Pidato Inggris Singkat: Meningkatkan Mutu Pendidikan

Sekolah-sekolah di Indonesia selalu memperingati atau merayakan hari peringatan nasional seperti hari kemerdekaan, hari pendidikan nasional, hari pahlawan, dan sebagainya, baik melalui upacara, apel pagi, atau bahkan acara perlombaan. Perayaan-perayaan tersebut pasti pasti diawali oleh pidato yang dapat disampaikan oleh siapa saja, baik siswa, guru, kepala sekolah, hingga pejabat pemerintahan terkait yang mungkin diundang. Karena masih dalam lingkup pendidikan, dunia pendidikan tak jarang menjadi tema dari pidato-pidato tersebut. Berikut ini adalah contoh pidato degan tema cara meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
English
Good morning Mrs. Principal, teachers, and beloved students. As the Head of the Student’s Guardian Association, I would like to thank you for giving me the opportunity to speak to you today, in commemoration of the National Education Day.
Indonesia has gone far from its starting point. By the rapid advances of technology this country has been more developed than before. The resources that we have today are far more facilitating than the one we had hundred years ago.
Our education system has been struggling tooth and nail to provide only the best education possible. The access towards education has been widened, making it reachable even for people in remote areas. We have increased the infrastructures such as building, books, even teachers. There are even cities with payless school policy.
However, it is very unfortunate, that problems such as bullying, students fights, narcotics, free sex, and unwed pregnancy, are prevalent among youngsters or students of this nation.
Without doubts, the results contradict with all the efforts. Somehow, we are less educated than before. We are less corteous than before. We are less respectful than before. We’ve done so much, yet we’ve achieved nothing.
It is as if the education of this country has lost its direction towards its main objective.
I believe that this country needs to take a step back to reassess and redefine the final objective of the education itself, about what kind of a person that our youngsters will have to become in order to secure this country’s future.
The final objective should not be defined by only adding hours spent at school, but by the way the hours are spent. How the process of learning can be such a nice journey that doesn’t add to students’ exhaustion, instead leave them with excitement.
It should not be defined by making more schools, but by improving the one that has already existed now. How the school can provide a condusive learning environment by being supportive and understanding towards the students, by ceasing seniority, by putting an end to bullying.
It should not be defined by how many tests they need to pass, but by understanding that students have different interests and specialty. How the system is flexible enough for students to explore what they have in mind and develop their own idea of success.
Education should not be limited to schools, but every aspect of life. Thus, Indonesians must unite to provide an environment that can support the realization of a capable human being that not only excel at academics, but also a being with high sense of justice, tolerance, empathy, and overall high moral sense.
The future of this country depends on the youngsters. But how, the youngsters become a well educated human being, is every Indonesians responsibility. On this historical day, let us all commit in creating a far better education system based on our own capability and roles. Let’s improve the quality and not just quantity.
Indonesian
Selamat pagi Ibu kepala sekolah, para guru, dan murid-murid tercinta. Selaku Ketua Paguyuban Wali Murid, Saya berterima kasih atas kesempatan untuk berbicara kepada hadirin sekalian pada hari ini, dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Indonesia telah melangkah jauh dari titik awal. Dengan kemajuan pesat teknologi, negara ini telah lebih berkembang daripada sebelumnya. Sumber daya yang Kita miliki saat ini jauh lebih memudahkan daripada yang Kita miliki ratusan tahun yang lalu.
Sistem pendidikan kita telah berjuang mati-matian untuk menyediakan pendidikan terbaik. Akses terhadap pendidikan telah diperluas, memungkinkan keterjangkauannya bagi masyarakat pada daerah terpencil. Kita telah menambah infrastruktur seperti bangunan, buku, dan guru. Bahkan ada beberapa kota yang memiliki kebijakan sekolah gratis.
Akan tetapi, sangat disayangkan karena saat ini masalah seperti perundungan, tawuran antar siswa, narkoba, seks bebas, dan kehamilan di luar pernikahan, justru sering ditemui pada pemuda atau siswa di negara ini.
Tak bisa dipungkiri, hasil yang diperoleh berlawanan dengan usaha yang telah dilakukan. Entah mengapa, Kita justru kurang berpendidikan dari sebelumnya. Kita kurang sopan dari sebelumnya. Kita kurang menghargai dari sebelumnya. Kita telah melakukan banyak hal, tetapi tidak memperoleh hasil yang diinginkan.
Seakan-akan pendidikan di negara ini telah kehilangan arah dari tujuan awalnya.
Saya yakin, bahwa negara ini harus menilai dan menentukan kembali tujuan akhir yang ingin dicapai, terutama mengenai manusia seperti apa yang ingin diwujudkan pada diri pemuda-pemudanya demi menyelamatkan masa depan bangsa.
Tujuan akhir tersebut tidak bisa ditentukan hanya dengan menambahkan waktu belajar di sekolah, tetapi dengan bagaimana waktu belajar tersebut dilalui. Bagaimana proses belajar dapat menjadi sebuah perjalanan yang menyenangkan yang tidak menambah jenuh murid, tetapi justru memberi mereka kegembiraan.
Tujuan akhir tersebut tidak bisa ditentukan dengan hanya menambahkan jumlah sekolah yang ada, tetapi dengan meningkatkan kualitas dari sekolah yang ada sekarang. Bagaimana sekolah dapat mendukung dan memahami murid, memberantas senioritas, dan mengakhiri perundungan.
Tujuan akhir tersebut tidak bisa ditentukan dengan seberapa banyak ujian yang harus dilalui siswa, tetapi dengan memahami bahwa setiap siswa memiliki ketertarikan dan keahlian yang berbeda-beda. Bagaimana sistem yang ada cukup fleksibel sehingga siswa dapat menggali apa yang mereka pikirkan dan mengembangkan standar sukses mereka masing-masing.
Pendidikan tidak bisa hanya dilakukan di sekolah, tetapi pada seluruh aspek kehidupan. Maka dari itu, rakyat Indonesia harus bersatu untuk menyediakan lingkungan yang dapat mendukung terwujudnya manusia cakap yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga manusia dengan rasa keadilan, toleransi, dan empati yang tinggi, serta secara keseluruhan memiliki nilai moral yang tinggi.
Masa depan bangsa ini bergantung pada pemudanya. Tetapi, bagaimana para pemuda bisa menjadi manusia yang terdidik secara baik, adalah tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Pada hari bersejarah ini, marilah Kita bersama-sama berkomitmen untuk menjadikan sistem pendidikan lebih baik, sesuai kemampuan dan peran kita masing-masing. Mari tingkatkan kualitas, tidak hanya kuantitas.