mana kata kerja ini membutuhkan setidaknya satu obyek. Kata kerja ini menerangkan sesuatu yang terjadi pada suatu obyek. Agar lebih jelas, silakan perhatikan contoh di bawah ini :
I lay down the pen on the table (saya meletakkan sebuah pena di meja)
Contoh kalimat di atas terlihat bahwa subyek dalam hal ini adalah saya melakukan aksi pada sebuah obyek berupa pena. Subyek meletakkan sebuah obyek yakni pena. Jelaslah alasan kenapa dibutuhkan setidaknya satu obyek.
LIE
Lie yang awam dalam kehidupan sehari-hari memiliki arti berbohong. Namun untuk topik ini, bukan itu arti yang dimaksud. Berbeda dengan lay, lie berarti “berbaring atau berada dalam posisi horizontal”. Jika pada kata lay, subyek melakukan aksi pada obyek, maka pada kata lie, subyek yang melakukan aksi berbaring. Untuk lebih jelasnya, maka perhatikan contoh di bawah ini :
I lie down on the bed (saya berbaring di tempat tidur)
Dari contoh tersebut terlihat jelas bahwa yang melakukan aksi adalah subyek dan subyek melakukan aksi tersebut pada dirinya sendiri. Sehingga pada kata lie sama sekali tidak membutuhkan obyek sebagai penerima aksi.
Ada satu tips untuk lebih mudah mengingat perbedaan antara ‘lay’ dan ‘lie’ yakni dengan menggunakan frasa ‘lay it on me’. Frasa ini sama maknanya dengan ‘talk to me about it’. Melalui frasa ‘lay it on me’ dianggap dilihat bahwa kata lay selalui diikuti obyek, dalam hal ini obyeknya merujuk ke ‘it’.
Dari penjelasan tentang lay dan lie di atas, kami harap para pembaca setidaknya dapat menarik kesimpulan apa yang menjadi perbedaan mendasar dari kedua kata tersebut. Sehingga tidak kebingungan lagi saat harus menerapkannya dalam sebuah kalimat.
Lalu, Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana dengan dua kata lainnya, yakni lain dan laid ? Tenang, kami akan menjelaskannya lebih lanjut.
LAIN DAN LAID
Membedakan kata lay dan lie sebenarnya tidak terlalu sulit. Anda mungkin akan lebih susah saat kedua kata tersebut berubah bentuk karena mendapat perlakuan melalui tenses (keterangan waktu). Perhatikan perubahan kata lay dan lie di bawah ini beserta contoh kalimatnya :
- LAY
-
- Present tense = lay
I choose the book from the shelves and lay it on the table (Saya memilih buku dari rak dan meletakkannya di meja)
-
- Past tense = laid
She laid the clothes on the floor (Dia meletakkan pakaian di lantai)
-
- Past participle = laid
He had laid his phone on the table before he left (Dia telah meletakkan telepon genggamnya di meja sebelum dia pergi)
- LIE
-
- Present tense = lie
I’m tired. I need to lie down (Saya lelah. Saya butuh berbaring)
-
- Past tense = lay
He lay down all day long yesterday since he felt sick (Dia berbaring seharian kemarin karena dia merasa tidak enak badan)
-
- Past participle = lain
She had lain on the floor before getting up (Dia telah berbaring di lantai sebelum kemudian bangkit berdiri)
Pada keterangan waktu present tense (masa sekarang) terlihat kedua kata tidak mengalami perubahan apapun. Yang membedakan keduanya hanyalah keberadaan obyek. Lay diikuti obyek sedangkan lie tidak. Beralih ke keterangan waktu past tense (masa lampau), lay berubah menjadi laid sedangkan lie berubah menjadi lay.
Berubahnya lie menjadi lay pada past tense tidak mengubah aturan yang berlaku. Lie yang berubah menjadi lay tetap tidak membutuhkan obyek apapun. Hanya cara pengucapannya yang berubah seperti mengucapkan kata lay (meletakkan).
Bentuk past participle untuk kata lay (meletakkan) sama dengan bentuk lampaunya (past tense). Yang sering menjadi masalah adalah pada bagian past participle untuk kata lie. Kebanyakan yang sering terjadi, orang-orang menggunakan lied saat mengubah lie ke dalam past participle. Padahal yang benar adalah kata lie berubah menjadi lain untuk past participle. Sementara lied merupakan bentuk kedua dari lie yang juga memiliki arti lain yakni berbohong.
Pada akhirnya untuk semakin memudahkan Anda mengingat konsep di atas adalah dengan sering menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta tips paling mudah untuk membedakan kedua kata tersebut adalah selalu ingat bahwa lay harus diikuti oleh obyek sedangkan kata lie tidak membutuhkan obyek. Selamat belajar.