sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Pelajaran Contoh Percakapan Membeli Obat di Apotek

Conversation at a Drug Store

Kalau sebelumnya kita sudah belajar mengenai membaca dan membeli salah satu “alat penting” dalam hidup, yakni mata uang, dalam bahasa Inggris, kini saatnya kita belajar aspek bahasa Inggris tentang salah satu kegiatan yang melibatkan mata uang, atau membeli itu, dari artikel ini.

Seperti judul artikel tutorial bahasa Inggris ini, kita akan belajar dari contoh percakapan saat membeli obat di apotek.

Berikut ini adalah contoh percakapan, atau conversation at a drug store, yang akan kita jadikan acuan untuk belajar:

Teenage Guy: *knock knock* Hello, do you have any Manuka honey?

(Remaja Pria: *mengetuk pintu* Halo, apakah madu Manuka masih ada?)

Pharmacist: I’m sorry. All Manuka honeys have been sold out. Do you want to try Komix instead? It’s also an effective cough medicine.

(Apoteker: Mohon maaf, semua madu Manukanya sudah habis. Apakah mau mencoba Komix? Komix juga obat batuk yang efektif, lho.)

Teenage Guy: Well, my parents prefer a more natural medicine. What about some Chinese medicines?

(Remaja Pria: Orang tuaku memilih obat yang lebih alami. Bagaimana dengan obat Tiongkok?)

Pharmacist: This Nin Jiom Pei Pa Koa costs Rp 45,000.00. And this Lo Han Kuo infusion costs Rp 30,000.00.

(Apoteker: Nin Jiom Pei Pa Koa ini harganya Rp 45.000,00. Dan infusi Lo Han Kuo ini harganya Rp 30.000,00)

Teenage Guy: *examines the two Chinese medicines clearly* I think this one *points to Lo Han Kuo infusion, then pays* is better. Do you have any advices to consume it?

(Remaja Pria: *melihat benar-benar kedua obat Tiongkok yang ada* Aku pikir yang ini *menunjuk pada infusi Lo Han Kuo, lalu membayar* lebih baik. Adakah saran untuk mengonsumsinya?)

Pharmacist: Certainly! You should steep one block in warm water and drink 1-2 times after eating every day.

(Apoteker: Tentu! Kamu harus merendam satu petak kecil dalam air hangat dan minum 1-2 kali setelah makan tiap harinya.)

Mrs Tjung: *knock knock* Excuse me… Would you please create a prescription like this? *then gives the recipe paper to the pharmacist*

(Ibu Tjung: *mengetuk pintu* Permisi… Bisakah membuat obat sesuai dengan resep ini? *kemudian memberikan kertas resep pada apoteker*)

Pharmacist: Yes, sure! Here’s your queue number *A few moments later…* Mrs Tjung, your prescriptions are ready! These are all Rp 500,000.00.

(Apoteker: Tentu! Ini nomor antriannya ya, Bu… *Beberapa waktu kemudian…* Ibu Tjung, silahkan, obatnya sudah siap! Ini semua Rp 500.000,00 ya.)

Mrs Tjung: *reads the given dose carefully, then pays for the medicine* Thank you very much!

(Ibu Tjung: *membaca dosis yang diberikan dengan hati-hati, lalu membayar* Terima kasih banyak!)

Dari cuplikan percakapan orang-orang yang hendak membeli obat di apotek di atas, setidaknya kini kita tahu, pembelian obat harus ada alurnya.

Ini berlaku untuk over-the-counter (OTC) medicine maupun obat dengan resep. Dua pelajaran alur membeli obat tersebut dipaparkan dalam poin sebagai berikut:

Alur Pembelian untuk Over-the-Counter (OTC) Medicine

Bila kita lihat alur pelayanan obat OTC pada tokoh Remaja Pria dan Apoteker, maka alur pertama adalah menyampaikan request (“Hello, do you have any Manuka honey?” atau “Halo, apakah madu Manuka masih ada?”)

Setelah itu, tunggulah apoteker yang mencarikan obat. Bila tidak ada, maka apoteker memberikan saran alternatif untuk obat serupa yang mungkin akan menjawab kebutuhan kita.

Contohnya terdapat pada baris kedua contoh percakapan, yakni, “I’m sorry. All Manuka honeys have been sold out. Do you want to try Komix instead?” (Mohon maaf, semua madu Manukanya sudah habis. Apakah mau mencoba Komix?)

Ada kalanya kita menanyakan ketersediaan obat lain, seperti si Remaja Pria yang menanyakan tentang obat Tiongkok (“Chinese medicine”), maka apoteker kembali mencari obat tersebut.

Bila ada, maka apoteker akan mengambil pilihan yang ada dan langsung menyebutkan harganya, seperti pada baris keempat contoh percakapan (“This Nin Jiom Pei Pa Koa costs Rp 45,000.00. And this Lo Han Kuo infusion costs Rp 30,000.00,” atau “Nin Jiom Pei Pa Koa ini harganya Rp 45.000,00. Dan infusi Lo Han Kuo ini harganya Rp 30.000,00,”).

Penting juga bagi kita sebagai pelanggan untuk menanyakan cara mengonsumsi obat tersebut, seperti si Remaja Pria yang menanyakan, “do you have any advices to consume it?” (adakah saran untuk mengonsumsinya?)

Dengarkan juga saran apoteker, seperti, “You should steep one block in warm water and drink 1-2 times after eating every day,” (Kamu harus merendam satu petak kecil dalam air hangat dan minum 1-2 kali setelah makan tiap harinya), pada baris keenam contoh percakapan.

Meskipun obat-obat OTC ini dijual bebas dan dapat langsung dibeli selama tersedia, kita perlu menjaga diri supaya tetap meminum obat dengan benar dan tubuh menjadi lebih sehat.

Alur Pembelian untuk Obat dengan Resep

Berbeda dengan obat OTC yang dijual bebas dan dapat langsung dibeli selama tersedia tanpa membutuhkan resep dokter, obat dengan resep dokter memerlukan pembuatan yang lebih cermat.

Karena itu, bila kita melihat contoh percakapan di atas, kita akan mendapati perubahan untuk alur saat membeli obat dengan resep.

Perubahan tersebut terlihat sejak cara memesannya di baris ketujuh. Dari baris ketujuh tersebut, kita mengetahui penyebutan aksi untuk memesan obat dengan resep, yakni “gives the recipe paper to the pharmacist” atau “memberikan kertas resep pada apoteker”.

Hal tersebut berguna, agar pertanyaan kita semacam, “Would you please create a prescription like this?” atau “Bisakah membuat obat sesuai dengan resep ini?” menjadi lebih bermakna dan apoteker tidak kebingungan menciptakan obat dari resep yang ada.

Bila apoteker dapat membuatkan resep tersebut dan bahan-bahan untuk resep tersedia (biasanya di bagian belakang apotek yang hanya dapat diakses apoteker), maka selanjutnya kita akan diberi nomor tunggu.

Dalam hal ini, apoteker dapat mengatakan, “Here’s your queue number” (Ini nomor antriannya, ya…) seperti pada baris kedelapan contoh percakapan di atas, sehingga kita akan menunggu selama “a few moments later” (beberapa waktu kemudian).

Setelah selesai, apoteker akan memanggil sesuai nomor tunggu, sampai giliran kita. Dalam contoh percakapan, kita melihat adanya, “Mrs Tjung, your prescriptions are ready!” (Ibu Tjung, silahkan, obatnya sudah siap!) sebagai cara apoteker memanggil pelanggan.

Saat memanggil pelanggan ini, tidak hanya obat jadinya yang siap, namun juga penggunaan dosisnya secara tertulis beserta dengan urutan konsumsinya, sehingga tindakan berikutnya sebelum membayar yang dapat kita sebagai pelanggan lakukan adalah, “reads the given dose carefully” (membaca dosis yang diberikan dengan hati-hati).

Satu lagi yang juga penting, baik saat membeli obat OTC maupun obat dengan resep, adalah kita harus membayar.

Pembayaran dapat dilakukan di awal, seperti ilustrasi Remaja Pria yang membayar setelah mengetahui harga obat yang dicari, atau setelah semua tindakan termasuk membaca dosis tertulis selesai, seperti pada ilustrasi Ibu Tjung.

Kini, setelah kita belajar aspek-aspek bahasa Inggris dari membeli obat di apotek, kita akan belajar beberapa contoh percakapan lagi untuk artikel tutorial bahasa Inggris ke depan.

Untuk artikel selanjutnya, kita akan belajar bahasa Inggris dari contoh percakapan saat membuka tabungan, yang dikenal juga sebagai conversation at bank”.

Penasaran mengenai pelajaran apa saja yang dapat kita ambil? Yuk, terus ikuti dan baca artikel tutorial bahasa Inggris yang selanjutnya dari kami!

English Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z

Indonesian Word Index:
A . B . C . D . E . F . G . H . I . J . K . L . M . N . O . P . Q . R . S . T . U . V . W . X . Y . Z